Pertempuran yang terjadi sesungguhnya bukan hanya menjadi arena peperangan antar insan saja. Akan tetapi, para iblis pun turut serta dalam peperangan tersebut. Tujuan mereka tiada lain adalah untuk mengalahkan secara mutlak kaum muslimin yang dari segi jumlah jauh lebih sedikit dibanding pasukan musuh. Akan tetapi sesungguhnya mereka telah salah dalam memahami hakikat peperangan ini.
Alloh [swt] berfirman: “(Alloh menolong kamu dalam perang Badar dan memberi bala bantuan itu) untuk membinasakan segolongan orang-orang yang kafir, atau untuk menjadikan mereka hina, lalu mereka kembali dengan tiada memperoleh apa-apa.” (QS. Ali-Imron ; 127)
Sebuah Fakta Orang-orang muslim bertempur hebat dengan bantuan para Malaikat. Disebutkan dalam riwayat Ibnu Sa’d dari Ikrimah, dia berkata, “Pada saat itu ada kepala orang musyrik yang terkulai, tanpa diketahui siapa yang telah membabatnya. Ada pula tangan yang terputus, tanpa diketahui siapa yang membabatnya.” Ibnu Abbas [ranhu] berkata, “Tatkala seseorang dari pasukan Muslimin berusaha keras menghabisi salah seorang musyrikin dihadapannya, tiba-tiba dia mendengar suara lecutan cambuk di atasnya dan suara seorang penunggang kuda yang berkata, “Majulah terus wahai Haizam (Nama Kuda Jibril).’ Lalu orang muslim itu memandang orang musyrik di hadapannya ternyata telah terjerembab.” Seorang Anshor yang melihat kejadian ini menuturkannya kepada Rosululloh . Maka beliau bersabda, “Engkau benar. Itulah pertolongan dari langit yang ketiga”.
Abu Dawud Al-Mazini berkata, “Selagi aku mengejar salah seorang musyirikin untuk menebasnya, tiba-tiba kepalanya sudah tertebas sebelum pedangku mengenainya. Aku sadar bahwa rupanya ia telah dibunuh oleh seseorang selain diriku.”
Ada seorang Anshor datang membawa al-Abbas bin Abdul-Muththolib sebagai tawanan. Al-Abbas berkata, “Demi Alloh, bukan orang ini yang tadi menawanku. Tadi aku ditawan seorang laki-laki botak yang wajahnya sangat tampan menunggu seekor kuda yang gagah. Aku tidak pernah melihatnya ada di tengah-tengah mereka.” Orang Anshor itu menyahut, “Akulah yang telah menawannya wahai Rosululloh [saw].” Beliau bersabda, “Diamlah kamu, karena Alloh telah mem-bantumu dengan seorang malaikat yang mulia.” Iblis pun Lari Ketakutan Setelah melihat apa yang dialami orang-orang musyrik tatkala berhadapan dengan pasukan Muslimin yang dibantu oleh para malaikat, maka Iblis yang berbentuk Suroqoh bin Malik bin Ju’syum, yang semenjak semula memang menyertai pasukan Quroisy, segera beranjak untuk melarikan diri dari kancah. Al-Harits bin Hisyam yang melihat gelagatnya itu hendak memegangnya. Tentu saja ia mengira Iblis itu benar-benar Suraqah. “Mau kemana kamu Suroqoh?”, tanya al-Harits. “Bukankah engkau pernah berkata bahwa engkau akan menjadi pendukung kami dan tidak akan meninggalkan kami?” namun Iblis itu memukul dada al-Harits hingga membuatnya terjengkang.
Kemudian Suroqoh menjawab, “Sesungguhnya aku telah melihat apa yang tidak kalian lihat. Sesungguhnya aku takut kepada Alloh. Siksaan Alloh benar-benar amat pedih.” Setelah itu ia lari dan menceburkan dirinya ke laut.
Subhanalloh, begitulah Alloh hendak memberikan “pelajaran” bagi orang-orang yang fasik dan kafir. Mereka berani menantang Alloh dan Rosul-Nya, maka terimalah akibatnya. Tidak ada yang bisa melebihi kekuasaan Alloh sekalipun jin dan manusia dikumpulkan untuk melawan-Nya. Karena Alloh [swt] adalah Raja atas semua ciptaan-Nya baik yang di langit maupun yang ada di bumi. Para Malaikat yang diturunkan untuk membantu kaum muslimin, semuanya adalah atas perintah Alloh . Semuanya patuh dan taat dengan penuh keimanan dan ketundukan kepada-Nya. Dari peristiwa ini terdapat beberapa hikmah yang bisa kita ambil untuk dijadikan renungan, di antaranya:
- Keimanan dengan sebenar-benarnya iman kepada Alloh menjadi sebab turunya pertolongan-Nya .
- Jika kita membela agama Alloh , maka Dia pun akan membela kita.
- Dengan larinya iblis dari kancah peperangan, maka ini menunjukkan bahwa kekuasaan Alloh bukan hanya diakui oleh orang-orang beriman saja melainkan sang musuh pun mengakuinya.
(Red-HASMI)