JAKARTA: Pada tahun 1994 Paus Yohanes Paulus II sendiri telah mengumumkan kepada umatnya bahwa Yesus yang dalam versi Islam adalah Nabi Isa ‘Alaihissalam sebenarnya tidak dilahirkan pada 25 Desember.
Lebih lanjut Paus Yohanes Paulus II menyatakan bahwa tanggal itu dipilih karena merupakan perayaan tengah-musim dingin kaum penyembah berhala Romawi kuno. Banyak sejarawan telah menyatakan bahwa 25 Desember tersebut sebenarnya merupakan kepercayaan masyarakat Yunani kuno (yang mempercayainya) sebagai tanggal kelahiran banyak dewa pagan seperti Osiris, Attis, Tammuz, Adonis, Dionisius, dan lain-lain.
Hal yang hampir sama disampaikan pula oleh penggantinya; Paus Benediktus XVI dimana ia menyampaikan pernyataan mengejutkan bahwa perhitungan tentang kelahiran Yesus yang selama ini diyakini adalah keliru.
“Penghitungan awal kalender kami, yang didasarkan pada kelahiran Yesus, dibuat oleh Dionysius Exiguus. Yang ternyata telah membuat kesalahan dalam penghitungannya, dimana mengalami perbedaan sekitar beberapa tahun,” tulis Paus dalam bukunya yang berjudul “Jesus of Nazareth: The Infancy Narratives”.
Walaupun demikian umat Kristen tetap melangsungkan hari natal pada tanggal 25 Desember yang tinggal hitungan beberapa hari lagi. Ketua Majelis Ulama Indonesia; KH. Ma’ruf Amin menyampaikan pesan kepada kaum muslimin untuk tidak ikut-ikutan merayakan hari natal.
“Sebaiknya nggak usah ajalah,” pesan KH Ma’ruf Amin
KH. Ma’ruf menegaskan bahwa menghadiri perayaan natal itu hukumny haram, “Ada fatwa MUI supaya tidak boleh ikut acara ritualnya. Karena itu ibadah. Haram untuk mengikuti acaranya,” tegasnya.