Semenjak iblis dilaknat Alloh [swt] karena kesombongannya membangkang perintah-Nya untuk sujud kepada Adam lalu diusir dari surga, ketika itulah Iblis tanpa rasa takut dan ragu meminta ditangguhkan hingga hari akhir.
Setelah Alloh [swt] mengabulkan permintaan iblis, dengan percaya diri ia berjanji akan menyesatkan seluruh anak Adam kecuali orang-orang yang mukhlis yaitu yang didiberikan taufiq oleh Alloh merealisasikan tauhid dengan sebenar-benarnya.
Alloh [swt] berfirman :
Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka“. (QS. al-Hijr [15]: 39-40)
Iblis menentukan medan permusuhannya dengan manusia di muka bumi. Misi iblis yang utama menyesatkan seluruh manusia kecuali hamba-hamba Alloh yang mukhlis. Dan visinya menyebarkan kemaksiatan dan menjadikan manusia memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi.
Jika kita melihat bagaimana realita masyarakat negeri kita di dalam peradaban modern ini, di mana kesyirikan, kemungkaran dan kemaksiatan merajalela. Ini adalah usaha iblis dalam merealisasikan janjinya menyesatkan manusia kecuali orang-orang beriman dan mukhlis.
“Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebagian orang-orang yang beriman.”(QS. Saba’ [34]: 20)
Keterpurukan di negeri kita sudah sangat mengerikan. Kita dapati aliran-aliran sesat dan menyesatkan kian bermunculan tak ada hentinya. Nabi-nabi palsu ditiru dan diikuti. Praktek sihir sekutu iblis menyebar sampai kepelosok- pelosok kampung. Kuburan-kuburan, tempat keramat, dan paranormal tak pernah sepi dari pengunjung. Kemiskinan dan kelaparan disebabkan budaya korupsi, praktek ribawi, dan gaya hedonis tuan-tuan tanah menjadi selimut tebal rakyat kita. Saling bunuh, perzinahan, pencurian, minum khomr dan durhaka terhadap orang tua seakan menjadi biasa. Geng-geng premanisme semakin merajalela dimana-mana. Sulit mendapat keamanan, dan keberkahan di negeri sendiri.
Kita dituntut harus keluar dari keterpurukan ini. Tidaklah Alloh merubah keadaan suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Hanya ada satu jalan untuk keluar dari keterpurukan yang multi dimensi ini, yaitu mengusung dakwah tauhid. Dakwah tauhid inilah inti dakwah seperti yang diusung oleh para Nabi dan Rosul. Rosululloh dan para sahabat selama tiga belas tahun sangat antusias mendakwahkan tauhid pada masa jahiliyah.
Tauhid harus dipahami dan diamalkan betul oleh umat ini, karena tauhid adalah satu-satunya solusi umat.
Jika kita ibaratkan bahwa kemaksiatan adalah api yang disulut oleh iblis dan keterpurukan ekonomi, politik, akhlak dan lain sebagainya adalah asap, serta amal shalih, iman dan tauhid adalah air yang memadamkan api. Jika api itu padam maka asappun akan hilang. Inilah urgensi dakwah tauhid dalam peradaban modern yang penuh dengan kemaksiatan.
Alloh berfirman:
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (QS. al-‘Araf [7]: 96)
Iblis yang menyebarkan kemaksiatan di dalam peradaban modern ini telah berputus asa untuk menyesatkan hamba-hamba yang merealisasikan tauhid.
Alloh berjanji jika umat manusia beriman kepada-Nya dan merealisasikan tauhid dengan sebenar-benarnya maka Alloh akan memberikan keamanan, kekuasaan, dan kejayaan.
Alloh [swt] berfirman:
“Dan Alloh telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang sholih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhoi-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasiq.” (QS. an-Nur [24]: 55)
Tidaklah Rosululloh [saw] mendahulukan dakwah secara parsial-parsial seperti dakwah ekonomi, akhlak, keamanan atau politik, karena itu semua adalah dampak jauhnya umat dari dakwah tauhid. Jika tauhid suatu kaum baik maka baik pula sendi-sendi kehidupannya. Karena keamanan dan kesejahteraan serta keberkahan akan turun kepada orang-orang yang beriman dan bertauhid.
Walaupun dakwah tauhid adalah inti dakwah, kita dapati banyak strategi lain yang telah ditempuh oleh anak bangsa untuk memperbaiki keadaan bangsa ini. Diantaranya adalah dakwah dalam jalur ekonomi, mereka mengatakan bahwa bangsa ini harus diperbaiki terlebih dahulu perekonomiannya, jika ekonomi maju maka kemakmuran dan kesejahteraan akan datang.
Padahal, perekonomian yang kuat jika tidak diiringi tauhid yang benar hanyalah patamorgana dan kenikmatan yang semantara. Berapa banyak kaum yang diberikan kekayaan dan harta melimpah dimusnahkan karena kesyirikannya kepada Alloh . Dakwah tauhid harus lebih diutamakan daripada ekonomi.
Alloh [swt] berfirman:
“Dan Alloh telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Alloh; karena itu Alloh merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.”(QS. an-Nahl [16] :112)
Strategi lain yang ditempuh adalah hanya mendakwahkan akhlak. Mereka mengutamakan dakwah akhlak daripada tauhid, dan ini adalah kesalahan besar. Tauhid adalah akhlak mulia kepada Alloh , dakwah tauhid ini harus diutamakan daripada akhlak kepada manusia. Tidak dipungkiri bahwa akhlak mulia adalah ajaran setiap agama siapapun orangnya sepakat dengan dakwah kepada akhlak dan tidak ada pertentangan yang berarti jika didakwahkan kepada akhlak yang mulia. Akhlak mulia adalah cerminan dari tauhid yang benar. Jadi akhlak mulia adalah buah dari tauhid yang benar.
Di lapangan gerakan kebangkitan kita dapati dua strategi dakwah yang lain yang ditempuh, yaitu dakwah lewat jalur parlementer dan dakwah dengan kekerasan, dua strategi dakwah ini disebut dengan strategi tampuk kekuasaan karena target kedua strategi ini adalah kekuasaan.
Mereka semua mempunyai tujuan yang sama yaitu menciptakan masyarakat Islami walaupun langkah-langkahnya bertentangan satu sama lain. Ada beberapa sisi negatif dakwah dengan kedua strategi ini diantaranya adalah dakwah akan terbengkalai dan kemandulan.
Dakwah lewat jalur parlemen jelas membutuhkan suara dan pengikut sebanyak-banyaknya. Sehingga mereka harus menutup mulut dan berbasa-basi dengan penodaan kemurnian Islam. Disinilah terjadi keterbengkalaian dakwah secara kualitas. Adapun dakwah dengan kekerasan, maka sifat dakwah rahasia mereka sangat membatasi dakwah sampai kepada masyarakat umum. Dari sini akan terjadi keterbengkalaian dakwah.
Tentu masih banyak lagi jalan yang diusung oleh para dai untuk mencapai tujuan. Seperti dakwah khilafah dan lain sebagainya. Dakwah yang paling tepat dan benar di setiap zaman dan waktu adalah yang mengutamakan dakwah tauhid. Dakwah yang menjaga dan menjunjung tinggi hak-hak Alloh diatas segala-galanya.
Saudaraku kaum Muslimin….. Panji dakwah harus tetap berkibar dan berkibar. Selamatkan diri kita dan keturunan kita dari keterpurukan dan kebinasaan dengan mengusung dakwah tauhid. Walloh ‘alam…
(Red-HASMI/IH/Abdurrohim Lc)