BETHLEHEM (Berita SuaraMedia) – Sebuah kelompok HAM Israel telah merilis sejumlah foto dari tentara dan penjaga perbatasan Israel di sisi para tahanan Palestina dengan mata tertutup dan tangan diborgol – beberapa dari mereka bahkan telah meninggal.
Breaking the Silence membentuk grup Facebook dengan nama "Norma yang dibantah oleh Avi Benayahu," seorang juru bicara militer Israel yang menggambarkan perilisan foto tersebut oleh seorang bekas tentara yang berada di samping para tahanan itu sebagai sebuah pengecualian.
"Kampanye baru ini dilaksanakan pasca publikasi foto Eden Abergil, dengan tujuan untuk memperlihatkan kelaziman fenomena itu di kalangan prajurit IDF," ujar Breaking the Silence dalam sebuah pernyataan ke situs berita Israel, Ynet.
"Foto yang telah dirilis itu hanya puncak dari gunung es. Banyak orang yang memiliki ribuan foto, tapi hanya sebagian kecil yang dipublikasikan. Kami menjadikan Eden sebagai kambing hitam, sementara normanyalah yang seharusnya menjadi sasaran."
Foto aslinya memicu reaksi keras dari Otoritas Palestina. "Ini menunjukkan mental para penjajah, bangga ketika mempermalukan rakyat Palestina. Tidak satu hal pun di dunia ini yang bisa membenarkan penghinaan itu yang merupakan bagian dari praktik pendudukan israel setiap harinya," ujar Media Center Otoritas Palestina.
"Pendudukan itu tidak adil, tidak bermoral dan, seperti yang ditunjukkan oleh foto-foto ini, merusak. Pendudukan harus diakhiri dan hak serta martabat rakyat Palestina harus dihormati. Kami menyerukan pada semua pembela HAM untuk melakukan upaya mengakhiri pendudukan Israel dan menutup era kegelapan ini demi kemanusiaan," bunyi pernyataan media.
Eden Abergil, 26, mengunggah sebuah album foto berjudul "IDF: hari-hari terbaik dalam kehidupanku" di situs jejaring sosial. Beberapa dari foto itu memperlihatkan dirinya berpose dengan warga Palestina yang ditutup matanya yang tertangkap saat berusaha menyeberang dari Gaza ke Israel.
Terlampir ke salah satu foto itu adalah komentar dari salah satu teman Abergil, "Itu terlihat sangat seksi untukmu." Abergil membalas, merujuk pada tahanan Palestina tersebut: "Aku ingin tahu apa dia juga ada di Facebook. Aku harus men-tag dirinya di foto ini."
Foto-foto itu adalah pengingat dari foto-foto yang jauh lebih memalukan dari tahanan Irak yang telanjang yang dijepret oleh tentara AS di penjara Abu Ghraib. Ketika foto-foto itu terungkap di tahun 2003, beberapa dari pelaku dipenjara.
Tapi dalam sebuah wawancara dengan Army Radio, Abergil tidak menyesal – bahkan bersikap agresif.
"Aku masih tidak mengerti apa yang salah," ujarnya. "Foto-foto itu diambil dengan niat baik, tidak ada pernyataan di dalamnya." Dia mengatakan foto-foto itu adalah suvenir yang diambil untuk mengenang pengalaman militernya dan diminta pewawancaranya jika media selalu meminta ijin pada tahanan untuk memfilmkan mereka.
Abergil juga mengacuhkan pernyataan bahwa gambar-gambar itu bisa merusak citra Israel. "Kami akan selalu diserang," ujarnya. "Apapun yang kami lakukan, kami akan selalu diserang."
Tapi seorang juru bicara IDF mengecam Abergil. "Ini adalah foto-foto yang memalukan," ujar Kapten Barak Raz pada kantor berita Associated Press.
"Terlepas dari masalah keamanan informasi, kami membicarakan pelanggaran serius terhadap kode etik dan moral kami dan jika prajurit ini masih aktif bertugas hari ini, saya bisa bayangkan bahwa dia pasti akan segera diadili secara militer."
Dinas militer di dalam IDF adalah wajib bagi setiap warga negara Israel non-Arab, baik itu pria maupun wanita. Dan Abergil bukan satu-satunya mantan tentara IDF yang memiliki album foto dari hari-hari militer mereka dengan foto-foto para tahanan – atau sebuah album foto. Namun, dia adalah satu-satunya yang sejauh ini cukup bodoh untuk mengabaikan pengaturan privasinya.
Foto-foto tentara AS yang melecehkan tahanan Irak menimbulkan kecaman internasional pada tahun 2004 lalu, mendorong kesimpulan mencolok bahwa kampanye AS untuk memenangkan hati dan pikiran rakyat Irak telah gagal.
"Ini adalah senjata makan tuan bagi Amerika," ujar Abdel Bari Atwan, editor surat kabar Arab, Al Quds Al Arabi. "Sang pembebas ternyata lebih buruk daripada para diktator."
"Mereka tidak hanya kehilangan hati dan pikiran rakyat Irak tapi semua negara-negara Arab dan Dunia Ketiga," ujarnya saat itu.
Program berita CBS saat itu menayangkan sejumlah foto yang diambil di Abu Ghraib akhir tahun sebelumnya yang memperlihatkan tentara Amerika melecehkan beberapa tahanan Irak. Foto itu memperlihatkan para tentara tersenyum, berpose, tertawa, atau memberikan tanda jempol saat tahanan pria Irak tanpa busana ditumpuk seperti piramid atau diposisikan untuk mensimulasikan tindakan seksual dengan sesama tahanan.