Secara bahasa Mu’jizat adalah sesuatu yang melemahkan dan tidak ada yang bisa melawannya.
Adapun secara Istilah Mu’jizat adalah “Perkara luar biasa yang mengajak kepada kebaikan dan kebahagiaan yang Alloh Subhanahu wa Ta'ala tampakkan dan kuatkan kepada seorang yang mengaku Nabi sebagai dalil atau bukti bahwa dia adalah seorang Nabi yang benar. Dengan hal ini seolah-olah Alloh berkata: Manisia ini adalah utusan-Ku, ikutilah serta ta’atilah perintahnya.
Dari definisi ini, ada beberapa perkara yang berkaitan dengan masalah mu’jizat:
a. Adanya seseorang yang mengaku Nabi atau Rosul dari Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Dengan mengatakan “Wahai manusia aku adalah Rosululloh”
b. Maka diantara mereka ada yang langsung mempercayainya dan ada juga yang mendustakannya.
c. Orang yang mendustakan biasanya akan meminta bukti akan kebenaran ucapannya itu.
d. Kemudian jika dia seorang Nabi atau Rosul maka dia akan berdoa kepada Alloh dan meminta bukti akan kebenarannya, maka Allohpun menguatkannya dengan “Kejadian luar biasa yang tidak bisa dilakukan oleh manusia dan juga tidak mungkin dilawan” maka diantara mereka ada yang beriman dan ada juga yang tetap menentangnya.
e. Adapun orang-orang yang tetap menentang setelah tegaknya hujjah maka mereka adalah para “Jahidun” yaitu orang-orang yang tetap kufur walaupun hati mereka mengimaninya.
Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
(janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah. (QS. Al Anam:33)
Diantara contoh mu’jizat adalah hadits shohih berikut:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ , قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ , فَأَقْبَلَ أَعْرَابِيٌّ , فَلَمَّا دَنَا قَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:أَيْنَ تُرِيدُ؟قَالَ: إِلَى أَهْلِي , قَالَ:هَلْ لَكَ فِي خَيْرٍ؟قَالَ: مَا هُوَ؟ قَالَ:تَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ, قَالَ: مَنْ شَاهِدٌ عَلَى مَا تَقُولُ؟ قَالَ:هَذِهِ الشَّجَرَةُ, فَدَعَاهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , وَهِيَ بِشَاطِئِ الْوَادِي فَأَقْبَلَتْ تَخُدُّ الأَرْضَ خَدًّا حَتَّى قَامَتْ بَيْنَ يَدَيْهِ , فَاسْتَشْهَدَهَا ثَلاثًا , فَشَهِدَتْ أَنَّهُ كَمَا قَالَ , ثُمَّ رَجَعَتْ إِلَى مَنْبَتِهَا , وَرَجَعَ الأَعْرَابِيُّ إِلَى قَوْمِهِ , فَقَالَ: إِنْ يَتْبَعُونِي آتِيكَ بِهِمْ , وَإِلا رَجَعْتُ إِلَيْكَ فَكُنْتُ مَعَكَ. رواه الطبراني في الكبيروأبو يعلى والبزار ورجال الطبراني رجال الصحيح.
Dari Ibnu Umar Radhiallahu anhu, dia berkata: Suatu hari kami bersama Rosululloh Shalallahualaihi wa Sallam dalam perjalanan, kemudian datanglah seorang Arab Badui, ketika dia sudah mendekat maka Nabi Shalallahualaihi wa Sallam bersabda: Hendak kemanakah anda? Dia menjawab: menemui keluargaku, Rosululloh bersabda: Apakah engkau mau kebaikan? Dia menjawab,: apa itu? Rosul bersabda: Engkau bersaksi “Tiada Ilah yang disembah selain Alloh dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Dia berkata: Siapa yang menyaksikan (kebenaran) ucapanmu? Beliau bersabda” Pohon ini, kemudian Rosululloh Shalallahualaihi wa Sallam memanggil pohon yang berada di pinggir lembah, dan pohon itupun mencabut dirinya dari tanah dan berjalan menghadap Nabi Shalallahualaihi wa Sallam, dan memintanya untuk bersaksi tiga kali, dan pohon itupun bersaksi tiga kali seperti yang Rosululloh pinta, kemudian pohon itu kembali pada tempatnya semula, dan Arab Badui tadi kembali ke kaumnya, dan mengatakan: Jika mereka mengikutiku maka aku akan datangkan mereka kepadamu, jika tidak maka aku akan kembali kepadamu (sendiri) dan aku bersamamu. (H.R Thobroni, dalam Al Kabir dan sanadnya shohih)
-
CATATAN PENTING:
Kata “MUJIZAT” tidak terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, yang ada adalah kata “ĀYĀT” yang bermakna Mujizat/ tanda-tanda kekuasaan. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
Untuk Kami perlihatkan kepadamu sebahagian dari “tanda-tanda kekuasaan” Kami yang sangat besar, (Thoha:23)
Dari sini maka lebih baik kita menamainya dengan “ayat” bukan Mujizat, karena lebih sesuai dengan bahawa Al Qur’an.
-
Tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad Shalallahualaihi wa Sallam, maka jika ada yang mengaku nabi setelah beliau Shalallahualaihi wa Sallam, dia adalah Nabi Palsu, jika dia membawa sesuatu yang luar biasa maka bisa dipastikan itu adalah sihir dengan bantuan syatan dan sihir ini bisa dikalahkan dengan rukyah syar’iyyah dengan Izin Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Dia berfirman:
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kalian tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. Al Ahzab:40)
Dan Rosululloh Shalallahualaihi wa Sallam bersabda:
وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لَا نَبِيَّ بَعْدِي
Aku Adalah penutup para Nabi dan tidak ada Nabi setelahku (H.R Abu daud)