Romadhon Bersama Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam

Romadhon Bersama Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam

Alloh subhanahu wata’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
(Qs. Al-Baqoroh [2]: 183)

Jika kita mengukur shoum kita sebagai salah satu sarana menjadikan kita taqwa kepada Alloh subhanahu wata’ala, tentu sangat mungkin banyak gagalnya. Tetapi ukurlah bukti itu semua dengan hari-hari pengabdian Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam di bulan Romadhon, pasti akan nyata.

Saat awal bulan Romadhon tiba, Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam memberikan khabar gembira kepada para sahabatnya:

قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا، فَقَدْ حُرِمَ

Dalam riwayat lain:

إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ مَرَدَةُ الْجِنِّ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ ، فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ ، وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجِنَانِ ، فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ ، وَنَادَى مُنَادٍ : يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ.

“Telah datang kepada kalian bulan penuh berkah: Alloh mewajibkan kalian soum, di dalamnya pintu-pintu surga dibuka (bahkan di dalam riwayat lain disebutkan) tak ada satu pintupun yang ditutup, sedangkan pintu-pintu neraka ditutup (yang dalam riwayat lainpun disebutkan) tak ada satu pintupun yang dibuka, setan-setan dibelenggu, di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, siapa saja yang diharamkan meraihnya, maka diapun terharamkan mendapat kannya. Satu seruan akan memanggil-manggil: wahai pegiat kebaikan, ayo raih berbagai kebaikan di dalamnya… Wahai pegiat keburukan, tahan keburukan di saat itu”.
(HR. Tirmidzi, Ahmad, Hakim dan Tobroni)

Itulah ungkapan kegembiraan luar biasa yang diungkapkan Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam saat bulan Romadhon tiba. Suatu kegembiraan yang berdasarkan wahyu dari Zat Yang Maha Mulia.

Di bulan yang penuh berkah itu, Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam mengisinya dengan shoum yaitu tidak makan, minum dan tidak melakukan hubungan suami istri sejak fajar hingga magrib tiba. Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam menyampaikan bahwa wujud keikhlasan shoum di bulan Romadhon diwujudkan dengan mentekadkan niatnya di waktu malam, bukan di saat pagi atau siangnya. Shoum di bulan Romadhon menurut Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam memiliki banyak manfaat yang sangat agung: lipatan pahalanya hanya Alloh subhanahu wata’ala yang langsung memberinya, sebagai perisai dari berbagai kerusakan dan bencana di dunia dan di akhirat, bau mulut orang yang shoum di sisi Alloh subhanahu wata’ala pada hari kiamat kelak jauh lebih harum dari harumnya minyak misk, dijauhkan dari api neraka sejauh 70 khorif, diampuni berbagai dosa di masa lalu dan akan dimasukkan ke dalam surga melalui pintu khusus yang bernama ar-Royyan. Bahkan orang yang soum akan meraih dua kegembiraan, saat dia berbuka atau berbuka di saat hari raya dan saat dia berjumpa dengan Robbinya.

Di saat malam sepanjang bulan Romadhon, Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam banyak menghabiskan waktu bersama Robbinya, bermunajat, ruku` dan sujud di qiyamullail. Bahkan dua tiga hari awal-awal Beliau melaksanakan Romadhon, qiyamullail beliau banyak diikuti berjamaah oleh para sahabatnya, walaupun kemudian beliau tinggalkan jamaah solatullail itu karena khawatir diwajibkan.

Bagi Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam, solatullail adalah solat yang paling utama setelah sholat wajib, terutama di waktu sepertiga malam terakhir. Bahkan di 10 terakhir bulan Romadhon, Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam menghidupkan semua hari beliau berdiam diri di Masjid, yaitu melakukan i`tikaf. Di setiap akhir setelah melaksanakan solat witirnya di 10 terakhir itu, beliau berdoa:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

“Ya Alloh, Sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemaaf, maafkanlah aku”.
(HR. Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah)

Di bulan Romadon, beliau banyak membaca al-Qur`an, banyak bersedekah, banyak berjihad membela agama sehingga benar-benar meraih kemenangan.

“Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam adalah orang yang paling pemurah, dan lebih pemurah lagi dalam bulan Romadon. Ketika ditemui oleh Jibril, beliau saw ditemui Jibril pada setiap malam di bulan Romadon, dan kemudian beliau melakukan mudarasah al-Qur’an (mendengarkan dan memperdengarkan bacaan al-Qur’an). Sungguh Rosululloh saw sangat lebih pemurah dibandingkan angin yang bertiup.”
(HR. Bukhari, Muslim, an-Nasai, Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Hibban)

Pada Romadhon tahun kedua Hijriyah, terjadi peperangan Badar al-Kubra. Peperangan ini dimenangi oleh Islam dan inilah kemenagan agung pertama pejuang-pejuang Islam menentang kemusyrikan dan kebatilan. Di bulan ini tahun kelima Hijriyah, para pejuang Islam membuat persiapan untuk menghadapi musuh di Khandaq. Peperangannya sendiri terjadi pada bulan Syawal-nya. Umat Islam kembali menang gemilang. Pada 21 Hijriyah Romadhon tahun kedelapan Hijriyah, kota suci Makkah ditaklukan. Pada mulanya Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam bersama-sama para sahabat meninggalkan Madinah menuju Makkah pada 10 Romadhon dalam keadaan berpuasa. Ketika sampai di al-Kadid, Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam berbuka karena bermusafir, kemudian pada 21 Romadhon barulah Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam memasuki kota Makkah. Pada bulan Romadhon tahun yang sama Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam mengutus beberapa sahabat untuk menghancurkan berhala-berhala yang terkenal pada masa itu. Khalid bin al-Walid diutus merobohkan berhala al-‘Uza, Amr bin al-‘Ash merobohkan berhala Suwa’ dan Sa’d bin Zaid al-Asyhali merobohkan berhala al-Manat. Pada Romadhon tahun kesembilan Hijriyah terjadi peristiwa peperangan Tabuk dan Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam kembali pulang dari peperangan pada bulan itu juga.

Semoga dengan mencontoh semua sisi kehidupan beliau khususnya di bulan Romadon, kita akan meraih kemenangan dan kebahagiaan.

Check Also

IMRAN BIN HUSHAIN/Seperti Malaikat

IMRAN BIN HUSHAIN Seperti Malaikat   Pada tahun Perang Khaibar, ia datang kepada Rasulullah ﷺ …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot