BANYUWANGI – Di sadari atau tidak, sebuah ritual dewasa ini ternyata tak sekedar rutinitas yang rutin di lakukan oleh Nenek moyang terdahulu saja. Dengan adanya berbagai macam warna budaya, keyakinan yang dahulu pernah ada kini mulai pudar hingga hilang di makan budaya.
Warga Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar ritual “Kesyirikan”, yang mereka namakan “Mantu Kucing”. Ritual yang mengawinkan sepasang kucing jantan dan kucing betina ini mereka yakini akan mampu mendatangkan hujan.
Tradisi ini dilakoni warga Desa Kumendung, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, di sebuah makam petilasan “Mbah Kopek”.
Ironisnya, mereka memperlakukan kucing tersebut tak ubahnya seperti pengantin, sepasang kucing diarak dan ditandu berkeliling desa. Saat memasuki jalan di penghujung desa, kucing jantan dan betina dipertemukan. Keduanya kemudian dibawa menuju makam “Mbah Kopek”. Kemudian kedua kucing itu dikawinkan.
Setelah memasuki pelataran makam sepasang kucing diarak menuju Sendang Kuno yang diyakini menjadi sumber penghidupan warga. Di tempat ini sepasang hewan lucu itu dimandikan, dan ini pertanda puncak dari ritual “Mantu Kucing”.
Parahnya lagi, warga yang menyaksikan ritual syirik ini sontak menyerbu Sendang Kuno. Mereka berebut mandi di Sendang tersebut karena diyakini bisa membawa berkah. Dalam ritual mandi ini seorang tokoh warga sempat mengalami kesurupan. Warga meyakini jika kesurupan sudah terjadi, maka permintaan akan datangnya hujan sudah dikabulkan.
Huzaini, tokoh Desa Kumendung, Senin (14/11/2011), menjelaskan desanya sudah dilanda kemarau panjang.
“Ritual mantu kucing di Desa Kumendung sudah 30 tahun tidak dilakukan karena ada perbedaan pendapat antar tokoh masyarakat setempat. Tapi tahun ini kembali dibangkitkan warga,” ungkap Huzaini.
Mereka meyakini, kucing merupakan simbol hewan yang bisa menjadi perantara mendatangkan hujan karena hewan itu dikenal sangat jarang sekali bahkan tidak pernah mandi menggunakan air. (Admin-HASMI/ok).