Pergaulan bebas di Bandung ternyata sangat mengkhawatirkan, tren "virgin gak oke" rupanya menjadi salah satu pemicu kekerasan terhadap anak. Dalam sebuah kongres anak di Hotel Trio Bandung 28-29 Juni lalu, sekelompok pelajar SMA bahkan berani menyebutkan istilah “virgin gak oke” di kalangan mereka.
Artinya, mereka sudah terkontaminasi pergaulan bebasyang merupakan usaha masif dari barat. Hal tersebut sebagaimana dikatakanManajer Program Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jabar Dianawati.
Di Indramayu bahkan ada daerah yang warganya terbiasa mendengar seorang anak gadisnya dijual. Itu terjadi karena mereka merupakan keluarga miskin.
Hal ini juga berakibat bertambahnya kasus-kasus kekerasan. Untuk tahun ini LPA Jabar sudah menerima 50 pengaduan kasus kekerasan terhadap anak. Sebagian besar, merupakan kasus penelantaran anak yang disebabkan oleh perceraian orang tuanya.
Selama dua tahun berturut-turut dari pada tahun 2007 dan 2008, Kota Bandung menyandang predikat tertinggi dalam kasus kekerasan terhadap anak.
Pada tahun 2008, 789 anak di Jawa Barat menjadi korban kekerasan. Sebagian besar berusia 15 sampai 18 tahun. Jumlah paling tinggi tingkat kekerasan terhadap anaknya ada di Kota Bandung, urutan kedua Kota Tasikmalaya, dan ketiga Kabupaten Bandung.
Anehnya, pergaulan bebas yang ditelurkan dari kebudayaan barat ini langsung diadopsi oleh kalangan pelajar bandung dengan mengadakan Kongres amoral bertema ‘virgin gak oke’. (voa-islam.com)