Saudaraku kaum muslimin…
Alloh [swt] berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kalian orang fasiq membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kalian tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaan sebenarnya yang menyebabkan kalian menyesal atas perbuatan kalian itu.” (QS. al-Hujurot [49]: 6)
Di era informasi dan teknologi yang sangat pesat saat ini, peta aqidah dan sejarah umat Islam sadar atau tidak sadar telah ikut berubah sepesat itu pula. Keyakinan orang tentang alam gaib, tentang loyalitas kepada sesama Muslimin serta disloyalitas kepada kekufuran dan kemaksiatan, kekuatan dan kelemahan terhadap komitmen hukum-hukum Alloh [swt] semuanya ikut berubah.
Semuanya hanya memiliki dua peta seperti yang difirmankan Alloh [swt]:
1) Wali Alloh [swt] yang mengeluarkan umat manusia dari dzulumat kepada nur, atau 2) wali setan yang mengeluarkan umat manusia dari nur kepada dzulumat.
Alloh [swt] berfirman:
“Alloh pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Sedangkan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah setan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”(QS. al-Baqoroh [2]: 257)
Nur (cahaya) itu adalah Islam, al-Qur`an, Sunnah, tauhid, ittiba` kepada Rosululloh secara mutlak serta pemahaman dan penerapan mulia para sahabat dan para salafus sholeh. Sedangkan dzulumat (kege-lapan) adalah kesyirikan, kekufuran, kebid’ahan dan kemunafikan. Dengan demikian peta informasi dan tekno-logi yang berkembangpun tak lepas dari dua peta tersebut, berusaha mengeluarkan manusia dari kesyiri-kan, kekufuran dan kemunafiqan kepada Islam, al-Qur`an, sunnah, tauhid, ittiba` dan para sohabatnya yang mulia, atau sebaliknya dari nur Islam kepada dzulumat kesyirikan, kekufuran dan kemunafiqan.
Saudaraku kaum muslimin…
Fahm al-Waqi’ , fahm adalah pemahaman dan al-waqi` adalah realita yang terjadi, terlihat dan terasa dalam kehidupan, baik dalam lingkup regional maupun internasional. Bagi seorang mu`min fahm al-waqi` adalah satu sisi dari dua wajah mata uang kewajiban dalam mempetakan jalan kehidupan mereka. Satu sisi kewajiban lainnya adalah fiqh al-Nushsus (memahami nash-nash secara syar`i tentang realita tersebut). Kata tabayyun dalam QS. al-Hujurot [49]: 6 di atas menunjuk-kan kewajiban yang diamanahkan kepada umat Islam untuk selalu mencari data-data seakurat dan se-valid mungkin tentang setiap informasi yang datang kepada mereka atau peristiwa yang mereka saksikan. Jika tidak, penyesalan akan terjadi dan penyesalan setelah segala sesuatunya terjadi tidak berguna, apa-lagi kalau sampai memberikan dan menyebarkan kebohongan atau ter-tipu oleh kebohongan yang merebak.
Informasi yang sampai kepada kita hampir tak dapat dibendung hadir setiap detiknya di semua pusat-pusat informasi, baik cetak maupun elektronik. Perubahan peta dunia dengan semua isi ideologi dan sosial-politiknya tak lepas dari sorotan dan pengaruh pusat-pusat informasi. Perang di Tim-Teng yang terus bergeser, ruhtuhnya ekonomi Eropa hingga centang perenang wajah peradaban Asia akan terus me-menuhi gambar-gambar dan suara-suara kehidupan kita. Keributan Israel dengan Turki, Keributan antara Amerika, Inggris, Perancis dengan Iran dan lain-lain telah mengungkap wajah para pendusta dan membingungkan wajah awam yang hanya pengekor realita.
Seorang mu`min tak pernah tertipu oleh realita, akan tetapi diapun tak pernah mengabaikan realita. Karena fahm al-Waqi` (pemahaman realita) hanya satu bagian dari panduan pemahaman, se-dangkan penentunya dan pemutus-nya adalah wahyu. Baginya perang Iran dan Inggris atau Perancis bahkan Amerika sekalipun bukan berarti perang antara kebenaran (Islam) dengan kebatilan (kekufuran). Karena, perang itu sama saja dengan perangnya Korut dan Korsel, sama-sama kebatilan yang berebut mainan yang dibelikan sang Bapak. Iran beragama Syiah yang Majusi kafir, Inggris jelas-jelas kafir, itu peta yang ditetapkan wahyu. Maka, tak mungkin seorang mu`min tertipu oleh realita itu.
Begitulah fahm al-Waqi` (pemaha-man realita) yang diukur dengan fiqh al-Nushus mampu menyingkap berbagai realita kebatilan.
Alloh [swt] berfirman:
“Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat al-Qur’an (supaya jelas jalan orang-orang yang sholeh), dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa.” (QS. al-An`am [6]: 55)
Ibnu Qoyyim [rahimahu] secara gamblang memaparkan:
“Alloh dalam kitab-Nya telah menjelaskan jalan orang-orang yang beriman secara rinci dan jalan orang-orang yang mujrim (kebatilan yang hina) secara rinci pula, berbagai akibat dari kedua golongan, masing-masing amal perilaku mereka, para plagiat dan pendukungnya, serta sebab-sebabnya. Dua jalan itu benar-benar telah diungkap dan dibentang-kan secara tegas dan jelas.
Siapa saja yang tidak mengenal jalan orang-orang mujrim, dikha–watirkan dia hanya mampu men–duga bahwa jalannya adalah jalan orang-orang yang beriman, padahal bukan. Hal ini banyak terjadi di tubuh umat Islam dalam banyak kasus, baik bidang akidah, ilmu mau-pun amal yang sebenarnya jalan orang-orang mujrim, kafir dan musuh-musuh Islam, tetapi dimasukkan ke-pada orang-orang yang tidak me-ngetahuinya sebagai jalan orang-orang yang beriman. Banyak yang menjadi da’inya, mengkafirkan orang-orang yang justru mengikuti jejak orang-orang yang beriman hanya karena tidak sama dengan mereka, bahkan sampai-sampai menumpahkan darahnya.” [Baca: Kitab Mukhtashar al-Fawaid: 45-46]
Karena itu..
Jangan terjebak oleh realita..!!
Jangan pula tak paham realita..!!
Dan ukurlah realita dengan nash-nash wahyu yang mulia..!!
(Red-HASMI/IH/Dr. M. Sarbini M.H.I)