Tahukah anda apa itu “Married by Accident” ? accident yang dimaksud disini tentu saja bukanlah arti accident yang sebenarnya. Tapi yang akan kita bahas di sini adalah “accident” yang menyebabkan seorang perempuan menjadi hamil dikarenakan perbuatan hubungan intim yang dilakukannya bersama seorang teman prianya sebelum mereka menikah. Ya, menikah karena kecelakaan alias hamil sebelum menikah. Wal’iyadzubillah…
Duhai para ayah dan ibu, tahukah kalian bahwa tugas kalian untuk menjaga amanah dari Alloh yang telah diberikan kepada kalian itu amatlah berat pertanggungjawabannya kelak di akhirat jika kalian sampai mengabaikannya / menganggapnya remeh. Alloh telah memerintahkan kepada kita untuk menjaga seluruh keluarga kita dari api neraka. Terkadang saya merasa bingung, karena setiap kali saya pergi keluar rumah, banyak sekali remaja-remaja putri / ABG yang berpakaian minim alias pamer aurat. Saya bingung dan hati saya bertanya : “apakah orang tua mereka tidak memarahi mereka ketika mereka akan keluar rumah dengan pakaian minim seperti itu? Dengan celana yang amat sangat pendek hanya sampai ke pangkal paha, dengan kaos yang super ketat sampai kelihatan lekuk-lekuk tubuh mereka, rok mini super ketat, atau celana pensil yang membentuk lekuk tubuh mereka dari pinggang hingga ke bawah. Mereka terlihat cuek saja dan dengan senang hati memamerkan aurat mereka, bahkan mereka tidak malu-malu lagi untuk berpakaian seperti itu di jalanan umum, di mall, di tempat-tempat umum. Astaghfirulloh… apakah seperti ini potret keseharian para remaja Indonesia?”
Muslimah atau kafir sudah tidak kelihatan lagi bedanya. Duhai para ayah dan ibu… celakalah kalian bila mereka sampai terjerumus ke dalam maksiat, karena kelak di akhirat kalian akan dituntut atas perbuatan kalian yang membiarkan anak-anak kalian terjerumus dalam dosa seperti itu. Ingatlah firman Alloh dalam surat At-Tahrim ayat 6 yang berbunyi :
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6)
Data di kementerian agama menunjukkan, setiap bulan puluhan remaja hamil sebelum menikah, wal’iyadzubillah… Siapakah yang harus disalahkan kalau sudah terjadi hal seperti ini? Apakah patut kita hanya menyalahkan anak-anak kita? Para ayah dan ibu, andil kalian dalam kesalahan ini adalah jauh lebih besar daripada anak-anak kalian. Mengapa dulu kalian tidak menyuruh mereka menutup aurat dan membiarkan mereka memamerkan aurat mereka di luar rumah? Mengapa kalian membiarkan saja mereka pergi bersama teman-teman lelaki mereka tanpa ditemani mahrom? Mengapa kalian membiarkan saja mereka berkeliaran /nongkrong-nongkrong di jalanan atau di mall sesuka hati mereka? Mengapa kalian tidak pernah mengontrol apa saja yang mereka lakukan bersama teman-temannya di luar sana? Dan masih banyak mengapa-mengapa yang lainnya yang perlu dipertanyakan…
Jika hal buruk itu sudah terjadi, barulah kalian akan menangis, menyesali diri, memarahi anak-anak kalian, bahkan yang lebih tragis lagi ada di antara para orangtua yang sampai stress atau malah sampai bunuh diri karena tidak kuat menahan malu disebabkan anak mereka yang hamil / menghamili teman perempuannya sebelum menikah. Sudah banyak sekali contoh yang kita lihat di sekeliling kita, bahkan mungkin ada tetangga atau saudara kita yang hamil sebelum menikah, mengapa kita tidak mengambil pelajaran dari mereka? Sepatutnyalah kita berkaca kepada mereka, dan jangan sampai anak-anak kita mengalami hal yang buruk seperti yang mereka alami. Jangan sampai setelah terjadi, kita baru menyesal. Selain itu juga kita selalu mengingatkan anak-anak kita akan peringatan Alloh yang ada dalam surat Al-Isro’ ayat 32 yang berbunyi :
“Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isro’ : 32)
Sadarlah wahai ayah dan ibu… dunia ini adalah tempat kita tinggal untuk sementara. Tak ada yang kekal di dunia ini, yang kekal hanyalah Alloh. Maka sepatutnyalah kita mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menghadap-Nya, dengan membawa bekal amal sholeh sebanyak-banyaknya. Bekalilah anak-anak kita dengan ilmu syar’i, yang bisa menjadi syafaat untuk mereka dan orangtuanya kelak. Bukankah Rasululloh telah bersabda:
Ada tiga perkara yang mengikuti mayit sesudah wafatnya, yaitu keluarganya, hartanya dan amalnya. Yang dua kembali dan yang satu tinggal bersamanya. Yang pulang kembali adalah keluarga dan hartanya, sedangkan yang tinggal bersamanya adalah amalnya. (HR. Bukhari dan Muslim)
Semua itu tergantung kita wahai ayah dan ibu. Anak-anak adalah bagaikan kertas putih yang siap untuk dituliskan berbagai macam hal, semuanya kitalah yang menuliskan. Maka itu, ingatlah selalu untuk menjaga mereka dengan sebaik-baiknya. Karena baik dan buruknya amalan anak-anak kita, semuanya akan dipertanyakan kepada kita juga di akhirat kelak.
Akhir kata, mudah-mudahan kita semua bisa menjaga amanah yang telah diberikan oleh Alloh tersebut. Jika anak-anak kita telah menjadi anak yang sholih, InsyaAlloh mereka akan bisa menjadi syafaat untuk kita di akhirat kelak. Jagalah mereka sebaik-baiknya, karena merekalah aset kita untuk menghadap Alloh . Ingatlah satu hal, kesuksesan seorang muslim bukanlah terletak pada seberapa banyak kita mengumpulkan harta, tapi terletak pada sebagus apakah akhlak anak-anak kita. Akhirnya kita berdo’a kepada Alloh semoga kita dikaruniakan anak-anak yang sholih dan sholihah, yang senantiasa menjalankan semua perintah Alloh dan menjauhi segala larangan-Nya, serta selalu mendoa’akan kedua orang tuanya.Amiin.
UI