Keimanan Yang Benar Kepada Malaikat Alloh

Beriman kepada para malaikat, termasuk rukun yang harus diimani dari enam rukun iman. Dalam al-Qur’an surat al-Baqoroh ayat ke-285, Alloh subhanahu wata’ala berfirman,

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ

“Rosul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Robbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Alloh, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rosul-rosul-Nya.”
(QS. al-Baqoroh: 285)

Juga, sebagaimana diterangkan oleh Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam dalam hadist Jibril yang diriwayatkan oleh Muslim, yaitu ketika malaikat Jibril bertanya tentang iman, dijawab oleh Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam

أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ

“Engkau beriman kepada Alloh, dan malaikat-malaikat-Nya…”
(HR. Muslim)

Hal ini berarti tidak sah keimanan seseorang sehingga dia beriman dengan benar terhadap malaikat-malaikat Alloh subhanahu wata’ala.

Lantas, siapakah malaikat itu? Malaikat adalah hamba-hamba Alloh subhanahu wata’ala yang mulia, yang Alloh subhanahu wata’ala ciptakan dari cahaya dan bertugas untuk melaksanakan berbagai bentuk ketaatan kepadanya secara total dan tanpa penentangan sedikitpun sehingga mereka senantiasa melaksanakan perintah dari Alloh subhanahu wata’ala dengan baik.

Keimanan seorang mukmin terhadap malaikat harus mengandung empat unsur: yaitu beriman terhadap wujud atau keberadaannya, beriman terhadap nama-namanya, beriman terhadap sifat-sifatnya dan beriman terhadap tugas-tugasnya.

Tidak sah keimanan kita kepada para malaikat kecuali harus mencakup empat unsur tersebut, baik berupa keimanan yang global maupun terperinci. Siapa saja yang mengingkarinya berarti batal keimanannya kepada malaikat Alloh dan batal juga seluruh keimanannya.

Unsur pertama dari keimanan seseorang kepada malaikat adalah mengimani wujud atau keberadaan malaikat.

Malaikat adalah makhluk yang Alloh subhanahu wata’ala ciptakan dari cahaya. Wujud mereka benar-benar ada, bukan sekadar ilusi, khayalan tokoh fiktif atau kiasan dari kekuatan maknawi berupa kekuatan baik yang tersembunyi dalam diri manusia sebagaimana keyakinan orang-orang yang sesat. Mereka mengingkari tentang keberadaan malaikat sebagai makhluk. Mereka mengatakan bahwa malaikat hanyalah para makhluk. Anggapan seperti ini berarti mereka telah mendustakan Al Quran, hadist-hadist Nabi yang shahih, dan ijmaa’ atau kesepakatan kaum muslimin. Yang benar adalah mereka makhluk Alloh subhanahu wata’ala yang mempunyai jasad dan bentuk sesuai kehendak-Nya. Alloh subhanahu wata’ala berfirman dalam al-Qur’an surat Faathir ayat pertama, yang berbunyi

الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا أُولِي أَجْنِحَةٍ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۚ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Segala puji bagi Alloh Pencipta langit dan bumi. Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan untuk mengurus berbagai urusan, yang mempunyai sayap, masing-masing ada yang dua, tiga, dan empat. Alloh menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(QS. al-Faathir: 1)

Dalil ini secara gamblang menjelaskan bahwa malaikat itu makhluk yang diciptakan Alloh, memiliki jasad dan bukanlah kekuatan maknawi sebagaimana anggapan orang-orang sesat. Dan kaum muslimin telah bersepakat berdasarkan dalil-dalil dari al-qur’an serta as-sunnah.

Unsur keimanan yang kedua adalah meyakini bahwa malaikat-malaikat Alloh subhanahu wata’ala memiliki nama. Kewajiban kita adalah beriman secara global bahwa para malaikat memiliki nama. Kita beriman dengan nama-nama yang secara rinci telah disebutkan oleh Alloh dan Rosul-Nya. Di antara nama-nama malaikat adalah Jibril, Mikail, serta Isrofil.

Kita juga beriman secara global adanya malaikat-malaikat Alloh subhanahu wata’ala yang tidak kita ketahui namanya. Kita dilarang menamakan malaikat tanpa ada dalil-dali yang shohih dari Al Quran dan As Sunnah.

Unsur ketiga dari beriman kepada malaikat adalah, mengimani sifat malaikat yang Alloh dan Rosul-Nya beritakan kepada kita. Baik sifat itu berupa kholqiyah yaitu sifat bentuk, maupun fisik malaikat. Seperti tentang sifat Malaikat Jibril yang memiliki enam ratus sayap yang hampir menutupi ufuk. Selain itu, kita meyakini bahwa malaikat terkadang berubah dari bentuk aslinya atas izin Alloh. Contohnya adalah Jibril yang datang menemui Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam dengan menyerupai laki-laki yang sangat putih bajunya dan sangat hitam rambutnya.

Kita juga mengimani sifat malaikat yang berupa sifat khuluqiyah, yaitu berupa sifat-sifat kebaikan, yang tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang diperintahkannya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Unsur keempat dari beriman kepada malaikat adalah mengimani tugas-tugas para malaikat.

Sebagian malaikat memiliki tugas khusus yang Alloh berikan kepada mereka, di antaranya Jibril menyampaikan wahyu Alloh kepada para Nabi dan Rasul. Mikail mengatur hujan dan tumbuh-tumbuhan. Malaikat Isrofil bertugas meniup sangkakala. Malaikat maut mencabut nyawa seseorang ketika ajal menjemput. Kemudian, ada malaikat yang bertugas menjaga surga dan neraka. Ada pula dua malaikat yang berada di sisi kanan dan kiri manusia bertugas untuk mencatat amal mereka dan dua malaikat yang mendatangi manusia di alam kubur dan menanyakan kepadanya tentang siapa Rabbnya, siapa Nabinya, dan apa agamanya.

Inilah di antara beberapa malaikat yang memiiliki tugas khusus yang Alloh dan Rosul-Nya telah kabarkan kepada kita. Kewajiban kita adalah mengimani hal tersebut . Sementara yang tidak ada perinciannya maka kita beriman secara global tentang tugas-tugas dan amalan para malaikat Alloh subhanahu wata’ala.

Mungkin banyak dari kita, ketika masih duduk di bangku sekolah dasar mendapatkan penjelasan bahwa jumlah malaikat itu ada sepuluh.

Benarkah demikian? Yang benar, jumlah malaikat tidak terbatas hanya sepuluh. Jumlah mereka sangat banyak, hanya Alloh yang mengetahuinya. Dalam al-Qur’an surat al-Muddatstsir ayat ke-31, Alloh Ta’ala berfirman,

وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ

“Dan tidak ada yang mengetahui tentara Robbmu, kecuali Dia, yakni Alloh.”
(QS. al-Muddatstsir: 31)

Dan masih banyak dalil-dalil lainnya baik dari al-Qur’an maupun as-Sunnah yang menunjukkan jumlah malaikat yang sangat banyak, dan hanya Alloh subhanahu wata’ala-lah yang mengetahuinya.

Keimanan yang benar terhadap malaikat akan berbuah manis bagi seorang mukmin, di antaranya,

Yang pertama, menambah ilmu tentang keagungan, kekuatan, dan kekuasaan Alloh Ta’ala. Karena keagungan makhluk yakni malaikat menunjukkan keagungan penciptanya.

Yang kedua, bersyukur kepada Alloh terhadap penjagaan-Nya terhadap manusia, karena di antara malaikat ada yang bertugas menjaga kita, mencatat amal-amal kita, serta memberikan manfaat dengan izin Alloh  bagi kita, manusia.

Dan yang ketiga, Munculnya kecintaan kepada malaikat disebabkan ketaatan mereka beribadah kepada Alloh ‘Azza wa Jalla.

Semoga pembahasan yang singkat ini dapat menambah ilmu dan keimanan kita.
Wallohu a’lam.

Check Also

IMRAN BIN HUSHAIN/Seperti Malaikat

IMRAN BIN HUSHAIN Seperti Malaikat   Pada tahun Perang Khaibar, ia datang kepada Rasulullah ﷺ …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot