Menerima tamu di realita kehidupan bermasyarakat adalah hal yang biasa terjadi. Baik tamu berasal dari sanak famili, tetangga, atau teman sebaya yang tinggal di kos. Kadang sebagai seorang Muslim, kita menganggap bahwa datangnya tamu merupakan hal yang biasa.
Oleh karena itu, banyak di antara kita yang belum mengetahui bagaimana menerima tamu agar mampu memberikan kesan istimewa dan penuh arti bagi tamu sendiri atau tuan rumah. Berikut ini beberapa point kado istimewa agar kedatangan tamu lebih bermakna dalam kehidupan kita;
1. Menjadikan sebagai ladang ibadah.
Siapa saja yang kedatangan tamu, baik orang kaya raya atau orang miskin papa, pejabat kaya raya atau rakyat jelata, orang tua atau muda, hendaklah ia menghormati dan memuliakannya. Inilah ladang ibadah yang hendaknya setip orang bisa memanfaatkannya.
Jauhilah sikap mendiamkan tamu dan membiarkan begitu saja tanpa memperhatikannya. Karena sikap ini menyebabkan hilangnya limpahan pahala bahkan yang terjadi akan menimbulkan permusuhan dan dosa.
Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam bersabda:
“Barang siapa yang beriman pada Alloh dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.”
(HR. Bukhari)
Salah satu perwujudan menghormati dan memuliakan tamu adalah menampilkan wajah yang ceria dan bahagia. Tak diragukan jika senyum yang manis dari tuan rumah memiliki peran dan pengaruh besar dalam memberikan kegembiraan hati tamu.
Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam bersabda:
“Janganlah engkau menganggap remeh perbuatan baik sedikit pun, meskipun engkau berjumpa saudaramu dengan wajah berseri-seri.”
(HR. Muslim)
Percayalah bahwa keceriaan wajah dan senyum tuan rumah akan mendapatkan balasan pahala yang berlimpah seperti yang telah disabdakan Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam:
“Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah.”
(HR. Ibnu Hibban)
2. Moment terbaik pembelajaran adab islami.
Metode pengajaran syariat Islam kepada keluarga hendaknya bervariatif agar lebih menarik dan menghilangkan rasa bosan. Salah satu metode pembelajaran secara langsung yang bisa diterapkan oleh anak-anak dan istri kita adalah bagaimana sikap kita sebagai kepala rumah tangga berinteraksi kepada tamu. Secara tidak langsung mereka akan mencontoh dan meneladani kita dalam menghadapi tamu.
Dengan demikian seyogyannya, kita sebagai kepala rumah tangga menerapkan aturan Islam dalam menerima tamu. Semisal; sambutlah tamu dengan respon positif dan sambutan hangat dengan ucapan selamat datang kepada para tamu. Hal ini akan menanamkan kesan baik dan menjadi magnet hati tersendiri bagi mereka, muliakan tamu dengan memberikan hidangan yang terbaik yang kita miliki tentunya tidak berlebih-lebihan serta bukan ingin mendapat pujian, menampilkan wajah berseri-seri di hadapannya, jika tamunya adalah lawan jenis hendaknya kita menjaga pandangan, dan berbagai aturan Islam yang lain.
3. Kesempatan berbisnis dan meluaskan jaringan.
Bisnis merupakan aktivitas penuh berkah dan membawa banyak faidah. Jika tamu yang datang kepada anda seorang pebisnis, inilah kesempatan bagi anda untuk mengikat kerjasama dalam usaha yang telah ia geluti. Anda bisa menjadi mitra bisnis bersamanya semisal anda menjadi distributor, agen, atau hanya sekedar menjualkan barang dagangannya.
Jika anda sebagai pelaku bisnis maka tamu dapat dijadikan sebagai mitra dan jaringan bisnis. Sebab memiliki jaringan bisnis yang cukup luas tentunya akan memudahkan anda dalam menjalankan usaha. Banyak manfaat yang bisa anda dapatkan dari jaringan bisnis yang anda miliki. Mulai dari peluang kerjasama dibidang permodalan, memudahkan anda dalam pemasaran bisnis, serta tidak menutup kemungkinan bahwa beberapa kendala yang selama ini anda hadapi dalam menjalankan usaha dapat terselesaikan dengan bantuan jaringan bisnis yang anda bangun dengan baik.
4. Waktu yang tepat memberi nasihat dan berdakwah.
Memberikan nasihat dan dakwah merupakan amal agung dan mulia serta bertaburan pahala. Siapa meniti amal ini, sungguh ia akan memperoleh kehidupan bahagia. Kesempatan yang tepat dan berharga untuk mewujudkan dakwah adalah saat orang bertamu ke rumah. Sebab pada umumnya sang tamu dan tuan rumah biasanya asyik berbincang ria penuh keakraban dan persaudaraan.
Ketika pembicaraan semakin seru niscaya rasa malu dan sungkan mulai hilang, dengan demikian kesempatan emas inilah bisa dimanfaatkan untuk mengarahkan tamu kepada jalan menuju surga Alloh subhanahu wata’ala dan menjauhkan diri dari api neraka yang menyala-nyala. Biasanya dalam kondisi seperti ini mereka akan lebih terbuka dan menerima.
Ketika tamu tersebut ternyata kita tahu bahwa dia pelaku maksiat, maka berilah bimbingan dan nasihat kepadanya dengan bijak. Jelaskan kepadanya akibat buruk perbuatan maksiat yang ia kerjakan, baik di dunia dan akhirat.
5. Kesempatan memberi hadiah.
Terkadang meskipun hanya hadiah yang sederhana yang diberikan oleh tuan rumah kepada tamu atau sebaliknya akan menimbulkan sihir persaudaraan yang sangat menakjubkan. Penerima hadiahpun akan teringat dan terkenang.
Sadarlah! Bahwa saat seorang memberikan hadiah kepada pihak lain, maka akan dibalas oleh sang penerima hadiah dengan pancaran sinar kebahagiaan, senyuman, kalimat pujian dan sanjungan.
Tentunya hadiah yang paling bermanfaat adalah hadiah yang mengantarkan tamu kepada jalan surga. Misal; CD ceramah, buku-buku islami, kotak infak agar ia terbiasa mendermakan hartanya untuk khidmah Islam dan berbagai jenis hadiah yang lain.
Saudaraku… siapa saja yang menerapkan lima poin di atas, niscaya dia akan memperoleh keuntungan melimpah, baik dunia maupun akhirat. Keuntungan duniawainya adalah tamu sebagai sarana mengais rezeki dengan dijadikannya sebagai mitra bisnis, menjalin relasi, informasi dunia kerja dan lain-lain. Sedangkan keuntungan di akhirat adalah kita mengarahkan dia kepada kebaikan dan menolongnya dikala dalam kesulitan.