Para perukyat yang mengikuti proses rukyatul hilal di Balai Rukyat Condrodipo, Gresik, Jawa Timur, Rabu (8/9/2010) tidak melihat hilal atau bulan muda.
Pengamatan dimulai pukul 17.23 hingga pukul 18.05 menggunakan alat teropong yang disebut teodolit dan alat tradisional yang hasil rekamannya muncul di layar komputer. Hingga matahari tenggelam pukul 17.29, tidak ada satu pun perukyat yang melihat hilal.
Dalam sidang isbat dipimpin hakim tunggal dari Pengadilan Agama Gresik, A Nurul Huda dinyatakan bahwa tidak ada satu pun perukyat yang melihat hilal.
Hilal untuk menentukan 1 Syawal 1431 Hijriyah, tidak terlihat saat dilakukan pengamatan oleh tim Hisab Rukyat Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama di Balai Rukyat Bukit Condrodipo, Desa Kembangan, Kecamatan Kebomas, Gresik.
Dengan tak terlihatnya hilal ini, berarti umat Islam diwajibkan untuk istikmal atau menggenapkan puasanya menjadi 30 hari.
Hampir bisa dipastikan Lebaran akan jatuh pada hari Jumat, 10 September 2010. Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia Cabang Gresik, KH Chusnan Ali, melihat hilal sesuai sunnah rasullullah. "Pada zaman dulu, selain yang melihat hilal disumpah juga diperiksa inderanya. Kalau belum terlihat berarti Kamis (9/9) masih puasa," katanya.
Proses melihat hilal di Gresik dihadiri Mutasyar Pengurus Cabang NU Gresik, KH Robbach Ma'sum (mantan Bupati Gresik), Ketua PCNU Gresik, Husnul Khuluq, Kepala Kantor Kementerian Agama Gresik, Agus Thohir dan perwakilan Ma'had Al-Mahfudz, Jombang.
Koordinator Tim Hisab Rukyat Lajnah NU Gresik, Masluch Al Fanani menuturkan hilal tidak terlihat, posisinya di bawah ufuk dan lebih dulu turunnya daripada matahari.
Rukyat hanya penguat dari metode hisab (perhitungan kalender) dalam menentukan awal Ramadhan dan 1 Syawal. Meski akurat, hasilnya tidak bisa digunakan sebagai penentu utama awal Ramadhan dan 1 Syawal.
"Hasil pengamatan sebagai pertimbangan Kementerian Agama RI dalam sidang isbat," katanya. Selain di Gresik, rukyatul hilal juga dilaksanakan di Masjid Agung Surabaya, Pantai Kenjeran Surabaya, Pantai Tanjung Kodok Lamongan dan Pantai Gebang Bangkalan.
Melengkapi penjelasan Masluch, Ustadz Chotib menuturkan teori klasik dan modern tentang hisab mengatakan hilal tidak mungkin bisa dilihat Rabu petang. "Namun menurut Nabi Muhammad, kita diwajibkan mengakhiri puasa dengan melihat hilal," ujarnya.
Dari para perukyat di Balai Rukyat Bukit Condrodipo Gresik, tidak ada tak ada satupun yang melihat letak bulan berada di atas ufuk (garis laut). "Semuanya berada pada posisi minus (di bawah ufuk) mulai minus 0,2 derajat hingga 2,4 derajat, katanya. (kompas)