ِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا .
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
:
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ ، وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Kaum muslimin, jamaah sholat jum’at yang berbahagia.
Merupakan impian dan keinginan tertinggi setiap muslim dalam merengkuh dan menjalani hidup ini dengan menunaikan segala amanat yang telah ia sanggupi adalah masuk ke surga Alloh .
Pertanyaan yang patut kita renungi bersama adalah apakah kita termasuk orang-orang yang mendapat kabar gembira dari Rasululloh bahwa kita akan memasuki surga tersebut? Atau kita adalah orang yang enggan untuk dijadikan pewaris tempat yang mulia ini yang telah Allah siapkan untuk hamba-hambaNya yang bertakwa?
Al-Imam al-Bukhori meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersada:
(( كُلُّ أُمَّتِى يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ ، إِلاَّ مَنْ أَبَى )). قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ: (( مَنْ أَطَاعَنِى دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ عَصَانِى فَقَدْ أَبَى ))
“Semua ummatku akan masuk surga kecuali orang-orang yang menolak untuk memasukinya”. Maka para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah siapa yang menolak untuk masuk surga?” Beliau pun menjawab: “Barang siapa yang taat kepadaku mereka akan masuk surga dan barang siapa bermaksiat (tidak patuh) padaku maka ia telah menolak untuk masuk surga.” (HR. Bukhari)
Dari hadits ini kita bisa melihat dua kelompok manusia dalam menyikapi apa yang telah Rasulullah bawa berupa wahyu dari Alloh yaitu orang yang taat dan patuh pada beliau dan orang-orang yang bermaksiat dan melanggar ketentuan-ketentuan beliau . Beliau juga telah memberikan gambaran tempat kembali masing-masing dari mereka yaitu adanya surga untuk orang-orang yang taat dan neraka bagi orang-orang yang bermaksiat pada beliau. Sehingga pertanyaannya justru akan kembali kepada kita. Di manakah posisi kita dari dua kelompok manusia ini??? Apakah kita termasuk orang-orang yang mentaati dan menerapkan apa-apa yang telah Rasululloh ajarkan atau kita termasuk orang-orang yang enggan untuk mengerjakan sunnah-sunnah beliau dan bahkan tidak sampai disitu karena banyak dari kaum muslimin yang justru menambah-nambahi ibadah yang mereka kerjakan dengan hal-hal yang sama sekali tidak diperintahkan oleh Rasululloh .
Marilah kita tengok sejenak perintah Allah dalam kitab-Nya dimana Allah telah memerintah kepada kita untuk mengambil segala apa yang telah Rasululloh perintahkan dan meninggalkan segala sesuatu yang beliau larang.
Allah berfirman:
“Dan apa-apa yang datang kepadamu dari rasul maka ambillah dan apa yang ia larang maka tinggalkanlah.” (QS. al-Hasyr [59]: 7).
Dan Allah juga jadikan kepatuhan dan ketaatan kita kepada Rasulullah sebagai bentuk nyata pengejawantahan dari kecintaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala.
Allah berfirman:
“Katakanlah jikalau kalian memang mencintai Allah, ikutilah aku maka
Alloh akan mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian dan Alloh Maha Pengampun dan Maha Penyayang.” (QS. Ali-Imron [3]: 31).
Jama’ah sholat jum’at yang berbahagia…
Di samping ayat-ayat di atas Rasulullah sendiripun telah memberikan “warning” bahwa mengikuti beliau adalah syarat diterimanya amal perbuatan seseorang.
Rasululloh bersabda:
(( مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ ))
“Barang siapa yang mengadakan perkara-perkara baru dalam dien kami ini yang bukan termasuk bagian dari dien, maka amalan tersebut akan tertolak”. (HR. Muslim)
Dari beberapa ayat dan hadits diatas kita bisa memahami bahwa mengikuti Rasulullah dalam melaksanakan dienullah yang kita pegang ini adalah sebuah keniscayaan.
Kita berharap dan memohon kepada Alloh agar kita semua dibukakan hati-hati kita dan dijadikan jiwa-jiwa kita ini cinta dan dihiasi dengan keimanan dan kita dijadikan oleh Alloh sebagai hamba-hamba-Nya yang membenci kekufuran dan perbuatan maksiat kepada Alloh , sehinga dengan begitu kita akan taat dan patuh kepada Rasululloh yang sama-sama kita nantikan syafaat beliau di akhir zaman tanpa ada rasa ragu dan bimbang dan memberikan sikap taslim (penyerahan) sepenuhnya terhadap apa yang telah beliau bawa dari sisi Alloh .
KHUTBAH KEDUA
إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ، نَحْمَدَهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئاَتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Di khutbah kedua ini khotib ingin mengingatkan pada diri pribadi dan jama’ah sekalian bahwa surga yang telah Alloh janjikan untuk hamba-hamba-Nya yang beriman tidaklah dihiasi dengan foya-foya di dunia yang fana ini. Akan tetapi sebagaimana yang Rasululloh sampaikan dalam salah satu sabda Beliau bahwa surga itu diliputi oleh hal-hal yang kurang disukai atau tidak disenangi oleh manusia.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ : (( حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ ))
Dari Anas radiyallohu ‘anhu berkata: Rasululloh bersabda: “Surga ditutupi dengan hal-hal yang tidak disukai dan neraka ditutupi dengan syahwat (hal-hal yang disukai oleh manusia).” (HR. Muslim)
Oleh karena itu kita harus bersungguh-sungguh dalam menjalankan din ini sehingga kita akan mendapatkan impian terbesar kita yaitu memasuki syurga Alloh yang luasnya seluas langit dan bumi dan semoga kita termasuk hamba-hambaNya yang mendapat tambahan (melihat wajah Alloh ).
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍّ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي اْلأُمُوْرِ، وَنَسْأَلُكَ عَزِيْمَةَ الرُّشْدِ، وَنَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي اْلأُمُوْرِكُلَّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ اْلآخِرَةِ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لََعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.