Pesona Dua Pintu Surga

Pesona Dua Pintu Surga

Seringkali ketika kita membaca surat kabar atau menyaksikan berita di TV mendapati Fenomena kedurhakaan anak kepada orang tuanya. Ada yang berani, memukul, menghina, mencaci, menelantarkan, menyiksa, mengusir, bahkan tega membunuh orang tuanya sendiri. Entah dorongan apakah yang membuat mereka tega mendurhakai kedua orang tuanya. Terlepas dari itu semua, berbagai bentuk durhaka kedua orang tua tersebut sangat dilarang di dalam Islam. Apapun jenisnya!

Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi ajaran berbakti kepada orang tua. Islam menempatkan kewajiban berbakti kepada kedua orang tua setelah kewajiban bertauhid kepada Alloh subhanahu wata’ala. Bahkan, menjadikan kedua orang tua sebagai dua pintu surga yang memesona dalam rumah tangga kita. Rugi sekali mereka yang menyia-nyiakan dua pintu surga di dalam rumahnya dengan beragam kedurhakaan.

Pintu-Pintu Kedurhakaan

Berbakti kepada kedua orang tua memang merupakan pintu surga bagi seorang anak. Namun sebaliknya, durhaka kepada kedua orang tua akan menjadikan pintu-pintu neraka bagi pelakunya. Banyak sekali bentuk-bentuk kedurhakaan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Mungkin kita sendiri pernah bahkan sering melakukannya tanpa kita sadari. Semoga Alloh jauhkan kita dari semua itu. Di antara bentuk kedurhakaan tersebut yaitu:

  1. Membuat sedih, gelisah dan menangis kedua orang tua dengan berbagai hal seperti bandel kepada orang tua, malas belajar, bermain tak kenal waktu, bolos sekolah, pergi tidak pamitan hingga larut malam, berpacaran, hamil di luar nikah, pergaulan bebas, miras, narkoba dan lain-lain.
  2. Menghina dan melecehkan kedua orang tua seperti menceritakan aib orang tua, menggibah, merendahkan orang tua lantaran miskin, jadul, dan kolot, sok pinter di hadapan orang tua, menyebut orang tua dengan sebutan yang tidak layak serta penghinaan lainnya.
  3. Menelantarkan orang tua seperti tidak mau merawat dan menempatkannya di panti jompo, mengusir orang tua, enggan menafkahi orang tua yang miskin, membiarkan orang tua kelaparan padahal ia berkecukupan.
  4. Berkata buruk, membentak-bentak, meninggikan suara, cuek dan berperilaku kasar kepada orang tua. Alloh subhanahu wata’ala berfirman, “Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia”(QS. Al Isro’ : 23)
  5. Menghina dan melecehkan orang tua orang lain sehingga orang lain tersebut mencela dan menghina orang tua kita.
  6. Memicingkan mata, menatap mata tajam, dan melirik sinis saat berbicara dengan orang tua.
  7. Menolak dan meremehkan perintah orang tua padahal perintah tersebut adalah perintah mubah dan ketaatan. Begitu juga tidak menjawab panggilan orang tua (baik langsung maupun via telepon) dengan alasan sibuk, malas, dan lain-lain.
  8. Tidak menunaikan wasiat dan nasihat orang tua bahkan mengabaikannya.
  9. Menganiaya, menuduh, mengancam, memfitnah, melecehkan kehormatan, bahkan membunuh orang tua yang lama mendidik dan membesarkannya.
  10. Lupa mendoakan orang tua atau justru mendoakan kejelekan untuk keduanya.
  11. Membebani ortu dengan hal-hal yang tidak bermanfaat seperti membeli motor mewah, Smartphone bergengsi, perlengkapan fashion ter-up date, atau sekedar jalan-jalan yang tidak jelas.
  12. Memutus silaturahmi, tidak mau menanyakan kabar dan tidak mengunjunginya ketika telah berpindah domisili.
  13. Tidak menziarahi kuburnya demi mendoakan kebaikan untuknya setelah kematiannya.
  14. Malu berjalan dengan orang tua lantaran penampilan mereka tidak keren, kusut, lecek, bungkuk, bau tidak sedap dan sakit-sakitan.
  15. Mencuri harta orang tua meskipun beralasan untuk infak atau sedekah atau untuk kebutuhan lainnya.
  16. Merepotkan orang tua dengan bermanja-manja terhadap orang tua seperti menyuruh orang tua memakaikan sepatu, menyuapi setiap kali makan, menyisir rambut setiap berangkat sekolah padahal ia mampu dan orang tua repot serta sibuk dengan berbagai pekerjaan.
  17. Melawan dan mendebat orang tua saat dinasehati dalam kebaikan.
  18. Menjadikan orang tua seperti pembantu seperti sembarangan menyuruh untuk dibuatkan minuman atau makanan.
  19. Melupakan jasa kedua orang tua padahal kesuksesannya dalam sekolah, kuliah, karier, dan pekerjaannya tidak bisa lepas dari jasa besar kedua orang tuanya.
  20. Berbohong dan berdusta kepada orang tua.
  21. Berhianat kepada orang tua seperti berhianat dalam warisan dan wasiat.
  22. Membiarkan orang tua dalam kemaksiatan, kesesatan, dan kemungkaran tanpa ada upaya sedikitpun untuk mendakwahinya.
  23. Suka membawa tamu orang-orang yang dibenci oleh orang tua apalagi menginap di rumah orang tua kita.
  24. Membuat kemungkaran di rumah orang tua seperti mabuk-mabukan, pesta narkoba, menonton film dan video porno dan lain-lain.
  25. Seorang suami yang senantiasa mengutamakan ketaatan terhadap istri daripada ibunya.
  26. Tidak mau membantu orang tua ketika mereka mendapat musibah dan dalam kesusahan.
  27. Senang dengan penderitaan orang tua bahkan berharap kematian keduanya hanya lantaran masa kecilnya pernah ditelantarkannya.
  28. Tidak meminta izin, saran dan pendapat orang tua dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan keluarga seperti menikah dan lain-lain.
  29. Menghitung-hitung serta mengungkit-ungkit pemberian kepada orang tua padahal jasa orang tua tidak terbalas hanya sekedar pemberian harta.
  30. Mencela makanan dan meremehkan pemberian orang tua.

Itulah berbagai bentuk kedurhakaan terhadap orang tua. Jika kira rinci, tentu akan banyak ragamnya. Faktor penyebab munculnya kedurhakaan tersebut tidak jauh dari faktor kebodohan terhadap agama, teladan orang tua yang buruk, lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah yang tidak kondusif serta media massa yang provokatif.

Faktor penyebab munculnya kedurhakaan

1. Kebodohan terhadap agama

Banyak orang yang merasa tidak berdosa padahal ia sedang durhaka kepada orang tuanya. Padahal durhaka kepada orang tua merupakan dosa yang berbahaya di dunia dan akhirat. Kebodohan terhadap agama ini bukan hanya muncul bukan dari orang-orang yang IQ nya rendah.  Banyak orang yang otaknya cerdas namun tidak tahu bagaimana harus berbakti kepada orang tua. Semua itu karena mereka tidak mau dan malas mempelajari agama Alloh subhanahu wata’ala. Oleh karena itu, pelajarilah agama ini dengan benar. Semoga Alloh subhanahu wata’ala bimbing kita ke jalan yang lurus.

2. Teladan orang tua yang buruk.

Teladan yang buruk akan memicu kedurhakaan anak kepada orang tua. Seperti orang tua yang durhaka kepada orang tuanya dulu akan menyebabkan keturunannya durhaka terhadapnya. Hal tersebut karena balasan sesuai dengan perbuatan. Kecuali bagi mereka yang dirahmati Alloh subhanahu wata’ala.

3. Lingkungan yang tidak kondusif (masyarakat, sekolah)

Selain keluarga, lingkungan pergaulan di masyarakat dan sekolah terkadang dituding sebagai salah satu faktor penyebab durhaka anak kepada kedua orang tuanya. Betapa banyak anak yang durhaka karena terpengaruh lingkungan yang buruk. Oleh karena itu carilah tempat tinggal yang kondusif untuk pertumbuhan anak. Begitu juga pilihkanlah untuk anak kita sekolah yang baik sehingga akhlag mereka terjaga dari kerusakan.

4. Teman pergaulan

Teman pergaulan sangat berpengaruh terhadap akhlaq seseorang. Sangat benar sekali jika nabi saw pernah bersabda bahwa kebiasaan seseorang tergantung dari temannya. Teman yang buruk ibarat tukang pandai besi yang senantiasa mengancam kita dengan api atau bau asap yang tidak sedap. Perhatikanlah dengan siapa anak Anda bergaul.

5. Media massa yang Provokatif

Media masa hari ini banyak dipenuhi dengan moralitas ketidakjujuran dan rendahan. Banyak mereka yang sengaja merusak generasi bangsa dengan berbagai pemikiran, budaya, dan akhlak tidak islami. Waspadalah dengan tontonan dan bacaan dari media massa yang mengajari kejahiliyahan dan kedustaan pada anak-anak kita. Jangan terlena karena kerusakan media sudah sampai pada batas yang sangat mengerikan.

Baktikan Dirimu Padanya…

Suatu hari seorang tabi’in yang mulia, Iyas bin Mu’awiyah rhm menangis sejadi-jadinya ketika meninggal salah satu dari kedua orang tuanya, maka dikatakan kepada beliau, ” Wahai Iyas mengapa Anda menangis sedemikian rupa” ? Beliau pun menjawab,” Tidaklah aku menangis karena kematian, sebab yang hidup pasti akan mati. Akan tetapi yang membuatku menangis karena dahulu aku memiliki dua pintu surga, maka tertutuplah satu pintu pada hari ini dan tidak akan di buka sampai hari kiamat kelak. Aku memohon pada Allah Ta’ala agar aku bisa menjaga pintu yang ke dua.” Berkaitan dengan hal ini Nabi shollallohu’alaihi wasallam bersabda:

الوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوْ اِحْفَظْهُ

“Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kalian menghendaki maka janganlah sia-siakan pintu itu atau jagalah pintu itu” 
(HR. Tirmidzi dan dishohihkan syaikh Albani rhm)

Jangan sia-siakan dua pintu surga di rumah kita. Tidakkah engkau ingat saat dikandung sembilan bulan yang penuh kepayahan dalam perut ibumu? Tidakkah engkau mengerti betapa sakitnya ibumu saat melahirkanmu? Tidakkah engkau pikirkan repotnya menyusui dan mengurusimu hingga engkau tumbuh dewasa? Engkaupun menyaksikan sendiri betapa ayahmu berpikir keras demi menafkahimu. Ia rela berjibaku dengan panas dan hujan padahal raganya terus merenta. Guratan kesabaran di wajahnya pun masih terpaku menjadi saksi bisu dalam perjuangannya untuk mendidikmu.

Renungkanlah sabda nabi yang mulia ini. Sungguh celaka, celaka, dan celaka!, dikatakan kepada beliau, siapakah mereka wahai Rasulullah?, maka beliau pun bersabda, ” Siapa saja yang menjumpai kedua orang tuanya, baik salah satu atau kedua-duanya di kala mereka lanjut usia, akan tetapi perjumpaan tersebut tidak menjadi sebab memasukannya ke dalam surga. (HR.Muslim).

Saudaraku yang dirahmati Alloh… Segera baktikan dirimu padanya! Bantulah mereka, muliakanlah hidupnya, sanjung dan tinggikan citranya, rekahkan senyum di birbirnya, harumkan namanya, bahkan kecuplah keningnya dengan penuh cinta dan kasih sayang. Adapun seandainya mereka telah tiada, Jangan berhenti untuk selalu mendoakan kebaikan untuk mereka. Angkatlah kedua tanganmu di keheningan malam. Sebutlah mereka…ya sebutlah mereka dalam setiap linangan air mata doamu. Semoga Alloh merahmati orang tua kita dan menjauhkan kita dari segala perilaku durhaka. Amin.

Abu Azzam Hawari, Lc, M.E.I.

Check Also

IMRAN BIN HUSHAIN/Seperti Malaikat

IMRAN BIN HUSHAIN Seperti Malaikat   Pada tahun Perang Khaibar, ia datang kepada Rasulullah ﷺ …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot