MEDAN – Euforia selesainya ujian nasional (UN) tingkat SLTA, Kamis (21/4) lalu menyisakan cerita miring. Banyak peserta ujian yang mengunjungi lokasi wisata alam diduga melakukan mesum. Di sejumlah pemandian alam, dari Deliserdang hingga Binjai dan Langkat, ditemukan ratusan kondom bekas yang dibiarkan berserakan. Beberapa diantaranya terlihat masih dikerubuti semut.
Kamis sore, petugas dari Polsekta Pancur Batu bahkan mengamankan dua pasang pelajar Kota Medan, yang tertangkap basah sedang melakukan adegan seks rumah kitik-kitik, sebutan untuk gubuk di lokasi pemandian itu. Pasangan pertama berinisial I, A dan yang lainnya P, K. Mereka mengaku baru usai melaksanakan UN Tahun Ajaran 2010/2011.
“Dari hasil razia kasih sayang kita laksanakan, ditangkap dua pasang pelajar yang sedang melakukan perbuatan asusila di tampat pemandian alam Tuntungan. Nama pelajar dan sekolahnya kita inisialkan saja ya, ntar malu mereka dan sekolahnya,” ujar Kanit Reskrim Polsek Pancur Batu, AKP Faidir Chan, seperti diberitakan Sumut Pos.
Setelah dilakukan pemeriksaan dengan menghadirkan orangtua masing-masing, kedua pasang tersebut diizinkan pulang. ”Kita izinkan pulang karena tidak ada yang melapor dan status mereka masih pelajar,” ucapnya lagi.
Dikatakan Faidir, razia tersebut sengaja dilakukan untuk mengantisipasi tindak kejahatan yang dilakukan para pelajar yang baru selesai melaksanakan UN. ”Kita tahu, pasti pelajar yang berada di Kota Medan akan merayakan (selesainya) ujian akhir mereka di tempat rekreasi. Jadi untuk mengantisipasi peningkatan kenakalan pelajar, kita sudah mengantisipasinya dengan razia kasih sayang,” bebernya mengakhiri.
Sementara itu di Binjai, setelah melakukan aksi coret-coret di dalam kota, para peserta UN mereka menyerbu sejumlah tempat pemandian di sekitar Kota Binjai. Diduga banyak di antara mereka melakukan tindakan asusila di rumah kitik-kitik dan di bawah rerimbunan pohon di lokasi pemandian.
Dugaan itu diperkuat temuan A Ginting (32), salah satu warga pengelola wisata pemandian yang menemukan ratusan kondom bekas, keesokan harinya. Ginting terpaksa memunguti alat kontrasepsi bekas itu dan membuangnya di tempat sampah.
“Saya menduga mereka itu sudah melakukan hubungan suami istri. Sebab, saya melihat banyak alat kontrasepsi berserakan di bekas lokasi mereka tempati,” ujarnya sambil menunjuk tempat sampah.
Ginting mengaku tak melihat langsung para pelajar itu melakukan hubungan suami istri di luar nikah. Tetapi dia sangat, disayangkan jika hal itu benar-benar terjadi.
Petugas Unit PPA Polres Binjai juga mengamankan pasangan pelajar yang kedapatan berduaan di Pantai Kenangan Kota Binjai. Kedua pasangan ini digaruk ketika sedang bercumbu. Kemudian, keduanya diboyong ke Polres Binjai untuk kemudian diberikan pengarahan. Selanjutnya dipulangkan setelah kedua orang tua mereka menjemputnya.
Rasa prihatin juga diungkapkan Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sumut, Agus Sanjaya. Bila benar para pelajar itu melakukan hubungan layaknya suami istri setelah selesai UN, berarti kerusakan moral segelintir gerenasi muda itu sangat meresahkan. ”Ini menjadi tanggung jawab bersama. Karena itu, semua pihak harus melakukan pembinaan terhadap para siswa,” ujarnya. Agus juga mendukung upaya gencar Razia Kasih Sayang yang dilakukan kepolisian.
Menyikapi temuan banyaknya alat kontrasepsi di lokasi pemandian dan penangkapan pelajar mesum, Kadis Pendidikan Kota Medan, Drs H Hasan Basri MM, malah balik bertanya. Dia meminta wartawan koran ini benar-benar melakukan check and recheck. ”SMA Medan mana, kalau ngomong pakai data dan buktikanlah, jangan asal saja,” ujarnya, tadi malam.
Sedangkan Kadis P dan P Kota Binjai Drs Anang Wibowo, berjanji mengusut dugaan peserta UN yang melakukan hubungan suami istri. “Saat ini kita sedang melakukan pantauan ke para siswa tersebut,” ujarnya.
Sementara Rektor IAIN Sumut, Prof Dr Nur Ahmad Fadhil Lubis MA sangat menyayangkan banyaknya generasi muda di Medan yang melakukan tindakan amoral. ”Banyak faktor yang mempengaruhi mereka,” bilang Prof Nur Ahmad melalui telepon seluler, kemarin.
Prof Nur Ahmad mengimbau orangtua yang memiliki anak remaja untuk mencegah hal-hal yangtidak diinginkan seperi itu sejak awal. Caranya, dengan menanamkan norma agama dan norma susila kepada anak sejak dini. Selian itu, keluraga harus menjalin komunikasi yang sehat setiap saat. “Mudah-mudahan akan menghasilkan generasi muda yang berakhlak,” ujar Fadhil.
Rektor Unimed, Dr Syawal Gultom juga prihatin terhadap kondisi generasi muda tersebut. “Itu menjadi tanggung jawab kita bersama,” ujarnya. Syawal juga lebih setuju untuk menanamkan norma-norma kepada anak sejak kecil. “Bila kelauraga selalu mendamping anak-anaknya dengan melakukan segala hal cara yang baik serta mendoakan anak-anaknya dan generasi muda tersebut. Tentunya akan berkurang tindakan amoral generasi muda kita,” ujar Syawal Gultom.
Seperti diberitakan kemarin, sejumlah pelajar SMA favorit di Kota Medan melakukan coret-coret di luar sekolah usai mengikuti UN hari terakhir. Setelah itu, mereka melakukan konvoi dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Mereka terbagi atas banyak rombongan besar.
Banyak di antara mereka mengaku pergi ke lokasi pemandian dengan alas an menghilangkan kepenatan usai ujian. Belum diketahui pasti apakah para pelajar dari SMA favorit tersebut merupakan bagian dari pelajar yang diduga melakukan mesum di lokasi pemandian di Tuntungan maupun di lokasi pemandian lain. (Redaksi HASMI/Sumutpos)