.:: Persiapan Pasukan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam Dalam Perang Uhud.

Pasukan kafir Quroisy Mekah mulai bergerak menuju Madinah dalam rangka menyerang pasukan Muslimin dengan kekuatan 3000 prajurit. Hati mereka bergolak karena dendam kesumat dan kebencian yang ditahan-tahan sekian lama siap diledakkan dalam peperangan yang dahsyat.

Lantas bagaimanakah reaksi pasukan Muslimin dalam menghadapi rencana serangan dari kafir Quroisy tersebut? Berikut ini kisahnya…

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam Melakukan Musyawarah dengan Sahabatnya.

Berita kedatangan pasukan kafir Quroisy itu pun sampai kepada pasukan kaum Muslimin, maka para Sahabat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam pun mulai berjaga-jaga di sekitar masjid Nabawi, karena khawatir adanya serangan mendadak. Kemudian Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam mengadakan musyawarah dengan pasukannya, dan berkata, “Bagaimana menurut kalian, apakah menetap di Madinah dan kita tempatkan wanita dan anak-anak di atom. Apabila musuh tetap bertahan, maka mereka bertahan dalam suasana buruk. Jika mereka masuk Madinah untuk menyerang kita, maka kita perangi mereka melalui lorong-lorong jalan yang kita kuasai dan kita serang mereka dengan panah dari atap-atap rumah.”

Pendapat ini didukung oleh para tokoh Muhajirin dan Anshor serta pendapat Abdullah bin Ubay. Akan tetapi para pemuda dari kalangan kaum Muslimin tidak setuju dengan usulan tersebut. Mereka lebih memilih untuk menyongsong musuh. Mereka berkata, “Ya Rasulullah, marilah kita sambut musuh kita agar mereka tidak menganggap kita pengecut”. Para pemuda itu terus mendesak Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam untuk keluar dari Madinah dan melaksanakan peperangan di luar Madinah. Dan akhirnya setelah sholat Ashar, beliaupun masuk ke rumah untuk mempersiapkan perlengkapan perang. Para pemuda itupun dinasihati oleh dua orang Sahabat yang bernama Sa’ad bin Musa dan Usaid bin Hudhoir Radiyallahu ‘anha seraya berkata, “Kalian telah memaksa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam, kembalikanlah keputusannya kepada beliau Shalallahu ‘alaihi wa Sallam!” Tiba-tiba Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam muncul dengan pakaian perangnya lengkap dengan topi baja beserta sebilah pedang yang terhunus. Para pemuda itupun menyesal atas sikap mereka yang memaksa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam, sehingga mereka berkata, “Kami tidak ingin menentang keputusanmu, ambilah keputusanmu wahai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam.”  Kemudian beliau menjawab, “Tidak pantas bagi seorang Nabi yang telah mengenakan topi bajanya untuk melepas kembali sampai Allah Subhanahu wa Ta’ala memutuskan antara dirinya dengan musuhnya.”  (HR. Ahmad, an-Nasa’i, Hakim dan Bukhori).

Pasukan Islam Berangkat Menyongsong Musuh

Setelah melakukan musyawarah, akhirnya berangkatlah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam dengan kekuatan kurang lebih 1.000 pasukan. Namun ketika sampai di wilayah Syaut (wilayah yang terletak antara Madinah dan Uhud), Abdullah bin Ubay beserta 300 pasukannya menarik diri dan tidak mau ikut berperang bersama pasukan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam  karena dianggapnya pasukan Muslim pasti kalah, ia berkata “untuk apa kita membunuh diri sendiri..?”. Kemudian Abdullah bin Ubay pun kembali pulang bersama 300 pengikutnya. Akhirnya pasukan Muslimin pun hanya tersisa 700 orang.

Inspeksi Pasukan

Di tengah perjalanan, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam pun menginpeksi pasukan, ternyata terdapat beberapa anak kecil yang hanya mengandalkan semangat dan ingin menjadi syuhada namun tidak memiliki kemampuan berperang. Mereka adalah Samuroh bin Jundab dan Rafi’ bin Khudair Radiyallahu ‘anha yang masing-masing berusia sekitar 15 tahun. Akan tetapi dua orang anak itu tetap ingin ikut berperang, sehingga dikatakan kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bahwa Rofi’ Radiyallahu ‘anhu memiliki keahlian memanah, kemudian Rasul Shalallahu ‘alaihi wa Sallam pun mengizinkannya, kemudian dikatakan pula kepada beliau, “Samuroh Radiyallahu ‘anhu dapat mengalahkan Rofi Radiyallahu ‘anhu dalam bergulat’’ Maka Rasul Shalallahu ‘alaihi wa sallam pun mengizinkan Samuroh dan Rofi’  untuk ikut berperang.

Strategi Perang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam beserta pasukannya melanjutkan perjalanan hingga sampai di sebuah lembah di Uhud dengan posisi membelakangi gunung Uhud, dan beliau melarang para Sahabat untuk menyerang sebelum ada perintah. Ketika itu.. Hari sabtu pagi beliau telah siap berperang dengan kekuatan 700 Sahabat. Beliau menugaskan para pemanah sebanyak 50 orang di atas bukit Uhud yang dikomandoi oleh Abdullah bin Jubair Radiyallahu ‘anhu  untuk tetap di posisinya dan tidak meninggalkan posnya. Posisi para pemanah ini berada di belakang pasukan utama, dan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada para pemanah untuk mengusir musuh dengan hujan panah agar tidak menyerang kaum Muslimin dari arah belakang. Sementara itu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam pun siap tampil dengan dua baju perangnya.

Pertempuran pun dimulai

Pasukan pun akhirnya saling berhadapan, perang diawali dengan duel satu lawan satu. Tholhah bin Abi Tholhah dari pasukan kafir menantang untuk bertanding, tantangan inipun segera disambut dengan gagah berani oleh Zubair bin Awam Radiyallahu ‘anhu. Lantas bagaimanakah kelanjutannya? Nantikan edisi berikutnya..

Faidah Siroh

1. Rasul senantiasa melakukan musyawarah dalam mengambil keputusan, dan ternyata suara mayoritas tidak lantas dipilih oleh beliau, dimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam  justru memilih pendapat minoritas yang mengajak untuk berperang di luar Madinah.

2. Perkataan Rasul Shalallahu ‘alaihi wa sallam “…tidak pantas bagi seorang Nabi..” dijelaskan oleh Ibnu al-Qoyim Rahimahullah bahwa Jihad harus dilakukan jika telah direncanakan… dan tidak boleh pulang sebelum bertemu dengan musuh. (Ibnu al-Qoyyim Rahimahullah, Zadul Ma’ad, Juz 3, hlm. 211).

3. Tindakan desersi Abdullah bin Ubay beserta 300 pengikutnya me-nunjukan perbedaan sikap yang nyata antara orang beriman dengan orang munafik. Di sinilah Allah Subhanahu wa Ta’ala membuka topeng kemunafikan Abdullah bin Ubay.

4. Persiapan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan menggunakan dua pasang baju besi secara berlapis menunjukan pentingnya bertawakkal disertai dengan ikhtiar secara maksimal. Sebab yang dicari dari peperangan adalah kemenangan, bukan berperang untuk kalah. (Admin-HASMI).

.:: Wallahu Ta’ala ‘Alam ::.

Check Also

Setangguh Nabi Ayyub

Setangguh Nabi Ayyub Nabi Ayyub ‘alaihissalam adalah salah seorang nabi Alloh subhanahu wata’ala yang diutus ke muka …

slot