Syahadat Laa ILaha ILLallah Sebagai Kunci Surga

images

إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا .

مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ ، وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Kaum muslimin rahimakumulloh…..

Suatu kali Wahb ibn Al-Munabbih  ditanya oleh seseorang: “Apakah kunci surga itu adalah kalimat Laa Ilaha Illalloh?” Maka ia menjawab: “Betul. Akan tetapi bukanlah sebuah kunci jika tidak memiliki gigi-gigi, jika engkau datang dengan membawa kunci dan di kunci tersebut terdapat gigi-giginya, maka kunci tersebut dapat membukakan untukmu, namun jika kunci tersebut tidak memiliki gigi-giginya, maka kunci tersebut tidak dapat membukakan pintu untukmu.”

Hasan Al-Bashri  pernah ditanya oleh seseorang: “Manusia banyak yang mengatakan bahwa jika seseorang mengucapkan kalimat Laa Ilaha Illalloh pasti akan masuk kedalam surga?” kemudian ia berkata: “Barangsiapa yang mengucapkannya dan menunaikan hak-haknya dan kewajiban-kewajibannya maka pasti ia akan masuk ke dalam surga.”

Kalimat Laa Ilaha Illalloh adalah kalimat yang agung dan mulia, sebuah kalimat yang jika diucapkan maka akan menyelamatkan pengucapnya dari panasnya api neraka. Rasululloh  bersabda :

(( فَإِنَّ اللهَ حََّرَمَ عَلَى النَّاسِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ اِلاَّ اللهُ يَبْتَغِى بِذَالِكَ وَجْهَ اللهِ ))

“Maka sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan Laa Ilaha Illalloh, semata-mata karena mengharap wajah Allah.” (HR. Bukhori)

Namun jika seorang muslim hanya mengucapkannya saja tanpa memenuhi syarat-syarat yang ada didalamnya, maka apa yang ia ucapkan tidak bermanfaat baginya.

Rasululloh  bersabda :

(( أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ فََإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ اْلإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ ))

“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak untuk diibadahi melainkan Allah. Dan sesungguh-nya bahwa Muhammad adalah Rasul Allah, dan mendirikan shalat, menunaikan za-kat. Maka jika mereka telah melakukan hal tersebut terjagalah mereka dariku darah dan harta mereka kecuali dengan hak Islam, dan hisabnya (perhitungannya) dikembalikan kepada Allah.” (HR. Bukhori).

Syaikh Abdulloh ibn Abdul Aziz Al-Jibrin  mengatakan yang dimaksud dengan hak Islam adalah: melaksanakan syarat-syaratnya dan menjauhi pembatal-pembatalnya.

Adapun syarat dari kalimat Laa Ilaha Illalloh adalah sebagai berikut:

  1. Al-‘Ilmu. Artinya adalah pengetahuan tentang arti Laa Ilaha Illalloh. Mengetahui arti Laa Ilaha Illalloh adalah hal utama bagi seseorang yang bersaksi atas syahadat tersebut. Tanpa mengetahui artinya, tidak ada gunanya lafadz syahadah itu bagi yang bersaksi. Allah  berfirman:

“Maka Ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.” (QS. Muhammad [47]: 19)

Rasululloh  bersabda:

(( مَنْ مَاتَ وَ هُوَ يَعْلَمُ أَنْ لاَ إِلَهَ اِلاَّ اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ ))

“Barangsiapa yang meninggal dunia dan mengetahui bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah, ia pasti memasuki surga.” (HR. Muslim)

2. Al-Yaqin. Artinya adalah keyakinan tentang kebenaran syahadahnya.

Allah  berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al-Hujurat [49]: 15).

(( مَنْ لَقِيْتَ مِنْ وَرَاءِ هَذَا اْلحَائِطِ  يَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلٰهَ اِلاَّ اللهُ مُسْتَيْقِنًا بِهَا قَلْبُهُ فَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ ))

“Siapa yang bertemu denganmu dari balik dinding ini dan dia bersakasi bahwa Laa Ilaha Illalloh dan meyakini dengan hatinya, maka berikanlah kabar gembira bahwa ia masuk ke dalam surga.” (HR. Muslim)

3. Al-Inqiyad. Artinya adalah tunduk melaksanakan kandungannya.

“Dan kembalilah kalian kepada Tuhan kalian, dan berserah dirilah kepada-Nya.”  (QS. Az-Zumar [39]: 54).

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus?” (QS. An-Nisa [4]: 125).

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْﺁن الْعَظِيْمِ وَ نَفَعَنِي وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاۤيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ .أَقُوْلُ قَوْلِي هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَ لِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH II

إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ، نَحْمَدَهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئاَتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

Kaum muslimin rahimakumullah…

4. Al-Qobul. Artinya adalah menerima, tidak menolak kandungan-kandungannya.

Allah  berfirman:

“Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: “Laa ilaaha illallah” (Tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka me-nyombongkan diri,  dan mereka berkata: ‘Apakah sesungguhnya kami harus me-ninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?” (QS. Ash-Shaaffat [37]: 35-36).

5. Al-Ikhlas. Artinya adalah seseorang bersyahadat dan melaksankan isinya hanya karena Allah. Rasulullah  bersabda:

(( أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِيْ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ ))

“Manusia yang paling berbahagia dengan syafa’atku adalah orang yang mengu-capkan Laa Ila Illalloh dengan tulus ikhlas dari hati dan jiwanya.” (HR. Bukhori)

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memur-nikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah [98]: 5)

6. Ash-Sidq. Artinya adalah bahwa apa yang diucapkan dari syahadah ini adalah benar-benar bersemayam di dalam hati dan bukan hanya di mulut saja. Rasulullah  bersabda:

(( مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ اِلاَّ اللهُ صَاِدقًا مِنْ قَلبِهِ دَخَلَ الْجَنَّةِ ))

“Barangsiapa yang mengucapkan laa Ila Illalloh dengan sebenar-benarnya dari dalam lubuk hatinya, niscaya masuk surga.” (HR. Ahmad)

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut [29]: 2-3)

7. al-Mahabbah. Artinya adalah bahwa..

 Maka inilah hakikat sebenarnya dari kalimat Laa Ilaha Illalloh yang jika diucapkan oleh seorang muslim dapat bermafaat di akhirat kelak.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍّ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي اْلأُمُوْرِ، وَنَسْأَلُكَ عَزِيْمَةَ الرُّشْدِ، وَنَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي اْلأُمُوْرِكُلَّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ اْلآخِرَةِ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لََعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Check Also

Sikap Seorang Muslim dalam Menghadapi Ujian – Khutbah Jumat

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot