BENGKULU – Ratusan Keluarga Kerukunan Tabot Bengkulu dari kelompok Imam dan Bangsal bertemu saat menggelar ritual menjara atau saling berkunjung. Pertemuan itu dimaksudkan untuk menguji kemampuan dan keterampilan menabuh musik tradisional khas daerah setempat yakni dol dan tassa pada 6 Muharam 1432 Hijriah.
Pada 6 Muharam 1432 Hijriah merupakan puncak ritual "menjara" yang melibatkan sekitar 500 orang Keluarga Keturunan Tabot dari seluruh Kota Bengkulu.
Ia menerangkan, ritual menjara bermakna semangat umat Islam dalam memerangi kejahatan sekaligus mengenang gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW bernama Husien di Padang Karbala Irak.
Kemudian rombongan berjalan kaki sambil menabuh alat musik tradisional khas Bengkulu yakni dol dan tassa yang diibaratkan sebagai genderang perang serta melakukan tarian.
Saat ritual tersebut masing-masing kelompok tabot membawa jari-jari yang terbuat dari bambu dan sebagai simbol pemberitahuan bahwa bagian tubuh cucu Nabi Muhamad SAW yang bernama Husien dan gugur di Padang karbala sudah mereka temukan. Setelah saling menguji kemampuan musik dol maka kelompok tabot tersebut melanjutkan perjalanan berkeliling Kota Bengkulu yang diibaratkan sebagai upaya menambah pasukan sehingga bisa memenangkan peperangan melawan kaum Yazid di Karbala Irak.
Perjalanan tersebut mereka anggap sebagai upaya mengajak umat Islam untuk selalu berbuat kebaikan dan menjauhi perbuatan jahat atau dosa. Ritual menjara merupakan bagian dari upacara tabot yang dilaksanakan setiap tahun pada 1-10 Muharam oleh Keluarga Keturunan Tabot. Upacara tabot dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat Bengkulu untuk menyambut Tahun Baru Hijriah dan memperingati gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW bernama Husien di Padang Karbala Irak.
Tabot yang berarti peti mati adalah lambang peti yang berisi jenazah Husien yang diarak masyarakat Bengkulu pada hari ke sepuluh menuju pemakaman Kara Bela yang mencerminkan kawasan Karbala di Irak.
Secara tidak langsung kita bisa kita lihat bahwa tradisi tersebut lebih dekat kepada ajaran syiah dimana hanya kaum syiahlah yang memperingati hari kematian husain cucu Rasulullah. Bahkan yang lebih parahnya di negara negara seperti Iran, kaum syiah memperingatinya dengan melukai dirinya sendiri dengan benda tajam. (Redaksi HASMI/Media Indonesia)