Orang beriman adalah orang yang kecintaannya sangat besar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Manusia adalah budak dan hamba sahayanya Allah Subhanahu wa Ta’ala. Peribadatan, kecintaan, ketundukan dan kepasrahan dirinya hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semua aktivitas kehidupannya hanya tertuju untuk meraih kecintaan dan Ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Orang beriman senantiasa mengejar ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bisa membedakan mana yang benar dan yang salah. Keraguan akan hilang dengan ilmu yang benar, syahwat akan hilang seiring memaksakan diri untuk terus bersabar dalam rangka mentaati perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjauhi larangan-Nya.
Di era serba high tech dan touch sekarang ini, haru biru kehidupan manusia pun kian hedonis. Benarlah sudah apa yang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam sabdakan, benar-benar sudah terjadi, bahwa penyakit akut yang sedang menjalar ditubuh umat Islam adalah hubuddunya (cinta dunia) dan wakarohiyatul maut (takut kematian). Dengan demikian timbullah kemalasan untuk belajar agama dan mengamalkannya.
Kemalasan belajar agama adalah pangkal utama terjadinya pelanggaran-pelanggaran hukum agama / syari’at. Kemalasan belajar agama ini pula yang menyebabkan banyak umat ini yang tersesat. Tidak tau jalan mana yang harus ditempuh, tidak tau mana keyakinan yang benar yang harus diikuti.
Dari sebab tersebut, terjadilah pelencengan dari jalan sirotulmustaqim. Walaupun hanya 1 derajat setiap hari, namun kalau setahun bisa 360 derajat, dengan kata lain semakin jauh dari jalan yang benar. Pandangan umat Islampun kini banyak yang kabur tidak jelas. Tidak bisa memfilter mana para penentang Islam mana yang pembela Islam.
Segalanya terbalik sudah kini, Syi’ah yang sebetulnya penghancur Islam dianggap sama atau hanya sebuah madzhab ke lima dalam Islam. Banyak sekali gerakan-gerakan dari LSM-LSM yang mengusung untuk menyatukan antara Sunni dan Syi’ah.
Misalnya saja, pada tanggal 15 Juni 2011, kalangan Syi’ah Indonesia sudah mendeklarasikan sebuah organisasi baru bernama Ahlulbait Indonesia (bukan IJABI. IJABI lebih dulu berdiri). Acara diadakan di Gedung Balai Prajurit Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan pukul 18.00 WIB hingga selesai. Menurut Ketua Umum Ahlulbait Indonesia, Hasan Alaydrus, deklarasi ini untuk menunjukkan bahwa Syi’ah di Indonesia bukanlah organisasi rahasia atau juga bawah tanah. Hasan juga mengatakan, Ahlulbait Indonesia adalah salah satu dari ormas Islam yang telah lebih dulu ada di Indonesia. “Kita ini kan satu kalimat laa ilahaillAllah. Yang satu mengambil hadits dari Sahabat (Nabi), yang satu ambil hadits dari keluarga (Nabi),” kata Hasan.
Bila kita cermati, ada yang kita garis bawahi dari apa yang dikatakan oleh Hasan, umat Islam jangan terkecoh dengan retorika yang penuh dengan gaya bahasa yang ambiguistis. Sudah jelas keyakinan mereka yaitu mengambil hadits hanya dari ahlulbait (versi mereka) saja. Dengan kata lain mereka menolak hadits-hadits dari sahabat-sahabat Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam. Bagaimana mau mengambil hadits dari sahabat-sahabat Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam, sahabat Nabinya saja oleh kaum Syi’ah di murtadkan, atau di kafirkan..!!
Seminar demi seminar, deklarasi demi deklarasi digelar untuk mempersatukan Sunni-Syi’ah dari dulu sampai kini terus diadakan, dan hasilnya tidak bersatu-satu, bahkan selamanya tidak akan bersatu. Kecuali syi’ah bertaubat dan kembali kepada Islam yang sesungguhnya, ahlusunnah wal jama’ah.
Sebagaimana yang disampaikan oleh seorang pemerhati masalah Syi’ah, Prof. Dr. Mohammad Baharun, SH, MA dalam acara “Bedah Aqidah Syi’ah” di masjid Istiqomah Kota Bandung, Ahad (25/3/2012) jika aqidah sudah berbeda, maka itu sebuah kemustahilan. Dirinya juga menjelaskan jika upaya persatuan Sunni-Syi’ah seperti yang di deklarasikan Majelis Ukhuwah Sunni-Syi’ah (MUHSIN) hanyalah pembohongan dan penyesatan opini umat saja.
Masih hangat, MUHSIN. Meski pernah ditolak mayoritas ormas Islam Indonesia, Majelis Sunni-Syiah Indonesia (MUHSIN) kembali dideklarasikan. Organisasi yang digagas oleh Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) itu kembali mendeklarasikan di Jawa Barat, Ahad (17/7/2011). Sekitar 12 ormas pemuda di Jabar yang mewakili Sunni menjadi deklarator.
Deklarasi yang dilakukan di Hotel Horison ini dihadiri oleh Ketua IJABI Jalaluddin Rahmat, Pengurus Pusat MUHSIN Pusat Daud Poliradja, serta Duta Besar Iran untuk Indonesia Mahmoed Farazandeh.
Juga pada hari Kamis (9/2/2012), Harian Umum Republika memuat iklan setengah halaman dari sebuah lembaga yang menamakan dirinya Yayasan Muslim Indonesia Bersatu (YIMB), www.muslimunity.net. Judul iklan tersebut adalah: ”MELAWAN POLITIK ADU DOMBA DENGAN PERSATUAN UMAT.”
Inti iklan sepanjang itu adalah ajakan untuk membangun persatuan umat, khususnya antara Muslim Ahlussunnah wal Jama’ah dengan Pengikut Syi’ah. Dikutiplah pernyataan berbagai ulama Sunni dan Syi’ah yang mengajak untuk bersatu. Di dalam iklan ini ditulis kata-kata indah:
”Namun, yang tak kalah pentingnya, semua pernyataan bijak di atas tidak akan banyak manfaatnya kecuali jika para pengikut mazhab-mazhab dalam Islam benar-benar dapat bersikap dan membawa diri sesuai dengan prinsip-prinsip persaudaraan Islam. Termasuk di dalamnya sikap menghormati keyakinan mazhab yang berbeda, mendahulukan prasangka baik (husnuz-zhon), juga kesediaan melakukan verifikasi (tabayun) dalam hal adanya tuduhan-tuduhan terhadap mazhab tertentu. Yang terpenting di antaranya adalah tidak merasa benar sendiri dan menganggap keyakinan mazhab lain sebagai salah, apalagi kemudian merasa perlu mendakwahkan mazhabnya serta berupaya mengubah keyakinan para pengikut mazhab lainnya.”
Sudah sedemikin banyaknya umat Islam yang terkecoh ketika tidak berpegang teguh kepada aqidah atau ajaran Islam yang murni.
Walaupun masih ada perasaan setengah-setengah dari kalangan umat Islam untuk mengatakan Syi’ah sesat atau bukan Islam, semoga kedepannya semakin bulat keyakinan umat Islam akan kesesatan dan bahanya Syi’ah yang lebih berbahaya daripada ahmadiyah dan liberalisme sekalipun..!!
Kita mengharapkan kepada pemerintahan yang terkait untuk betul-betul menjaga bangsa atau rakyatnya. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, KH. Abdusshomad pun mendesak MUI Pusat untuk menetapkan Syi’ah sebagai aliran sesat dan menyesatkan. Sebab menurutnya berkembangnya Syi’ah di Indonesia dikhawatir-kan akan memecah belah persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ketua MUI Pusat KH. Ma’ruf Amin menyatakan fatwa Syi’ah sebagai ajaran sesat dan menyesatkan merupakan masukan yang sangat berharga.
Bagaimana dengan sikap pemerintah terkait sengkarut aliran Syi’ah?
Menteri Agama Suryadharma Ali, hari Rabu mengaku belum punya keputusan apa-apa soal jama’ah Syi’ah. Tapi kata dia, keputusan Menteri Agama di masa Orde Baru telah menegaskan bahwa Syi’ah aliran di luar Islam. “Kemarin-kemarin saya membuka dokumen, ternyata Majelis Ulama Indonesia dan Kemenag (dulu Depag) menyatakan Syi’ah bukan Islam, tapi saya lupa tahun berapa,” kata Menag usai rapat di Gedung DPR Jakarta, Rabu (25/1/2012).
Semoga sikap pemerintah Orba atau yang sekarang masih tetap berpendirian bahwa SYI’AH BUKAN ISLAM. Allahulmusta’an… (Admin-HASMI/gun).