Pertanyaan:
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh..
Admin PBSI yang dirohmati Allh SWT, saya ingin bertanya, bagaimana kita menyikapi tabir mimpi, seperti yg kita ketahui kadang2 mimpi merupakan suatu pertanda yg benar adanya atau kadang hanya hiasan bunga tidur, bahkan nabi Ibrahim AS mendapat perintah untuk menyembelih nabi Ismail AS dari ashabul mimpi, mohon pencerahannya terimakasih
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Sulaiman (SL-009)
Jawaban:
Wa Alaikum Salam Warohmatullohi Wabarokatuh
Segala puji bagi Alloh Rabb semesta alam. Semoga sholawat dan salam tercurahkan kepada Rosululloh sholallohu’alaihi wasallam beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Amin
Mimpi para nabi adalah wahyu. Imam at-Tirmidzi meriwayatkan atsar bahwa sahabat Ibnu Abbas rodhiyallohu’anhu berkata:
رُؤْيَا الأَنْبِيَاءِ وَحْيٌ
“Mimpi para Nabi adalah wahyu.” (HR. Ibnu Abbas. Dishahihkan oleh Syekh al-Albani)
Imam al-Bukhari mencantumkan riwayat Ubaid ibn Umair dalam kitab Shahihnya yang mengatakan:
رُؤْيَا الأَنْبِيَاءِ وَحْىٌ ثُمَّ قَرَأَ {إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ
“Mimpi para nabi adalah wahyu. Kemudian membaca firman Alloh: Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.”
Imam Ibnu Abdil Bar membawakan riwayat dalam kitab at-Tamhid dari al-Muzanni bahwa beliau mendengar Imam as-Syafii mengatakan bahwa, “Mimpi para nabi adalah wahyu. Kami mendapat riwayat dari Ibnu Abbas – radhiallohu ‘anhu- yang mengatakan, bahwa mimpi para nabi adalah wahyu.”
Adapun mimpinya selain Nabi bukanlah wahyu. Berkaitan dengan mimpi selain para Nabi, Imam al-Bukhari meriwayatkan hadits dalam kitab Shohihnya bahwa Rosululloh sholallohu’alaihi wasallam bersabda dari jalur Abu Hurairah rodhiyallohu’anhu:
الرُّؤْيَا ثَلَاثٌ حَدِيثُ النَّفْسِ وَتَخْوِيفُ الشَّيْطَانِ وَبُشْرَى مِنَ اللهِ فَمَنْ رَأَى شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلَا يَقُصَّهُ عَلَى أَحَدٍ وَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ
“Mimpi itu ada tiga macam; bisikan hati, ditakuti setan, dan kabar gembira dari Alloh. Barangsiapa yang melihat sesuatu yang tidak ia sukai (mimpi buruk) maka jangan diceritakan kepada siapa pun. Hendaknya ia melaksanakan shaolat.”
Di dalam riwayat lain, Imam al-Bukhari meriwayatkan dari jalur Abu Qotadah rodhiyallohu’anhu:
الرُّؤْيَا الْحَسَنَةُ مِنَ اللهِ فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يُحِبُّ فَلَا يُحَدِّثْ بِهِ إِلَّا مَنْ يُحِبُّ وَإِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللهِ مِنْ شَرِّهَا وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَلْيَتْفِلْ (وَلْيَتْفُلْ) ثَلَاثًا وَلَا يُحَدِّثْ بِهَا أَحَدًا فَإِنَّهَا لَنْ تَضُرَّهُ
“Mimpi yang baik itu datangnya dari Alloh, maka jika seseorang di antara kalian bermimpi melihat sesuatu yang disukai maka janganlah menceritakannya melainkan kepada seseorang yang ia sukai. Apabila melihat sesuatu yang tidak disukai (mimpi buruk), maka hendaklah ia meminta perlindungan kepada Alloh dari dampak buruk mimpi dan dari kejahatan setan. Hendaknya ia meludah ke kiri tiga kali dan janganlah ia menceritakan mimpi itu kepada siapapun, maka mimpi itu tidak akan memberikan dampak buruk kepadanya.”
Demikianlah jawaban singkat berkaitan dengan mimpi semoga bermanfaat.
Wallohu Ta’ala A’lam