JAKARTA (www.hasmi.org) | Masalah yang saat ini menimpa Bali ternyata tidak hanya masalah pelarangan memakai jilbab. Beberapa sekolah di Bali juga melarang siswa laki-lakinya untuk melaksanakan shalat Jumat berjamaah.
“Kita juga mendapat aduan, ada beberapa sekolah yang melarang siswa laki-lakinya untuk shalat Jumat,” kata Wakil Sekjen PB PII, Helmy Al Djufri, Jakarta Timur.
Sekolah-sekolah yang melarang shalat Jumat berjamaah itu tidak menyediakan musola bagi siswanya yang beragama Islam, ujar Helmy Al Djufri.
“Tidak lebih dari lima sekolah yang terdapat musola,” imbuh Helmi.
Salah satu anggota PB PII, Maulana, mengatakan kasus ini sudah terjadi di Bali sejak lama. Namun, kaum muslim di Bali tidak terlalu mempermasalahkan, karena jumlah mereka yang minoritas.
“Islam di Bali tidak ada kekuatan untuk melawan,kami berharap ini bisa sampai ke ranah hukum,” kata Helmi.
Pelarangan berjilbab bagi pelajar muslimah di Bali sudah berlangsung. Kasus ini mencuat saat Anita, seorang siswi SMAN 2 Denpasar, dilarang mengenakan jilbab dengan alasan tidak sesuai dengan ketentuan mengenai seragam yang berlaku. Kasus menggema ke publik setelah Anita melaporkan kejadian itu ke sejumlah lembaga advokasi dan bantuan hukum.(Red/HASMI/MUSLIMDAILY)