AMLAPURA – Desa Nyuh Tebel, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem menggelar ritual Syirik berupa "Sesabukan Poleng" yang merupakan warisan di zaman Kerajaan Majahpahit.
Ritual kesyirikan tersebut mempersembahkan ’labaan’ atau menghaturkan sesajen untuk ratusan ’Sesabukan Poleng’ yang disimpan di Pura Majahpahit itu dilaksanakan setiap hari raya Kajeng Kliwon.
Warga sekaligus keturunan para prajurit Majahpahit berisi acara berebutan daging ayam yang dihaturkan sebelumnya. Setelah musai berebutan daging ayam, mereka langsung mengangkat keris yang artinya daging ayam yang diperolehnya itu tidak boleh direbut lagi karena diyakini adanya keberkahan didalamnya.
Warisan "Sesabukan Poleng" ini berupa kain ikat dengan motif berkotak-kotak warna hitam dan putih. Kain yang diyakini memiliki nilai magis tersebut diakui sebagai warisan leluhur warga Nyuh Tebel.
Sesabukan poleng diyakini memiliki kekuatan magis yang menyebabkan pemiliknya sakti tiada tertandingi. "Pemegang "Sesabukan Poleng" dari jaman Majapahit ini juga diyakini kebal akan senjata.
Para pemegang melakukan upacara kesyirikan "Ngelabaang Sesabukan Poleng" yang dilakukan setiap Kajeng Kliwon untuk menjaga nilai magis "Sesabukan Poleng"
Ritual dan merupakan upacara kesyirikan tersebut hingga saat ini masih terus dilestarikan dan dijadikan budaya negeri yang di wilayah kabupaten Karang Asem.(KOMPAS)