Islam adalah penyerahan diri kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala dengan beriman dan bertauhid kepada-Nya dan mengikuti syari’at-Nya yang dibawa oleh para rasul-Nya. Tidak ada Din (agama) yang dapat menghantarkan pemeluknya ke jalan keselamatan dan kebahagiaan selain Islam.
Oleh karena itu Islam hendaknya dipahami dan dimengerti oleh penganutnya, sehingga dapat menjalankan kandungan-kandungan yang ada di dalamnya. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman: “Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus ? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesa-yangan-Nya.” (QS.An-Nisaa’: 125).
Juga firman-Nya: “Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesung-guhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh, dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.” (QS.Lukman: 22).
Islam adalah satu-satunya agama yang diturunkan dan disyari’atkan oleh Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Dan satu-satunya agama yang diakui dan diterima oleh-Nya. Alloh Subhanahu wa Ta'ala tidak akan menerima agama lainnya dari siapapun, kapanpun dan di manapun juga.
Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman: Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam, tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka.Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS.Ali-Imran: 19).
Firman-Nya: “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS.Ali-Imran: 85).
Islam terdiri dari aqidah dan syari’ah. Aqidah Islam sama pada setiap zaman. Sedangkan syari’at Islam terkadang ada beberapa perbedaan dari satu Nabi ke Nabi lainnya, semua itu adalah kehendak Alloh Subhanahu wa Ta'ala yang sesuai dengan hikmah-Nya.
Namun setelah kedatangan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam, tidak ada syari’at yang diterima oleh Alloh Subhanahu wa Ta'ala kecuali syari’at yang dibawa oleh beliau, dan tidak ada orang yang berhak di-namakan Muslim kecuali mereka yang mengimani keRasulannya dan mengikuti syari’ahnya.
Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman: “Dan Kami telah turunkan kepada kalian Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kalian mengikuti hawa nafsu merekadengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepada kalian, untuk tiap-tiap umat diantara kalian, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kalian dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kalian terhadap pemberian-Nya kepada kalian, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allahlah kembali kalian semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepada kalian apa yang telah kalian perselisihkan itu.” (QS.Al-Maidah: 48).
Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Demi Rabb yangjiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak seorang pun dari umat ini, baik Yahudi mau-pun Nashrani yang mendengar tentang aku, kemudian mati tidak mengimani sesuatu yang aku diutus karenanya, kecuali dia termasuk penghuni neraka.” (HR.Muslim).
Maka dapat dikatakan bahwa pengikut Nabi Musa Alaihi sallam, dan juga pengikut Nabi Isa alaihi sallam pada zamannya merupakan orang-orang Muslim, begitu pun semua manusia yang hidup pada masa kenabian dari Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam jika mereka beriman kepadanya maka mereka adalah orang-orang Muslim.
Islam adalah agama yang sempurna, kesempurnaan Islam adalah mutlak dari semua segi, baik aqidahnya, hukum-hukumnya maupun segi-segi lainnya. Yang demikian itu dikarenakan Islam adalah haq dan datang dari Dzat Yang Maha sempurna, Alloh Subhanahu wa Ta'ala.
Kesempurnaan Islam bertolak dari kesempurnaan Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Islam adalah agama yang abadi, tidakakan punah sepanjang zaman dan tidak akan tertinggal oleh zaman manapun. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Kucukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagi kalian.” (QS. Al-Maidah: 3).
Maka, dalam Al-Qur’an kita dapati penjelasan sebagai berikut:
1. Islam berarti lawan dari kesyirikan dan kekufuran. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman: “Katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama kali menyerah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kalian masuk golongan orang musyrik.” (QS.Al-An’am: 14).
2. Islam berarti ikhlas kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala serta khudu’ (tunduk) dan al-Inqiyadh (kepatuhan)
Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman: “Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah ? ” (QS.An-Nisaa’:125).
Makna Islam tersebut berarti mengandung tiga (3) asas utama, yaitu:
1. Penyerahan diri secara mutlak kepada Allah.
2. Tunduk dan patuh kepada syari’at yang di-bawa oleh para Rasul-Nya.
3. Membebaskan diri dari berbagai kesyirikan (al-Bara’ah miin asy-Syirk).
Dari uraian makna-makna ini dapat kita simpulkan bahwa Islam adalah suatu ajaran yang mengajarkan sikap pasrah kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala, Rabb semesta alam. Program pokok Islam ini adalah membebaskan manusia dari belenggufaham banyak tuhan dengan mencanangkan dasar kepercayaan dan ketundukan yang di-ungkapkan dalam kalimat al-Nafy wa Itsbat (negasi-konfirmasi) yaitu kalimat “tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak diibadahi selain Allah”.
Kalimat itu dimulai dengan proses pem-bebasan dari belenggu kepercayaan dan ketundukan (pengabdian) kepada hal-hal yang palsu atau selain Allah dan diakhiri dengan peneguhan bahwa manusia harus mempunyaikepercayaan dan ketundukan (pengabdian) hanya kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala.
Pelaksanaan program ini bagi suatu masyarakat manusia yang telah memiliki kepercayaan dan ketundukan (pengabdian) kepada Tuhan/ Ilah (sesembahan) secara tercampur, proses pembebasannya harus dilakukan dengan pemurnian kepercayaan dan ketundukan (pengabdian) kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala, caranya
pertama dengan melepaskan diri dari kepercayaan dan ketundukan (pengabdian) kepada selain Alloh Subhanahu wa Ta'ala, dan kedua dengan pemusatan pada kepercayaan dan ketundukan (pengabdian) hanya kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala.
Pemusatan pada kepercayaan dan ketundukan yang benar berarti menjadikan Alloh Subhanahu wa Ta'ala sebagai satu-satunya arah dan tujuan hidup, pusat pengabdian yang didapat melalui hidup sesuai dengan syari’at Alloh Subhanahu wa Ta'ala yang diajarkan oleh para utusan-Nya setulus hati nurani. Ketulusan itu dibuktikan melalui tiga hal:
1. Meyakini secara kokoh bahwa Alloh Subhanahu wa Ta'ala Maha Esa pada dzat-Nya, sifat-sifat-Nya, nama-nama-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya serta tidak ada sekutu bagi-Nya.
2. Mempersembahkan ketundukan (pengab-dian) atau peribadatan kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala, dzat Yang Maha Esa, Yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan
3. Berhukum kepada syari’at-Nya semata dan bukan kepada undang-undang atau hukum-hukum lainnya.
Islam adalah Fithrah Seluruh Manusia. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman: “Maka hadapkanlah wa-jahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peru-bahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak me-ngetahui.” (QS.Ar-Ruum: 30).
Manusia diciptakan Alloh Subhanahu wa Ta'ala mempunyai naluri beragama, yaitu agama tauhid, kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar, mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan.
Para ulama menyebutkan bahwa Ikrimah, Mujahid, al-Hasan, Ibrohim, adh-Dhahhak dan Qatadah berkata: “Firman Alloh Subhanahu wa Ta'ala: Fithrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah itu adalah Din Allah, yaitu Islam.”
Para ulama telah sepakat bahwa yang dimaksud fithrah dalam ayat ini adalah Islam. Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Setiap anak Adam dilahirkan berada di atas fithrah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ibnu Abbas, Mujahid, Sa’ied bin Jubair, Qatadah dan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata: “Sesungguhnya ummat kalian adalah ummat yang satu, agama kalian adalah agamayang satu, yaitu Islam.”
Al-Qur’an menceritakan tentang Nabi Isa alaihi Sallam: “Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.” (QS.Ali-Imran: 52).
Maka, adakah keindahan selain Islam? Atau adakah kebenaran selain Islam? Jika ada,berarti kita belum memahami Islam, dan berarti kita menghancur luluhkan jati diri fithrah kemanusiaan kita dan memutus mata rantai kebenaran ajaran Islam yang dibawa oleh para Nabi dan Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam. Semoga Alloh Subhanahu wa Ta'ala memberikan kemuliaan dan keistiqomahandalam menjalankan keislaman kita dan senan-tiasa menuntun kita ke jalan yang lurus. Amiin.