BENGKULU – Mahmoud Farazande selaku Duta Besar Republik Iran untuk Indonesia, diundang oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk membahas tentang ritual syirik agama Syi’ah (Tabot). Yang diselenggarakan oleh “Kerukunan Keluarga Tabot” (KKT) Bengkulu.
Ironisnya, Junaidi Hamsyah, selaku pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu mengatakan bahwa perayaan Ritual Tabot ini sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Bengkulu yang juga diperingati kaum syi’ah di Iran sehingga ada kesamaan diantara keduanya. Pada kamis (01/12/2011) kemarin, usai menggelar pertemuan di ruang rapat Kantor Gubernur Bengkulu.
Junaidi juga mengatakan bahwa kehadiran Dubes Iran adalah atas permintaan para anggota “Kerukunan Keluarga Tabot” (KKT) Bengkulu yang menggelar Ritual Tabot setiap menyambut 1 Muharram.
“Saat ini ada beberapa persepsi yang muncul di masyarakat kita tentang ritual Tabot, terutama adanya beberapa anggota KKT yang kerasukan atau kemasukan roh halus saat proses ritual, ini menimbulkan banyak spekulasi tentang Tabot,” katanya.
Dengan bangganya Junaidi melanjutkan “pada dasarnya pelaksanaan Tabot tersebut dalam agama tidak salah sebab hanya memperingati kematian cucu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam”.
Junaidi menegaskan bahwa demi menghapus segala permasalahan yang ada pada ritual ini, ia mengadakan seminar internasional dengan tema “Eksistensi Tradisi Tabot Bengkulu Dalam Meningkatkan Peran Sosial, Budaya dan Pendidikan Politik Umat” di aula Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkulu. Yang akan diadakan pada Jumat (2/12/2011) hari ini.
Dubes Iran untuk Indonesia Mahmoud Farazenda mengatakan Tabot juga digelar oleh masyarakat Islam Iran untuk memperingati terbunuhnya cucu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam di Padang Karbala. “Kami sangat senang menerima undangan ini karena Tabot juga bagian dari budaya masyarakat Islam di Iran,” katanya.
Selain membahas ritual Tabot, kehadiran Dubes Iran tersebut juga dimanfaatkan untuk membahas rencana kerja sama yang kemungkinan terjalin. (Admin-HASMI).