Menyelami Makna Dan Penerapan Al-Wala’ Dan Al-Baro’

Menyelami Makna Dan Penerapan Al-Wala' Dan Al-Baro'Allah ’Azza wa Jalla telah menetapkan kebahagiaan hakiki bagi orang yang mengikuti dan melaksanakan agama Islam dengan sungguh-sungguh sebagaimana Allah ’Azza wa Jalla yang telah menetapkan kesengsaraan dan kehinaan bagi orang yang memerangi Islam.

Sesungguhnya pokok agama Islam adalah kalimat tauhid Laa ilaha illallah, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah. Dengan mengucapkan dan mengamalkan kalimat ini-lah seseorang itu dibedakan muslim dan kafir, dipaparkan keindahan surga dan panasnya neraka.

Dan tidaklah tauhid seseorang sempurna sampai ia mencintai sesuatu karena Allah dan membenci sesuatu karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah. Inilah yang disebut al wala’ wal Baro’.

Mengenal Lebih Dekat Al-Wala’ dan Al-Baro’

Al-Wala’ secara bahasa berarti dekat, sedangkan secara istilah berarti memberikan pemuliaan penghormatan dan selalu ingin bersama yang dicintainya baik lahir maupun batin. Dan Al-Baro’ secara bahasa berarti terbebas atau lepas, sedangkan secara istilah berarti memberikan permusuhan dan menjauhkan diri.

Wahai saudaraku, ketahuilah bahwa seorang muslimah yang mencintai Allah dituntut untuk membuktikan cintanya kepada Allah yaitu dengan mencintai hal yang Allah cintai dan membenci hal yang Allah benci. Hal yang dicintai Allah adalah ketaatan terhadap perintah Allah dan orang-orang yang melakukan ketaatan, sedangkan hal yang dibenci Allah adalah kemaksiatan (pelanggaran terhadap larangan Allah) dan orang-orang yang melakukan kemaksiatan dan kesyirikan.

Oleh karena itu, hendaklah engkau wala’ terhadap ketaatan dan orang-orang yang melakukan ketaatan, dan baro’ terhadap maksiat dan kesyirikan dan orang-orang yang mempraktekkannya.

Siapakah yang Berhak Mendapatkan Wala’ dan Baro’ ?

Orang yang mendapat wala’ secara mutlak, yaitu orang-orang Mu’min yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menjalankan kewajiban dan meninggalkan larangan di atas tauhid.

Orang yang mendapat wala’ dari satu sisi dan mendapat baro’ dari satu sisi, yaitu muslim yang bermaksiat, menyepelekan sebagian kewajiban dan melakukan sebagian yang diharamkan.

Orang yang mendapat baro’ secara mutlak, yaitu orang musyrik dan orang kafir, serta muslim yang murtad (keluar dari Islam), muslim yang melakukan kesyirikan, muslim yang meninggalkan shalat wajib dan muslim yang melakukan pembatal keislaman lainnya.

Beberapa Tanda Al-Wala’

Melakukan Hijrah, yaitu pindah dari lingkungan syirik ke lingkungan islami, dari lingkungan maksiat ke lingkungan orang-orang yang taat.

Wajib mencintai saudara muslim sebagaimana mencintai diri sendiri dan senang atas kebaikan yang ada pada mereka sebagaimana senang kebaikan ada pada diri sendiri serta tidak dengki dan angkuh terhadap mereka.

Wajib memprioritaskan pergaulan dengan kaum muslimin, Menunaikan hak mereka: menjenguk  ketika sakit, mengiring jenazahnya, tidak curang dalam bermuamalah, tidak mengambil harta dengan cara yang bathil, dsb.

Bergabung dengan jama’ah mereka dan senang berkumpul bersama mereka. Lemah lembut  dan berbuat baik terhadap kaum muslimin, mendoakan dan memintakan ampun kepada Allah bagi mereka.

Beberapa Tanda Al-Baro’

Membenci kesyirikan dan kekufuran serta orang yang melakukannya, walau dengan menyembunyikan kebencian tersebut.

Tidak mengangkat orang-orang kafir sebagai pemimpin, orang kepercayaan untuk menjaga rahasia, orang bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang penting, dan yang semisalnya.

Tidak memberikan rasa kasih sayang kepada orang kafir, tidak bergaul dan bersahabat dengan mereka.

Tidak meniru mereka dalam hal yang merupakan ciri dan kebiasaan mereka, baik yang berkaitan dengan keduniaan (misalnya cara berpakaian, cara makan) maupun agama (misalnya merayakan hari raya mereka).

Tidak boleh menolong, memuji ataupun mendukung mereka dalam menyempitkan umat Islam.

Tidak memintakan ampunan kepada Allah bagi mereka, dan tidak bersikap lunak terhadap mereka.

Tidak berhukum kepada mereka atau ridha dengan hukum mereka, sementara mereka meninggalkan hukum Allah dan Rasul-Nya.

Buah Al wala’ wAl-Baro’

1. Mendapat cinta Allah.

Allah berfirman (dalam hadits qudsi), “Telah menjadi wajib kecintaanKu bagi orang-orang yang saling mencintai karena Aku. (HR. Malik, Ahmad, Ibnu Hibban, Hakim)

2 Mendapat naungan ‘Arsy Allah pada hari kiamat.

Sesungguhnya Allah berfirman pada hari kiamat: ‘Mana orang-orang yang saling mencintai karena kemuliaan-Ku? Hari ini Aku lindungi mereka di bawah naunganKu pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Ku. (Hadits Qudsi riwayat Muslim)

3. Meraih manisnya iman.

‘Barangsiapa yang ingin meraih manisnya iman, hendaklah dia mencintai seseorang yang mana dia tidak mencintainya kecuali karena Allah.‘ (HR. Ahmad)

4. Masuk surga.

Tidaklah kalian masuk surga sehingga kalian beriman dan tidaklah kalian beriman sehingga kalian saling mencintai. (HR. Muslim)

5. Menyempurnakan iman.

Barangsiapa yang mencintai dan membenci, memberi dan menahan karena Allah maka telah sempurnalah imannya. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, Hadits Hasan)

Hal yang Harus Diperhatikan dalam Al wala’ wal Baro’

Seorang muslim yang memiliki orang tua kafir hendaknya tetap berbuat baik pada orang tua. Dan tidak diperbolehkan menaati orang tua dalam meninggalkan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya.

Diharamkan bagi muslimah untuk menikah dengan laki-laki kafir karena agama seorang wanita mengikuti agama suaminya.

Check Also

IMRAN BIN HUSHAIN/Seperti Malaikat

IMRAN BIN HUSHAIN Seperti Malaikat   Pada tahun Perang Khaibar, ia datang kepada Rasulullah ﷺ …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot