Sleman – Tiga buah batu berukuran raksasa sisa letusan Merapi pada 1968 masih tertanam di sekitar ladang padi di Dusun Plumbon, Sindumartani, Ngemplak, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Batu tersebut diberi nama Watu Nganten oleh warga setempat. Nama tersebut diambil dari bahasa Jawa yang artinya Batu Pengantin lantaran ketiganya selalu berbarengan sejak meluncur dari Merapi hingga mengendap di dataran.
Batu yang merupakan media kesyirikan tersebut dianggap warga pendatang, atau luar daerah tersebut bisa memberikan kekuatan atau sebagai pusaka. Banyak yang datang biasanya bukan orang dari sini, banyak dari luar, jadi caranya mereka naruh sesajen pada Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon, sedangkan pada malam satu suro suka mengeluarkan bunyi yang bisa didengar orang-orang tertentu.
Sementara, alasan warga mengeramatkan batu tersebut lantaran saat letusan Merapi puluhan tahun silam, endapan batu tersebut menjadi tameng atau pelindung rumah dan sawah penduduk dari aliran lahar dingin.