Dalam lintasan sejarah, Afghanistan melahirkan puluhan ulama terkenal, seperti Abu Hanifah, Al-Baihaqi, Al-Balakhi, Al-Hawari, atau Ibnu Habban Al-Basti. Pada perbatasan negeri ini ada At-Turmudzi, An-Nasa’i, dan Al-Bukhari. Afghanistan lama juga merupakan negeri Quthz (panglima Islam di Mesir) penakluk tentara Tartar, Al-Juwaini Imamul Haramain, Al-Fahrur Razi, Ibnu Qutaibah, Al-Biruni, Al-Badkhasyi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Juzjaani, dan Al-Waldaliji.
Mayoritas (99%) penduduk Afghanistan beragama Islam. Sejak masuknya sahabat‘Ashim bin Umar At-Tamimi di zaman Khalifah Umar bin Khaththab hingga tahun 1972, agama Islam dijadikan patokan dan sumber hukum. Di zaman pemerintahan raja, dua raja dijatuhkan gara-gara memperolok-olok agama. Tahun 1916 rakyat berontak, Raja Habibullah bin Abdurrahman digulingkan. Pasalnya, sang raja menyerahkan segalanya kepada Inggris. Pada saat lain, rakyat berontak selama empat tahun kepada Raja Amanullah, sebab raja mengganti hukum Islam dengan hukum Barat. Amanullah tergulingkan pada tahun 1928.
Semua penjajah yang mencaplok negeri yang memiliki puncak gunung setinggi 6.054 meter ini tidak bisa menaklukannya. Tahun 1842, dari 12.000 tentara pilihanInggris hanya satu yang selamat kembali ke negerinya, yaitu Dr. Pridon. Mereka pada mulanya datang untuk menjajah Afghanistan, tapi kemudian kapok dan tidak kembali lagi. Padahal tetangganya, India, ditaklukkan Inggris Raya selama 190 tahun (1757-1947).
Afghanistan kembali mengalami gejolak politik dan militer sejak Mohammad Daud menggulingkan Raja Zahir Shah dalam suatu aksi kudeta militer pada 1973. Kudeta tersebut sekaligus mengakhiri sistem monarki di Afghanistan, yang malang-melintang sejak dikenalnya sistem negara di wilayah itu pada 1747. Pada tahun 1978, Daud digulingkan Muhammad Taraki, yang beraliran komunis. Masih dalam suasana kacau, Taraki terbunuh dalam kudeta militer yang dilancarkan Hafizullah Amin pada 1979. Tapi Amin mengalami nasib serupa, dibunuh rezim Babrak Karmal, antek Uni Soviet, yang sekaligus menginvasi ‘negeri atap langit’ itu. Pemerintahan Babrak Karmal pada hakikatnya boneka Uni Soviet.
Perlawanan rakyat Afghanistan berkobar. Muncul perlawanan fraksi-fraksi Mujahidin yang mengambil basis di Kota Peshawar (Pakistan). Perang jihad melawan pendudukan pasukan komunis berlangsung sepuluh tahun (1979-1989). Uni Soviet kalah dan mundur dari Afghanistan, berbarengan dengan kudeta istana oleh Najibullah, mantan kepala intelijen Afghanistan, menggantikan kedudukan Babrak Karmal.
Akhirnya, Mujahidin dapat mengalahkan Najibullah pada 1992. Namun, keme-nangan itu sempat mengakibatkan kekacauan, karena rakyat saling berebut kekua-saan. Ini memunculkan kekuatan baru, yakni Taliban (Mahasiswa), pada tahun 1994. Faksi Taliban yang dipimpin Mullah Mohammad Omar itu berhasil mengua-sai 90% wilayah Afghanistan dan mendirikan pemerintahan Islam Afghanistan.
Kelompok Taliban (berasal dari bahasa Arab thalib, “penuntut/pencari ilmu”) dibentuk Mullah Muhammad Umar pada September 1994 di Qandahar, Afganistan Selatan, beranggotakan lulusan madrasah-madrasah Pakistan, terutama dari Deoban, yang terdapat di perbatasan Pakistan-Afghanistan. Kebanyakan anggotanya berasal dari etnis Pasytun. Taliban memperjuangkan revolusi Islam, dan mendeklarasi misinya mengembalikan perdamaian, melucuti persenjataan masyarakat, menerap-kan syariat Islam, serta mempertahankan integritas dan karakter Islam Afganistan. Milisi yang dibentuknya sebagian besar berasal dari para veteran perang yang berjuang menentang Rusia. Sementara brigade elit Taliban dilatih di kamp latihan Bin Ladin. Itulah sebabnya Taliban sangat tergantung dan loyal kepada Bin Ladin.
Taliban adalah pergerakan Islam Sunni. Mereka menjadikan hukum Alloh sebagai satu-satunya hukum dan sama sekali tidak mengambil hukum diluar itu. Mereka akan tetap menegakkan syariat Islam walaupun banyak pendapat-pendapat lain yang berseberangan dengan hukum tersebut. Dalam perjalanan berikutnya, setelah Taliban dipandang sebagai pemerintahan yang mampu menegakkan perundang-undangan Islam, Amerika serikat dengan dibantu United Kingdom dan didorong oleh beberapa kerajaan pro Amerika yang lain, mulai bertindak terhadap pihak Taliban pada oktober 2001. Kekuasaan Taliban hanya lima tahun (1996-2001). Amerika Serikat menginvasi Afghanistan, dengan alasan Taliban terkait peristiwa 11 September 2001 di New York dan Washington DC. Pemerintah Taliban dituduh melindungi Osama bin Laden, yang disangka Amerika Serikat sebagai dalang peristiwa 11 September 2001. Kini Taliban dianggap pemberontak, dan pemerintah Afghanistan resmi di bawah Presiden Afghanistan Hamid Karzai. Awal 2007, perlawanan Taliban pun bangkit lagi.
Pada waktu ituTaliban mucul sebagai penguasa yang mampu membawa kesta-bilan dalam kekosongan kekuasaan. Taliban mampu membawa kebaikan ekonomi, membawa kebaikan politik dengan mengurangi pertempuran banyak pihak, dan mampu membawa perbaikan sosial serta menjaga kestabilan masyarakat yang ada. Sehingga pihak Taliban mendapat dukungan luas dari bangsa Pasthun Afga-nistan dan dari beberapa negara tetangga semasa perkembangan awalnya.
Karena itulah, sampai saat ini Taliban sulit ditakluan oleh negara adidaya Amerika Serikat beserta sekutunya dan perang berlarut sampai saat ini tanpa adakepastian kapan akan berakhir. Kita tunggu, setelah Taliban mampu mengusirpenjajah Uni Soviet, yang komunis, akankah Taliban, yang dikenal juga sebagai Mujahidin Milenia Kedua ini, berhasil mengusir penjajah Amerika Serikat, yang kapitalis, serta sekutunya dari bumi para syuhada itu?