عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ عَنِ النَّبِىِّ قَالَ « لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا شِبْرًا وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ ، حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ » . قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى قَالَ « فَمَنْ
Dari Abu Sa’id , Nabi [saw] bersabda: “Benar-benar kalian akan mengikuti sanan (jalan-jalan) orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, hingga kalau mereka masuk ke lubang biawak, kalianpun mengikutinya”, kami bertanya: wahai Rosululloh, (maksud engkau)Yahudi dan Nasrani!, beliau bersabda:‘siapa lagi’.”
(HR. Bukhori dan Muslim)
islam adalah agama yang sempurna dan paripurna yang merupakan aturan atau undang-undang yang mengatur semua sendi-sendi kehidupan beragama seorang hamba. Oleh karena itu, Islam tidak butuh bahkan melarang pemeluknya mengikuti atau menyerupai (tasyabbuh) dengan orang-orang kafir baik dari orang-orang Yahudi, Nasrani atau kaum kuffar lainnya.
Tasyabbuh berarti mengikuti atau menyerupai mereka (orang kafir) dalam keyakinan, ritual peribadatan dan hal-hal yang menjadi kekhususan bagi mereka. Nabi [saw] telah memberi warning kepada umatnya tentang hal ini:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dari golongan mereka.” (HR.at-Thobroni dan Abu Dawud).
Hadits ini memberikan satu indikasi akan bahayanya masalah tasyabbuh atau pengekoran kepada kaum kuffar dalam perspektif agama Islam.
Fenomena tasyabbuh yang terjadi khususnya di bumi Indonesia ini, sungguh sangat memprihatinkan sekali, dimana para remaja dan pemuda begitu antusias dalam mengikuti gaya hidup mereka yang terpuruk, ritual-ritual peribadatan yang dilestarikan oleh sebagian kaum Muslimin pun tidak sedikit yang berasal dari mereka yang sudah dikemas dengan sedemikian rupa, perayaan-perayaan hari besar (selain dua hari raya Islam) dan peringatan kelahiran yang merupakan ciri khas agama mereka sudah menjadi budaya dan bahkan suatu keharusan menurut sebagian kaum Muslimin, belum lagi aqidah atau keyakinan yang diyakini oleh sebagian mereka tidak jauh berbeda dengan aqidah kaum kuffar. Dan cukuplah hal ini sebagai pemicu terjadinya berbagai bencana dan kehancuran. Nu’uzubillahi mindzalik.
Lalu apa penyebab merebaknya virus tasyabbuh ini di tengah-tengah kaum Muslimin? Jawabnya adalah disebabkan oleh meratanya kejahilan dan pengikutan kepada hawa nafsu yang begitu dahsyat di tengah-tengah mereka yang mengaku sebagai seorang Muslim, juga didukung oleh lemahnya iman di lubuk-lubuk hati mereka.
Saudaraku… Bagaimana kita mengatasinya? Solusinya adalah kembali kepada Islam yang murni, mempelajari, merealisasikan dan menda’wahkannya kepada kaum Muslimin, menjelaskan kepada mereka tentang ajaran-ajaran Islam yang benar nan murni, membina mereka diatas manhaj yang lurus, manhaj Ahlus Sunnah wal Jamaah agar mereka bisa memahami dien ini secara konprehensif dan sempurna sehingga tidak mudah tertipu dan terpengaruh dengan budaya-budaya orang kafir, budaya yang akan menghancurkan jati diri seorang Muslim dan bahkan melenyapkan keislamannya.
Nau’uzubillahi mindzalik.
(Red-HASMI)