QURBAN DAN HAJI
UNTUK
MASA DEPAN PERADABAN ISLAM
الحمد لله العلي الكبير، الحميد المجيد؛ شرع الدين لمصالح العباد، وبيّن لهم ما ينجيهم يوم المعاد (إِنَّ اللهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ) [البقرة:132] الحمد لله حمداً يليق بجلاله وعظيم سلطانه (لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَهُ الحَمْدُ فِي الأُولَى وَالآَخِرَةِ وَلَهُ الحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ) [القصص:70]
الحمد لله حمداً طيباً كثيراً مباركاً فيه لا نحصي ثناء عليه كما أثنى هو على نفسه؛ أبهج بالعيد نفوسنا، وشرع لنا أضحيتنا، وأكمل لنا ديننا، وأتم نعمته علينا، ودفع السوء عنا، ومن كل خير أنالنا، هو ربنا ومالكنا ومعبودنا، نواصينا بيده، ماض فينا حكمه، عدل فينا قضاؤه، لا إله إلا هو الرحمن الرحيم.
الحمد لله نحمده ونشكره ونتوب إليه ونستغفره؛ يجزي على الحمد حمداً وفضلاً، ويكافئ على الشكر زيادة وبِرَّاً، ويدفع بالاستغفار عقوبة ويغفر ذنباً، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له؛ عمَّ فضلُه العالمين، ووسع إحسانُه الخلقَ أجمعين، وكتب رحمته للمؤمنين، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله؛ أنار الله تعالى به الطريق للسالكين، ورفع ذكره في العالمين، وجعله حجة على العباد أجمعين، صلى الله وسلم وبارك عليه وعلى آله وأصحابه السادة المتقين، والغر الميامين، وعلى التابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين.
الله أكبر الله أكبر، لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد.
الله أكبر عدد ما وقف الحجاج في عرفات، الله أكبر عدد ما رفعوا من الدعوات، الله أكبر عدد ما سكبوا من العبرات، الله أكبر عدد ما رموا من الجمرات، الله أكبر الله أكبر، لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد.
الله أكبر؛ كم من داع بالأمس قد استجيب؟! والله أكبر؛ كم من واقف بعرفة قد قُبِل؟! والله أكبر؛ كم من حاج خرج من ذنوبه كيوم ولدته أمه؟! والله أكبر؛ كم يراق في هذا اليوم العظيم من الدماء تقرباً لله تعالى؟! فلله الحمد على ما هدى، ولله الحمد على ما أعطى، ونسأله سبحانه القبول والزلفى.
Saudaraku kaum muslimin dan muslimah A`azzaniyawlohu wa iyyakum
Hari ini adalah hari raya kedua kaum muslimin, yaitu `iedul Adhha. Hari raya haji dan penyembelihan hewan qurban sebagai wujud dari ketaqwaan seorang muslim. Hari raya berkumandangnya takbir mengagungkan dan membesarkan Alloh , Robbi dan Ilah satu-satunya yang berhak disembah dan diabdi.
الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله الله أكبر ولله الحمد
Hari raya sejarah kemanusiaan yang berhasil mengorbankan apapun yang besar demi mewujudkan pengabdiannya kepada Alloh . Sejarah Nabiyulloh Ibrohim as dan putranya Ismail as yang penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi dan pengabdian yang suci kepada Robbinya Yang Maha Tinggi serta peradaban Robbani yang penuh dengan nilai-nilai kemuliaan dan keadilan yang suci.
Sejarah Ibrohim dan Ismail as telah mengajarkan peradaban yang diisi dengan manhaj Robbani dan hukum-hukumnya. Karena di dalam manhaj Robbani dan hukum-hukumnya terkandung semua kebaikan dari anasir-anasir maknawi, aqidah, ruhiyah, akhlak, ilmu dan kreasi. Serta anasir material yang mencakup kemajuan dalam bidang pembangunan, industri, agrikultur, dan bisnis. Juga mencakup anasir organisasi dan legislasi yang mengatur kehidupan individu, masyarakat dan negara yang semuanya berhubungan dengan sisi peradaban.
Oleh sebab itulah, peradaban Islam melahirkan pada umat manusia peradaban Robbani yang penuh dengan keimanan serta selalu maju untuk kemaslahatan manusia dan menebar hidayah agar dapat menyebar merata ke seluruh hamba Alloh. Peradaban yang berusaha membangun manusia-manusia yang mumpuni berdasarkan akal, akhlak, pemikiran yang benar dan persepsi yang lurus sebelum pembangunan fisik, tata keindahan kota serta produksi senjata.
Sejarah inilah yang difirmankan oleh Alloh telah melahirkan generasi yang penuh dengan peradaban yang tinggi dan mulia. DIa berfirman tentang mereka:
(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Alloh-lah kembali segala urusan. (Qs. Al-Hajj [22]: 41)
Saudaraku kaum muslimin dan muslimah A`azzaniyawlohu wa iyyakum
Di tanah suci, jutaan kaum muslimin melewati babak-babak peribadatan di Masy`aril Harom penuh kekhusyu`an dan ketundukan. Dari mulai ihrom umroh, sampai kepada wukuf di Arofah yang merupakan inti pelaksanaan haji serta melempar jumroh dan ibadah-ibadah suci lainnya. Sedangkan di tanah air masing-masing, kita kaum muslimin yang tidak berhaji disunnahkan soum arofah serta mendirikan sholat idul Adhha dan penyembelihan hewan kurban (atau udhhiyyah).
Semua itu bukan sebuah amal dan aktifitas kosong yang tanpa makna dan kandungan hikmahnya. Semuanya adalah tarbiyyah (proses pendidikan) dari Alloh untuk mencapai derajat ketaqwaan, bukan sekedar untuk pamer kekayaan atau menebus kesalahan.
Ketika berbicara tentang ayat-ayat haji yang tercantum dalam surat al-Haj, Alloh memulainya dengan tujuan asasi dari peribadatan besar ini, yaitu taqwa.
Hai manusia, bertakwalah kepada Rob kalian; Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Qs. Al-Hajj [22]: 1)
Ketika berbicara tentang penyembelihan hewan kurban, Alloh juga menyebutkan tujuannya yaitu taqwa:
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (Qs. Al-Hajj [22]:37)
Ya… Iman dan taqwalah sumber perdaban penuh kehormatan, kemuliaan, kejayaan, keberkahan serta keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akherat.
103. Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan Sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui. (Qs. Al-Baqoroh [2]: 103)
96. Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Qs. Al-A`rof [7]: 96)
Saudaraku kaum muslimin dan muslimah A`azzaniyawlohu wa iyyakum
Taqwa telah melahirkan manusia-manusia yang memiliki peradaban yang tinggi dan mulia. Peradaban yang kini hampir lenyap dan sirna dari kehidupan manusia. Haji dan berbagai ibadah di bulan Dzulhijjah, dari soum hingga memotong hewan kurban telah banyak memberikan pelajaran tentang peradaban Islam yang mulia :
- Mewujudkan pengabdian tauhid La Ilaha Illalloh tanpa disertai kesyirikan sedikitpun.
Talbiyah di saat haji telah mengumumkan wujud ini dengan sangat tegas. Wujud peradaban yang mengajarkan setiap manusia hanya mengabdi kepada Alloh , satu-satuNya Tuhan. Serta menolak dan menyingkirkan semua bentuk sekutu dan persekutuan dalam pengabdian dan peribadatan.
لبيك اللهم لبيك … لبيك لا شريك لك لبيك إن الحمد والنعمة لك والملك لا شريك لك
Seorang yang tertarbiyah dalam pelaksanaan ibadah di bulan Dzulhijjah akan menjadi manusia-manusia yang bertauhid. Manusia-manusia yang mengesakan Alloh dalam pengabdiannya, dalam hukum-hukum-Nya, dalam kecintaan dan kebenciannya.
Orang yang bertaqwa dalah orang yang beriman kepada Alloh dan segala berita-berita yang disampaikannya dengan penuh keyakinan penuh, tanpa ragu. Alloh berfirman:
1. Alif laam miin.
2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,
3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. (Qs. Al-Baqoroh [2]: 1-3)
Sifat-sifat dan karakter tauhid dan keimanan ini banyak tergusur dari jiwa mayoritas kita sekarang ini.
Ketauhidan kita telah bercampur dengan banyaknya kesyirikan yang sadar atau tidak telah menjadi budaya dan kehidupan kita. Sedekah bumi, sedekah laut, persembahan kepada penguasa laut selatan Nyi Roro Kidul, kebo bule Kyai Selamet yang mempunyai ritual khusus, percaya kepada paranormal atau master-master kekebalan, kesaktian mandra guna, indra keenam, percaya hari-hari apes dan sial, perbintangan, tempat-tempat dan benda-benda keramat, serta berbagai orang berilmu yang mengetahui serba gaib. Padahal semua ini merupakan perusak perdaban Islam dan kemanusiaan itu sendiri. Selain diancam oleh keterpurukan duniawi berupa bencana alam dan kekacauan politik, ekonomi dan social, juga yang tak kalah penting adzab yang sangat pedih sudah menanti dipanggang api yang membara di neraka jahannam.
Dengan demikian, kembali kepada tauhid yang murni merupakan dasar utama kembali membangun peradaban Islam yang gemilang dan bahagia. Karena hanya dengan tauhid, sebuah peradaban manusia akan benar dan menghasilkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
- Pengagungan terhadap syiar-syiar Alloh yang sudah digariskan dan diajarkannya.
Semua pelaksanaan ibadah haji merupakan wujud dari pengagungan syiar-syiar Alloh yang telah diajarkan-Nya, penyembelihan hewan kurbanpun merupakan wujud dari pengagungan syiar-syiar Alloh .
Alloh berfirman:
30. Demikianlah (perintah Allah). dan Barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah[989] Maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. dan telah Dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta. (Qs. Al-Hajj [22]: 30)
dan Barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah[990], Maka Sesungguhnya itu timbul dari Ketakwaan hati. (Qs. Al-Hajj [22]: 32)
Saudaraku… sholat adalah syiar Alloh, Zakat adalah syiar Alloh, jilbab adalah syiar Alloh, masjid adalah syiar Alloh, membaca al-Qur`an adalah syiar Alloh. Orang yang bertaqwa adalah orang yang mengagungkan semua perintah, larangan dan hal-hal yang telah ditentukan oleh Alloh dan Rosul-Nya.
Akan tetapi sangat disayangkan, banyak di antara kita mencari dan membuat syiar sendiri-sendiri yang bukan dari Islam. Kita lebih senang beraktifitas yang bukan diajarkan Islam, kita lebih senang berpakaian yang bukan dari Islam, kita mencari aturan yang sama sekali bukan dari Islam dan kita bertata cara ibadah yang sama sekali bukan ditentukan Islam. Islam telah berubah warna bukan yang asli lagi, tapi hasil rekayasa tangan-tangan manusia bahkan tangan-tangan dan pemikiran kaum barat atau timur, baik Yahudi, Nasrani, Majusi, hindu, budha dan lain-lain.
- Memiliki jati diri dan kepribadian yang kokoh, tanpa mengekor atau menyerupai kerendahan dan kehinaan ajaran setan atau para plagiatnya.
Mereka sadar betul tentang sabda Rosululloh :
“Barangsiapa yang menciantai suatu kaum, maka dia akan digiring (pada hari kiamat) bersama mereka”. (Hr. Hakim)
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, niscaya dia termasuk golongan mereka”. (Hr. Abu Daud dengan sanad yang hasan shohih)
Sumber ilmu dan hokum mereka adalah al-Qur`an dan sunnah Rosululloh , contoh tauladan mereka adalah Rosululloh dan para sohabatnya yang mulia, aksesoris mereka adalah lambing-lambang Islam yang diajarkan oleh wahyu, bukan rekayasa dan analisa.
Sayang sekali, umat Islam terjebak oleh gaya toleransi yang kebablasan dan pengekor bangsa-bangsa non Islam. Hari raya kita bukan hanya Idul Adhha dan Idul Fitri, ditambah dengan berbagai perayaan yang tidak disyari`atkan, tahun baru, valentine, april mop sampai kepada hari buruh yang notabene dari Yunani dan pendukungnya. Pakaian kita paris, animism, dinamisme, dan modenya para plagiat seksual.
Homo dan Lesbi, waria dan mut`ah (kawin kontrak) merupakan budaya mengekor kebanggan, padahal semuanya telah dihapus dalam Islam, karena sebuah kehinaan dan kebejatan.
- Memberikan pengorbanan tertinggi untuk meraih pengabdian kepada Alloh .
Alloh berfirman:
27. Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”. (Qs. Al-Maidah [5]: 27)
Mereka berjalan dari satu kota ke kota lain, bukan sekedar mencari harta, tetapi menebar hidayah dan membawa pelita Islam. Mereka membayar uang dan mengeluarkan harta untuk mendekatkan diri kepada Robbul alamin. Mereka semua menyisihkan kesenangan dunia untuk berbagi kebahagiaan ruhani Islam kepada sesame saudara manusia.
- Berlomba dalam mengamalkan dan menyebarkan kebaikan, kehormatan dan keadilan.
Alloh berfirman:
133. dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (Qs. Ali `Imron [3]: 133)
Mereka selalu berlomba mengamalkan kebaikan, dari ibadah khusus pribadi mereka, sholat , shoum dan lain-lain, juga ibadah yang luas mencakup semua unsure kebaikan social dan kemasyarakatan, sodaqoh, membangun sarana ibadah, gotong royong dan lain-lain.
Saudaraku dan saudariku kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia.
Melihat realita dunia saat ini, menurut Muhammad Quthb merupakan tanda akan eksisnya peradaban Islam masa depan. Selain bahwa semua dalil al-Qur`an dan sunnah telah memberikan busyro (khabar gembira) yang begitu gamblang dan terang tentang hal itu, juga tanda-tanda kauniyyah yang sedang terjadi saat ini telah memberikan kemantapan jiwa akan keniscayaannya. Tanda-tanda kauniyyah itu menurut Muhammad Quthb adalah:
- Runtuhnya negara komunis sosialis, Sovyet.
- Adanya unsur-unsur keterpurukan masyarakat modern
- Pertarungan sengit antar golongan di dalam tubuh pendukung jahiliyah
- Gempitanya shohwah islamiyyah (kesadaran keislaman).
Ajaran Islam secara pasti telah mengandung semua unsur peradaban yang mulai dan tinggi, sebuah peradaban masa depan yang terhormat. Begitu juga janji-janji yang diberikan Alloh kepada semua pemegang dan penegak amanah kemuliaan ajaran ini yang akan selalu mendapatkan kemenangan yang hakiki.
Alloh banyak menjelaskan tentang ajaran peradaban yang mulia dan tinggi ini:
- Islam adalah ajaran yang sesuai dengan fitroh manusia
- Islam adalah ajaran yang mengandung semua sisi kebenaran dan keadilan
- Islam adalah ajaran yang memerintahkan semua bentuk perlombaan kebaikan dan kehormatan
- Islam adalah ajaran yang menjunjung tinggi kesucian jiwa dan gerak langkahnya
Islam mewujudkan makna umat (masyarakat peradaban) dengan arti yang sesungguhnya:
Karena Islam mewujudkan keadilan Robbani di muka bumi, mewujudkan akhlak La Ilaha Illalloh, menunaikan semua perikatan dan perjanjian, harokah ilmiyyah yang berakar pada aqidah yang benar, serta gerakan peradaban yang berasas pada agama yang mulia.
Alloh juga telah menjanjikan kemenangan bagi semua pemegang dan penegak amanah peradaban yang mulia ini.
Dia berfirman:
8. mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya”.
9. Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci. (Qs. Ash-Shoff [61]: 8-9)
Pertanyaannya kemudian adalah, di mana iman dan amal kita dalam kerangka masa depan peradaban Islam? Penonton, pecundang ataukah pelaku yang bekerja dalam kafilah bersejarah ini?
Andakah yang menjadi pelaku sejarah peradaban Islam di masa depan? Atau hanya penonton belaka? Atau bahkan hanya menjadi pecundang perusak zaman?
Apakah anda sudah beraqidah Islam yang benar? Apakah anda sudah berhukum dengan hokum Islam yang benar? Apakah anda sudah berfikir dengan Islam yang murni? Apakah anda sudah berakhlak dengan akhlak Islam yang mulia? Apakah anda sudah berpakaian Islam yang terhormat? Apakah anda sudah hidup sesuai dengan tata aturan Islam? Apakah ekonomi anda memperhatikan halal harom menurut Islam? Apakah makanan dan minuman anda memperhatikan batas-batas Islam?
Untuk itu marilah kita berdoa agar kita tetap dalam keimanan dan istiqomah menjalankan Islam walau berada dalam dunia kanehan.