Damaskus-HASMI.org| Dalam laporan berita dari media pemerintah Suriah dikatakan bahwa serangan roket dari kelompok perlawanan rezim Bashar Al-Assad telah menghancurkan sekolah di dekat ibukota Damaskus, yang menewaskan sekitar 30 orang termasuk siswa dan guru.
Sementara itu, laporan lain menyebutkan bahwa jumlah korban tewas jauh lebih besar dari angka yang telah disebutkan.
“Mereka tewas karena mortir yang diluncurkan oleh teroris,” demikian laporan dari media televisi Suriah.
Istilah “teroris” sering digunakan oleh pemerintah Suriah untuk menyebut pemberontak yang menentang pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Dilain pihak, para aktivis kelompok perlawanan rezim telah membenarkan adanya serangan tetapi menuding pasukan pemerintah lah yang telah melakukan serangan terhadap sekolah Bteiha di lingkungan kamp pengungsi Wafideen, sekitar 20 kilometer dari Damaskus, pada Selasa (04/12).
Akhir-akhir ini pasukan rezim Bashar memang meningkatkan serangan di wilayah sebelah timur ibukota hingga pertempuran pun berlangsung dengan sengit, hal ini dimaksudkan untuk memukul mundur pasukan perlawanan dari kawasan Ghouta Timur.
Dari pihak NATO, Sekjen NATO; Anders Fogh Rasmussen, memberikan warning kepada penguasa rezim untuk tidak menggunakan senjata kimia. Penggunaan senjata kimia, lanjutnya, akan langsung ditanggapi oleh dunia internasional.
Peringatan Anders Fogh Rasmussen ini dikeluarkan menyusul laporan-laporan yang menyebutkan bahwa pemerintah Suriah mungkin bersiap-siap menggunakan senjata kimia dalam perang sipil yang sedang berlangsung. (Red-HASMI)