BEKASI – Berbagai cara semakin gencar di luncurkan oleh para misionaris, yang kerap berbuat onar dalam menyesatkan akidah ummat islam. Salah satunya dengan berkedok “Mobil Pintar” para misionaris berusaha menanamkan akidah mereka kepada siswa-siswi SD Negeri 05 Mangunjaya Tambun, Bekasi. Beruntung, kesigapan guru SD menyelamatkan akidah siswa dari misi kristenisasi berhasil.
Mulanya, Jum’at (30/9/2011), Lina, aktivis Kristen yang mengaku dari Mobil Pintar mendatangi kepala sekolah SDN Mangunjaya 05, menawarkan program edukasi dan movitasi cuma-cuma kepada siswa. Lina menjamin bahwa tak ada misi agama apapun dalam program tersebut.
“Mereka datang ke sini menawarkan program edukasi. Pihak sekolah bertanya, ‘Ini ada misi tidak?’ Mereka menegaskan bahwa tidak ada misi apapun. ‘Kami tidak membawa misi apapun. Kami adalah Mobil Pintar yang jelas-jelas mencerdaskan generasi Indonesia untuk berpikir kritis dan melakukan perubahan di Indonesia,’” papar Rahma, guru kelas 3, Kamis (13/10/2011).
Setelah disepakati, maka pada hari Kamis, (6/10/2011) lima belas orang Tim Mobil Pintar menggelar acara edukasi di SDN Mangunjaya 05. Rombongan ini datang dalam tiga mobil, antara lain: Mobil Pintar minibus B 7004 KJA, mobil Elf B 7001 KDA dan sedan B 2947 VP.
Uniknya, jelas Rahma, Tim Mobil Pintar itu minta guru-guru SD keluar ruangan, lalu menutup pintu. Mereka tidak mau ada guru yang mendampingi siswa-siswi di kelas.
Tepat jam 11.00, giliran ke kelas 3 yang akan dimasuki Tim Mobil Pintar. Sebagai guru kelas, Rahma menanyakan detil acara yang akan dilangsungkan. Berta, seorang petugas dari Mobil Pintar menjawab bahwa acaranya hanya sekedar motivasi. Rahma pun minta agar dirinya mendampingi murid-muridnya dalam acara tersebut, tapi Berta ngotot tidak mau didampingi guru SD.
Tak kalah keras, Rahma bersikukuh harus mendampingi murid-muridnya. “Sebagai guru saya harus mendampingi murid-murid saya. Pokoknya saya harus tahu, saya harus di ruangan,” tegasnya.
Karena dalam pemaparannya Berta mengarahkan ke doktrin Kristen, maka dengan tegas Rahma minta agar acara dihentikan. “Konsep agama dia beda dengan ajaran Islam tentang taubat, istigfar dan amal shalih,” jelas Rahma.
Berta terus saja menjelaskan bahwa setiap orang punya dosa dan tidak bisa membersihkan diri dari dosa kecuali dengan air kehidupan. “Diri kalian akan berubah menjadi sesuatu yang baru apabila di dalam darah kalian mengalir air kehidupan,” ujar Rahma menirukan.
Sejurus kemudian Berta minta anak-anak angkat tangan ke depan dan menuntut untuk berbaiat, “Saya berjanji untuk berubah dengan air kehidupan.”
Rahma pun hilang kesabaran, spontan berteriak, “Ini pembaptisan!”
Ia bereaksi keras menolak. Maka seluruh acara distop. Berta dan teman-temannya marah dan protes. “Ibu, kami akui kami semuanya Kristen, tapi acara ini sama sekali tidak ke arah itu. Ibu menuduh kami!”
Rahma balik membentak, “Tapi arah ke situ kami sudah tahu. Kalian bisa membodohi dan membohongi murid-murid kami, tapi kami tidak. Kami dari pihak sekolah memutuskan stop acara ini!” ketusnya.
Tak surut akal, para misionaris dari Mobil Pintar itu mengambil tas milik siswa, ditukar dengan tas bercorak Kristen. “Tas anak-anak diambil, diganti dengan tas label-label Kristen yang di dalamnya ada salib,” ujar Rahma.
Tas yang dibagikan kepada siswa-siswi itu bertuliskan ayat Alkitab (Bibel): “Tuhanlah yang memberikan Hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian. Hikmat dan pengertian ada padaku” (Amsal 2:6).
Dari insiden tersebut, Rahma berharap agar pemerintah mengusut dan menindak tegas oknum misionaris yang memperalat Mobil Pintar sebagai alat pemurtadan.
“Anggota DPRD komisi D dan Ketua Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi sudah berjanji akan melakukan investigasi langsung ke sini, tapi sampai sekarang sudah sepekan, belum ada kabar lagi,” pungkasnya. (Redaksi-HASMI/vo).