Sesaat Bersama Jiwa

jiwa-taqwaAneh bin ajaib, orang-orang mengenali Alloh  namun mereka menentangnya. Sadar atau tidak, penentangan itu tercermin dalam setiap aktifitas, ucapan maupun keyakinan. Jika saja mereka tahu, perbuatan itu dapat menghancurkan jiwanya, nisaya mereka akan menangis sejadi-jadinya untuk segera bertobat kepada Alloh . Tidakkah mereka sadar bahwa dunia dan akhirat adalah milik-Nya?

Sebagai manusia, tentulah setiap kita memiliki perasaan. Perasaan yang secara fitroh tentulah cenderung kepada kebaikan. Akan tetapi bukan berarti perasaan yang baik akan terus mendominasi dalam setiap jengkal nafas kita. Buktinya adalah, tidak ada satu manusiapun yang lolos dari ketergelinciran hidup. Bahkan mungkin ada juga diantara kita yang mengalami suatu penurunan sikap dalam diri! Silahkan mengintrospeksi diri.

Saudaraku yang budiman, jika kita mempunyai sebuah gelas berisikan air bersih, tentu kita tidak ingin mencampurnya dengan kotoran. Begitu juga jika kita mempunyai sebuah ruangan yang bersih dan rapih, tentu kitapun tak mau ada satu benda pun yang masuk ke ruangan kita hanya untuk merusak dan membuat noda. Begitulah gambaran seorang yang beriman. Mereka faham betul betapa fitroh insaniah begitu sangat berharga. Fitroh yang lurus sesuai dengan tugas dan tujuan penciptaan manusia. Jika kita benar-benar mencintai-Nya, maka akan dapat rasakan bahwa ridho-Nya lebih penting dari segalanya. Kita pun akan merasakan ridho-Nya adalah tali penyambung antara kita dan diri-Nya.

Saudaraku, ujian dan cobaan adalah suatu keniscayaan. Jika tak merasa mampu memikul cobaan-Nya, maka mintalah pertolongan pada-Nya. Jika ada hal yang terasa menyakitkan, sadarlah bahwa sesungguhnya kita berada dalam genggamannnya. Janganlah sekali-kali putus asa terhadap rahmat-Nya, meskipun terasa bahwa cobaan itu sangat menyulitkan dan menyusahkan. Demi Alloh, kematian seorang hamba dalam pengabdiannya merupakan sesuatu yang amat terpuji di kalangan orang-orang yang cerdas.

Saudaraku, sesungguhnya Alloh  adalah maha rohman dan rohim. Ia begitu dekat dengan kita, bahkan Dia pun tahu apa yang kita butuhkan bukan sekedar tahu apa yang kita inginkan. Tidaklah telah Dia karuniakan kepadamu apa yang sebenarnya tidak pernah engkau bayangkan. Telah Dia persembahkan pula apa yang sebenarnya belum pernah engkau tuntut. Alloh  juga menutup semua keburukanmu. Andaikata Dia membukanya, akan tampaklah semua aibmu. Lantas, masihkan kita mempersoalkan sesuatu hal yang belum tercapai?

Mari sejenak kita merenung. Apakah kita merasa sebagai seorang budak atau seorang yang merdeka? Tidakkah kita tahu bahwa saat ini kita berada di atas dunia yang penuh lika-liku! Dunia yang dengan gemerlapnya dan pesonanya telah banyak menutup mata manusia dari kedahsyatan kampung akhirat. Padahal jika dibandingkan, dunia tidaklah sebanding dengan akhirat. Maka jawabnya adalah, kita sesungguhnya seorang budak yang dituntut untuk patuh dan ta’at kepada Sang Pencipta alam raya ini yaitu Alloh .

Apa yang bisa kita bayangkan andaikata suatu saat ada musibah yang tiba-tiba membuat kita buta seketika? Adakah kita masih akan merasakan nikmat dunia? Itu hanyalah penglihatan mata lahiriah saja. Jika yang dicabut adalah mata hati kita, yang lebih berharga daripada mata lahiriah yang kita miliki, alangkah sengsaranya kita.

Perahu umur semakin dekat ke liang kubur, namun kenapa kita tak juga sadar dan masih saja mencari keuntungan ‘duniawi’ semata dalam hidup? Angin kelemahan selalu menghantam dalam lautan umur dan mencabik-cabik kekuatan. Perahu-perahu umur telah sampai di pantai tujuan, namun sayang hawa nafsu masih saja menoleh ke masa-masa muda.

Renungkan, renungkanlah dalam kesendirian kita! Kejarlah amal sebelum ajal datang menjemput kita. Berhati-hatilah sebelum kebenaran tidak lagi condong kepada kita.

Aneh memang, terkadang disaat umur kita semakin menanjak, amal malah menurun, dan tetkala kematian semakin pasti, kita malah bersenda gurau. Mungkin kita harus banyak melihat potret kesudahan seseorang yang semasa hidupnya adalah baik, tapi berakhir dengan petaka bencana. Itu adalah pelajaran buat kita, betapa hidayah tidak bisa dipastikan akan langgeng seumur hidup. Oleh karena itu, senantiasalah memohon hidayah kepada Alloh  agar kita diistiqomahkan dalam keta’atan dan katakwaan.

Marilah kita semua memohon kepada Alloh , agar tercapai semua permintaan dengan kekuasaan-Nya. Sesungguhnya Dia Maha mendengar lagi Maha Mengabulkan segala permintaan.

 

Allohuta’ala A’lam

Check Also

Hukum Merayakan Tahun Baru

Sejarah Kelam Tahun Baru Beberapa hari lagi kita akan menyaksikan perayaan besar, perayaan yang dilangsungkan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot