Nyaris…, hampir saja coreng moreng dan luka di tubuh umat Islam -khususnya di negeri ini- bertambah parah. Tingkah polah para pejuang kemaksiatan yang selama ini bebas berkeliaran setidaknya berhasil dibendung oleh kaum Muslimin. Kota Surabaya rencananya akan menjadi ajang tempat pelaksanaan konferensi para pengekor hawa nafsu, penyuka sesama jenis, gay-lesbian se-Asia. Tak kurang dari 200 orang pemuja syahwat ini dikabarkan semula akan menghadiri ILGA (International Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender and Intersex Association) ke-4 tingkat Asia pada tanggal 26 – 28 Maret yang lalu. Walaupun kegiatan ini sempat mendapatkan dukungan dari Komnas HAM dan wakil Ketua DPRD Jawa Timur, namun penolakan keras dari umat Islam beserta komponen ormas Islam dan MUI Jawa Timur berhasil menggagalkannya.
Tentu banyak orang yang bertanya keheranan, mengapa seorang manusia yang telah diberikan kemuliaan oleh Alloh bisa melakukan perbuatan menjijikkan seperti ini, padahal seekor binatang melata sekalipun tak memiliki insting sekotor itu.
Iblis memang telah berhasil menipu dan menjerumuskan mereka hingga terperosok ke dalam jurang kehinaan yang paling dalam, bahkan lebih hina dari seekor binatang. Semua bentuk kemaksiatan diperindah oleh Iblis yang memang telah bertekad dengan sumpah serapahnya; “pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semua.” (QS. al-Hijr [15]: 39). Karena itulah pelaku kemaksiatan bukan hanya tak lagi menganggapnya hina bahkan memandangnya sebagai kemuliaan yang harus dibela.
Jaring-jaring perangkap yang ditebar Iblis dengan pola ini telah memakan banyak korban. Bukan hanya di negeri ini, bahkan di banyak negara lain kaum homo dan lesbi telah lantang menyuarakan agar pernikahan mereka juga bisa dilegalkan.
Hal yang tak kalah mengherankan adalah banyaknya para pendukung mereka dari kalangan liberal, yang selalu berlindung di balik kebebasan dan hak asasi manusia. Setali tiga uang, pepatah ini tampaknya memang cocok disematkan kepada para liberalis dan pemuja syahwat ini. Satu guru satu ilmu, karena itu mereka selalu bahu-membahu.
Dahulu kaum gay tidak berani muncul di tengah masyarakat, tapi saat ini mereka terang-terangan bahkan sudah berani tampil secara terorganisir. Jaringan mereka kini sudah bertebaran di beberapa kota besar di Indonesia. Berbagai aksi dan tulisan mereka bahkan sudah banyak dimuat di dunia maya. Buku dan majalah yang menyuarakan dukungan terhadap mereka pun sudah banyak diterbitkan. Salah satunya adalah kumpulan tulisan di Jurnal Justisia Fakultas Syariah IAIN Semarang, yang diterbitkan dengan judul “Indahnya Kawin Sesama Jenis” (penerbit eLSA, Semarang, 2005). Buku yang sangat menohok umat Islam ini secara terang-terangan mendukung dan mengajak masyarakat untuk mengakui legalisasi perkawinan kaum homo.
Umat Islam tentu tidak boleh terus tinggal diam. Apakah kita akan puas hanya menjadi penonton dari carut-marut moral masyarakat dan keterpurukan ruhani yang kian hari makin parah dan menyedihkan ini..? Hadang aksi-aksi mereka..!! Jangan biarkan virus-virus yang ditebarkan para ‘pejuang’ kemaksiatan terus merajalela. Lawan arus dominasi mereka dengan tebaran nilai-nilai Islami. Ambil bagian Anda di jalan da’wah sekarang juga. Jangan tunggu sampai Alloh menimpakan adzab-Nya secara massal, sebagaimana telah menimpa umat-umat pembangkang terdahulu. WAllohul Musta’an.