Sifat Dan Karakteristik Salafusshalih

ilustrasi-_110727160051-285

إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا .

مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ ، وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Kaum muslimin rahimakumullah…

Sesungguhnya landasan asasi dari dienul islam  yang telah diridhai Alloh  bagi kita semua adalah berserah diri, tunduk serta patuh kepada-Nya. Alloh  berfirman:

“Dan kembalilah kamu kepada Tuhan kalian, dan berserah dirilah kepada-Nya..” (QS. Az Zumar [39]: 54).

Sedangkan hakikat dari berserah diri kepada Alloh berarti adalah mengagungkan seluruh perintah dan larangan Alloh serta tunduk kepada keduanya dan berdiri di atas aturan-aturan yang telah diturunkan kepada Nabi-Nya yaitu Muhammad . Maka segala sesuatu yang diperintahkan oleh Alloh atau dilarang-Nya, sudah menjadi kewajiban kita untuk mengagungkan serta melaksanakannya. Inilah jalan keberuntungan dan kemenangan bagi kita semuanya. Alloh  berfirman:

“Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan kami patuh”. dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan.” (QS. An-Nuur [24]: 51-52).

Dalam surat yang lain, bahkan Alloh  melarang kita untuk menetapkan sesuatu hukum sebelum ada ketetapan dari Alloh dan Rasul-Nya. sebagaimana firman Alloh  :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al Hujurat [49]: 1).

Kaum muslimin rahimakumullah…

Semua sikap dan karakter yang tercantum di dalam ayat-ayat di atas tadi telah tertanam dan mengakar kuat pada diri pendahulu umat ini. Merekalah umat yang terjujur dalam menta’ati setiap perintah dan larangan Alloh dan Nabi-Nya. Merekalah yang senantiasi beriltizam untuk menunaikan syari’at Rabb mereka tanpa sedikitpun menambah atau menguranginya.

Sikap inilah yang menjadikan para pendahulu kita para salafushalih menjadi mulia dan dicatat dalam catatan tinta emas sejarah. Bahkan lebih dari itu, dengan karakteristik inilah mereka menjadi umat yang terbaik dan dicatat dalam lembaran-lembaran kitab suci.

Paling tidak hal tersebut dapat kita lihat dalam realita catatan kehidupan mereka; (pertama) mereka adalah umat yang senantiasa mengagungkan kalam Rasulullah . Bila ada salah seorang di antara mereka yang meriwayatkan satu hadist dari Rasululloh , niscaya mereka segera melaksanakan isi atau kandungan hadist tersebut.

Begitu pula sebaliknya, bila mereka mendapati ada seseorang yang menolak dan meragukan hadits Rasululloh  yang telah benar keshahihannya, maka mereka akan meragukan agama orang tersebut dan menganggap rendah serta hina, terlebih lagi bila menghina hadist-hadist shahih dari Rasululloh  .

Imam Muslim meriwayatkan dalam shahihnya di dalam bab shalat, bahwa Abdulloh Ibnu Umar  berkata; “Aku mendengar Rasululloh  bersabda: “Janganlah kalian melarang wanita-wanita kalian untuk pergi ke masjid apabila mereka meminta izin kepada kalian”. Maka berkata Bilal bin Abdullah: “Demi Alloh, kami pasti akan melarang mereka”. Perawi berkata: “Maka Abdulloh  menghadap kepadanya lalu mencelanya dengan celaan buruk yang belum pernah aku dengar sebelumnya”.

Lalu (yang kedua) mereka adalah umat yang senantiasa teliti dalam melaksanakan sunnah Rasulullah . Para salafushalih adalah generasi yang paling berhati-hati serta teliti dalam melaksanakan sunnah-sunnah Rasululloh . Mereka tidak pernah mengamalkan sesuatu kecuali dengan ilmu, tidak pernah menetapkan sesuatu hanya dengan logika mereka semata, juga tidak pernah menganggap baik dengan akal mereka suatu peribadatan yang tidak termasuk dalam petunjuk Rasululloh  .

Pernah suatu ketika Sa’id bin Musayyib  melihat seseorang melakukan shalat qabliah fajr lebih dari dua raka’at. Maka beliau melarang orang tersebut, namun orang tersebut berkata; “Ya Abu Muhammad, apakah Alloh akan mengazabku karena sholat?” Maka Sa’id bin Musayyib  menjawab; “Tidak, akan tetapi Alloh akan mengazabmu karena menyelisihi sunnah”.

Itulah bukti dari sikap mereka dalam mengagungkan nash-nash yang datang baik dari al Qur’an maupun dari hadist Rasululloh  . Maka sudah sepatutnya bagi kita untuk menjadikan mereka sebagai generasi teladan yang bisa memperbaiki keadaan generasi saat ini. Sebagaimana perkataan Imam Malik : “Tidak ada yang bisa memperbaiki generasi terakhir umat ini, kecuali dengan apa yang telah diperbaiki generasi awalnya”.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْﺁن الْعَظِيْمِ وَ نَفَعَنِي وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاۤيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ .أَقُوْلُ قَوْلِي هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَ لِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

KHUTBAH II

الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، رَبِّ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُحَمَّدٍ  وَعَلَى آلِهِ اْلأَطْهَارِ وَصَحْبِهِ الرَّافِعِيْنَ قَوَاعِدَ الدِّيْنِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

Kaum muslimin rahimakumullah…

Pada khutbah yang kedua ini, ada baiknya kita merenungi satu perkataan indah yang disampaikan oleh Ibnu Ma’sud  ketika mensifati keadaan pendahulu umat ini, beliau berkata:

(( مَنْ كَانَ مِنْكُمْ مُتَأَسِّيًا فَلْيَتَأَسَّ بِأَصْحَابِ مُحَمَّدٍ؛ فَإِنَّهُمْ كَانُوْا أَبَرَّ هٰذِهِ اْلأُمَّةِ قُلُوْبًا، وَأَعْمَقَهَا عِلْمًا، وَأَقَلَّهَا تَكَلُّفًا، وَأَقْوَمَهَا هَدْيًا، وَأَحْسَنَهَا حَالاً، قَوْمًا اِخْتَارَ هُمُ اللهُ لِصَحْبَةِ نَبِيِّهِ؛ فَاعْرِفُوْا لَهُمْ فَضْلَهُمْ، وَاتَّبَعُوْهُمْ فِيْ آثَارِهِمْ؛ فَإِنَّهُمْ كَانُوْا عَلَى الْهُدَى الْمُسْتَقِيْمِ ))

“Barangsiapa yang ingin mengambil tauladan, maka ambillah sahabat Muhammad , mereka adalah kelompok umat ini yang paling baik hatinya, paling dalam ilmunya, paling sedikit takallufnya (mempersulit masalah), paling lurus petunjuknya, dan paling bagus keadaannya. Mereka adalah kaum pilihan Alloh berkat kebersamaannya dengan Nabi-Nya , maka kenalilah keutaman mereka, dan ikutilah ajaran dan tuntunan mereka, karena sesungguhnya mereka senantiasa berada di atas petunjuk yang lurus.”

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍّ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي اْلأُمُوْرِ، وَنَسْأَلُكَ عَزِيْمَةَ الرُّشْدِ، وَنَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي اْلأُمُوْرِكُلَّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ اْلآخِرَةِ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لََعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Check Also

Sikap Seorang Muslim dalam Menghadapi Ujian – Khutbah Jumat

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot