JaTim-HASMI.org| Sekitar 1.000 guru Madrasah Diniyah dikuliahkan oleh PemProv Jawa Timur di 34 perguruan tinggi agama Islam se-Jatim, untuk menempuh pendidikan tingkat Strata Satu (S-1).
Pada Senin (8/10/2012) Gubernur Jatim, Dr. Soekarwo menegaskan bahwa “Tujuan utamanya meningkatkan kompetensi guru madrasah. Program ini merupakan upaya Pemprov meningkatkan kemampuan guru madrasah dan mendongkrak pola pikir agar lebih akademis dan intelektual”.
Sebagai bentuk kerja sama, Gubernur Jatim melalukan penandatanganan kesepakatan dengan Koordinator Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (Kopertais) Wilayah IV, di Ruang Bhinaloka Kantor Gubernur Jawa Timur.
Program Pemprov Jatim ini sudah berjalan sejak 2006 dan tahun ini merupakan angkatan ketujuh. Total sudah ada 6.400 guru madrasah yang disekolahkan. Dari keseluruhan, sebanyak 2.370 guru sudah lulus dari S-1.
Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo tersebut mengungkapkan tiang pancang yang sangat kuat dalam perkembangan Indonesia yakni basis agama dan ilmu kemanusiaan sosial, serta ditambah keilmuan alami.
“Dan itulah basis negeri ini. Perguruan tinggi telah mentransformasikan kekurangan antara ilmu pengetahuan di bidang agama dan keilmuan alami,” tukasnya, dimuat Antara.
Menurut dia, kehidupan kemanusiaan dan sosial saja tidak cukup, namun perlu menerapkan keilmuan seperti ilmu perbintangan, pengetahuan tanam menanam, dan sebagainya. Jika dapat mentransformasikan keduanya maka akan dinilai sebuah prestasi dan menjauhkan dari kasus seperti di Sampang.
Mantan Sekdaprov Jatim tersebut mengatakan, Peraturan Pemerintah Nomor 55 tentang Sekolah Agama dan Keagamaan memasukkan empat mata pelajaran, harus segera dirumuskan dalam konsep Diniah Salafiah karena Indonesia bakal berhadapan dengan perkembangan luar biasa.
“Jadi basisnya spiritual agama, etika dan moralitas. Di atasnya dibangun keilmuan, skill dan manajemen,” kata Pakde Karwo.
Metode kegiatan peningkatan kualitas guru ini menggunakan metode perkuliahan reguler yang bekerja sama dengan 34 PTAI se-Jatim, dengan program studi Agama Islam dan Bahasa Arab. Kegiatan ini diikuti guru madrasah diniah lulusan SMA atau sederajat yang dimulai pada minggu pertama Bulan Oktober 2012. (Red-HASMI/hidayatullah).