Dari Ibrahim bin Muhammad bin Al-Muntasyir, dia berkata,”Masruq memasang penutup antara dia dan anggota keluarganya ketika shalat agar khusyuk dalam shalatnya, meninggalkan mereka dan dunia mereka.”
Anas bin Sirin dari isteri Masruq, dia berkata,”Masruq banyak melakukan shalat hingga kedua kakinya membengkak. Seringkali aku duduk di belakannya sambil menangis karena tidak tega melihat apa yang dilakukannya”
Dari Fithr bin Kalifah dari Asy-Sya’bi, dia berkata,”Masruq bin Al-Ajda’ jatih pingsan saat dia menjalankan puasa pada musim kemarau. Sayyidah Aisyah isteri Rasulullah Shallalahu Alahi wa Sallam telah mengangkatnya sebagai anak, hingga dia pun (Masruq) memberikan nama kepada puterinya dengan nama Aisyah. Dia tidak pernah memarahi puterinya itu sedikitpun. Perawi melanjutkan ceritanya berkata, “Kemudian puterinya itu dating kepadanya dan berkata, “Wahai ayah, makan dan minumlah!” Dia menjawab, “Apa yang kamu inginkan dariku wahai puteriku?“ Sang puteri berkata, “Aku hanya kasihan melihat ayah.” Dia berkata,”Wahai puteriku, aku hanya ingin mendapatkan kasih saying dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala di hari yang jaraknya mencapai lima puluh ribu tahun ( satu hari lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun –hari kiamat-).
Dari Abu Ishaq, dia berkata, “Ketika Masruq menjalankan ibadah haji dia tidak pernah tidur kecuali dalam keadaan sujud.”
Ibrahim bin Muhammad bin Al Muntasyir berkata, “Suatu ketika Khalid bin Abdullah salah seorang pembesar di Bashrah memberikan hadiah uang kepada Masruq sebanyak tiga puluh ribu dinar. Meski saat itu dia sangat membutuhkannya, namun dia tidak menerimanya.”
Abu Ushaq As-Subai’i berkata, “Masruq menikahkan puterinya dengan Sa’ib bin Al-Aqra’ dengan mas kawin sepuluh ribu dinar yang diberikan Sa’ib kepadanya. Lalu, yang sebanyak itu dipergunakan Masruq untuk membiayai para pejuang Islam dan menyantuni fakir miskin.”
Dari Al-A’masy bin Abi Adh-Dhuha, dia berkata,”Masruq banyak bangun malam dan melakukan shalat layaknya seorang rahib. Dia pernah berkata kepada keluarganya, “Sebutkan semua kebutuhan kalian kepadaku sebelum aku melakukan shalat (agar tidak tergangu dalam shalatnya).”
Dari Said bin Jubair, dia berkata, “Masruq pernah menemuiku dan dia berkata,”Wahai Said, tidak ada satupun sesuatu yang dapat menyenangkanku, kecuali membenamkan wajah kita dalam tanah berdebu.”
Sumber : 60 Biografi Ulama Salaf – Syaikh Ahmad Farid