MURAQOBAH (merasa Diawasi Alloh)

Firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang), dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud.” (Q.S Asy Syuraa 218-219)

Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” ( QS Al Hadiid 4)

“ Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.” (QS Al Fajr 14)

Muraqobah artinya Hendaklah seorang muslim menjadikan dirinya dalam pengawasan dan penjagaan Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan mengingatkan diri sepenuhnya kepada pengawasan dan penjaggan tersebut sepanjang hidupnya hingga timbul keyakinan bahwa sesungguhnya Alloh melihatnya, mengetahui segala rahasia dirinya, mengawasinya dan berkuasa terhadap dirinya dan terhadap setiap jiwa atas apa yang mereka perbuat.

Muraqobah mempunyai dua aspek :

1. Merasa bahwa Alloh senantiasa mengawasi

Merasa diawasi Alloh berarti kita tahu bahwa Alloh mengetahui apa yang kita kerjakan, apa yang kita lakukan bahkan mengetahui apa yang kita yakini. Alloh berfirman :

Dan bertawakkallah kepada (Allah) yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang), dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud.( Asy syu’raa 217-219)

2. Sesungguhnya Alloh senantiasa mengawasimu, Alloh berfirman :

Dan adalah Allah Maha mengawasi segala sesuatu.( QS. Al Azab 52)

Bahwa Alloh senantiasa mengawasi kita semua, baik terhadap apa yang kita rahasiakan rikan maupun apa yang trbersit oleh hati kita semua. Lihatlah !!!! apa yang ada dalam hati  kita? adakah kesyirikan pada Alloh, riya dalam ibadah, dengki terhadap sesama, benci terhadap orang-orang yang beriman, mencintai orang – orang yang kafir, dan hal-hal yang tidak dicintai Alloh? Hendaknya kita mengawasi hati kita, karena Alloh Ta’ala befirman:

dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,” (QS. Qaaf. 16).

Tingkat pertama adalah beribdah karena senang dan tamak. Sedang tingkat kedua adalah beribadah  karena rasa takut dan cemas. Ini cerminan dari hadis Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam. “ kalian menyembah Alloh seakan-akan meliht-Nya, dan jika kalian tidak mampu melihatnya maka sesungguhnya Alloh pasti melihat kalian”(HR.Bukhori wa Muslim).

Ketahuilah!! Bahwa Alloh akan senantiasa bersama hamba-Nya dimana pun mereka berada. Ini menunjukan kesempurnaan pengawasan Alloh kepada kita baik dalam ilmu, kekuasaan, kemampuan, pengaturan dan lain-lain. Dan tidak berarti bahwa Alloh bersama kita ditempat kita berada. Dia berada diatas segala susuatu, sebagaimana firman-Nya:

(yaitu) Tuhan yang Maha Pemurah. yang bersemayam di atas ‘Arsy. (QS. Tohaa 5)

Bersemayam di atas ‘Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Alloh dan kesucian-Nya.

Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang? (QS. Al Mulk.16)

Inilah contoh dalil yang menunjukkan bahwa Alloh berada di atas segala sesuatu, tidak ada satu apapun  yang menyerupai-Nya dalam sifat dan keadaa-Nya. Dia Maha Tinggi dalam kedekatan-Nya dan Maha Dekat dengan ketinggiaan-Nya. Sebagaimana Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. “ (QS. Al Baqoroh 186).

Namun wajib bagi kita ketahui bahwa Dia tidak berada di bumi. Sebab jika kita memiliki asumsi seperti itu, maka akan membatalkan salah satu sifat-Nya, bahwa Alloh adalah Zat Yang Maha Tinggi!!!

Kebersaamaan Alloh beserta makhluknya terbagi menjadi dua kriteria :

1. Kebersamaan Alloh dengan orang-orang yang beriman (khusus) yang mencakup. PengetahuanNya, kekuasaan-Nya, cakupan-Nya, pengaturan-Nya dan lain-lain.

Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS.an Nahl 128)

Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang Dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu Dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS.at Taubah 40)

2. Kebersamaan Alloh bersama makhluk-Nya (umum)

Kebersamaan ini mencakup ; ilmu-Nya, pantauan-Nya, pegetahuan-Nya, dll.

dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,” (QS. Qaaf. 16)

Check Also

Hukum Merayakan Tahun Baru

Sejarah Kelam Tahun Baru Beberapa hari lagi kita akan menyaksikan perayaan besar, perayaan yang dilangsungkan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot