Jakarta dan Bogor –Rabu (20/10), Belasan organisasi masyarakat menghela massa ke sejumlah pusar kekuasaan. Istana Negara di Jakarta, gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Istana Negara di Bogor, Jawa Barat. Unjuk rasa itu digelar bertepatan dengan peringatan setahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono.
Tuntutan yang diusung yaitu agar SBY mundur dari kursi presiden. Walau sangat mudah diperdebatkan, kelompok yang menuntut pengunduran diri presiden itu beralasan bahwa SBY sudah membuat wajah negeri ini terlihat kusut. Mereka mengklaim rakyat ditelantarkan.
Massa yang berunjuk rasa itu diperkirakan 1500 orang. Mereka sudah mengirim surat pemberitahuan kepada Polda Metro Jaya soal rencana unjuk rasa itu. Sejumlah organisasi itu antara lain Gerakan Indonsia Bersih (GIB), elemen buruh, Petisi 28, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Indonesia, Persatuan Buruh se-Indonesia, dan Kontras.
Rencana unjuk rasa sejumlah organisasi massa itu, diikuti sejumlah rumor seram, yang membuat orang ramai dicekam kecemasan. Rumor itu antara lain penggulingan Presiden SBY dan kemungkinan Jakarta rusuh.
Kepolisian tidak mau kecolongan dalam unjuk rasa ini. Sekitar 19 ribu polisi akan mengamankan Jakarta. Mereka akan mengawal titik konsentrasi massa, sentra ekonomi dan sejumlah obyek vital.
Sejumlah kendaraan taktis (rantis) akan siagakan di Istana dan gedung DPR/MPR. Polisi meminta agar peserta demo tidak membawa binatang yang bisa mengganggu ketertiban jalan dan kepentingan umum.
Demi kepentingan umum itu pula Polri akan bertindak tegas. Polisi memberlakukan Prosedur Tetap (Protap) Nomor 1/X/2010 tentang penangganan unjuk rasa anarki. Aturan yang sudah disosialisasikan ini, memungkinkan polisi melakukan tembak ditempat terhadap kaum anarkis.(vivanews)