Yaman pada sejarahnya merupakan negara yang masyarakatnya berkontribusi besar dalam perjalanan dan perkembangan Islam. Sejak awal Rosul membawa risalah Ilahiah, penduduk Yaman langsung memeluk Islam berbondong-bondong. Di masa Daulah Islamiyah, mujahidin Yaman turut dalam Futuhât Islamiyah (pembebasan Islam) di wilayah Syam, Mesir, Afrika Utara, Andalusia dan lainnya.
Sejak dulu masyarakat Yaman terkenal ramah dan memiliki hati yang lembut. Sifat ini diakui oleh Rosululloh. Ketika delegasi Yaman datang ke Madinah, Rosul bersabda, "Atâkum ahlul Yaman, hum araqqu afidatan wa alyanu qulûban." (Telah datang pada kalian penduduk Yaman. Mereka adalah orang yang paling lembut dan lunak hatinya).
Pada masa kini, Republik Yaman dikenal sebagai negara yang membebaskan rakyatnya memiliki senjata. Dengan jumlah penduduk 22 juta jiwa, negeri ini dikenal juga sebagai negeri sipil bersenjata. Hal ini yang membuat pihak asing harus berfikir panjang untuk memasuki Yaman. Ini pula yang menjadikan negara itu disegani, dan dengan alasan ini pula perang saudara mudah terjadi. Yaman sendiri baru bersatu pada tahun 1990 setelah sebelumnya terpecah dalam dua negara; Yaman Utara dan Yaman Selatan.
Sumbu Peperangan.
Setelah serangan-serangan 11 September 2001 terhadap New York dan Washington, Yaman bersekutu dengan AS dalam "perang melawan terorisme" dan menumpas kelompok-kelompok bersenjata yang mereka klaim bersekutu dengan al-Qaeda. Pemerintah Yaman yang bergandengan tangan dengan AS ini pun mendapat suntikan dana besar dalam menjalankan operasinya. Maka sejak 2005 saja, Yaman telah mengusir 16.000 orang yang dicurigai sebagai anggota jaringan Al-Qaeda.Pada tahun 2009 lalu, AS menggelontorkan dana 70 million dollar untuk membantu pemerintah Yaman memberantas terorisme.
Menguatnya bantuan Amerika ke Yaman, semakin membulatkan tekad kelompok mujahidin yang diklaim sebagai al-Qaeda, yang dalam pernyataannya, akan selalu mengincar Amerika dimana pun berada. Para mujahidinkemudian segera berdatangan dan menampakan diri di Yaman Selatan. Beberapa serangan yang diarahkan ke instansi milik Amerika menjadi sasaran serangan mereka. YamanSelatan pun bergejolak hingga kini.
Kebetulan yang Kebetulan.
Dengan dalih menargetkan anggota al-Qaeda, AS mengisyaratkan akan lebih mengintensifkan operasi militernya di Yaman.Padahal beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada bulan agustus 2010, lembaga pemantau hak asasi manusia Amnesti International mengindikasikan bahwa keterlibatan AS dan operasi militer melawan Al-Qaeda di Yaman banyak menimbulkan korban di kalangan masyarakat sipil. Amnesti Internasional mengatakan apa yang dilakukan AS melanggar hukum internasional.
Tapi, ah… sepertinya AS tidak pernah bosan bersandiwara. Tragedi kebetulan kembali terjadi… Kebetulan, sepekan sebelum Natal, AS mengebom beberapa lokasi di Yaman yang dicurigai sebagai sarang al-Qaida. Kebetulan juga, di awal Desember, saat mengumumkan penambahan 30.000 pasukan AS ke Afghan, Obama sudah menyebut-nyebut Yaman, “Where al Qaeda and its allies attempt to establish a foothold — whether in Somalia or Yemen or elsewhere — they must be confronted by growing pressure and strong partnerships.”
Lalu, kebetulan pula, di malam Natal tahun 2009 kemarin, seorang pemuda Nigeria yang latar belakangnya dengan sangat mudah dilacak bahwa dia punya kecenderungan radikal dan konon punya link dengan al-Qaida di Yaman, bisa lolos pemeriksaan di bandara, lalu melenggang naik Northwest 253 menuju Detroit. (Padahal, sudah umum diketahui, orang-orang dengan nama Islami pasti mengalami pemeriksaan jauh lebih ketat di bandara-bandara di negara Barat, bahkan cenderung berupa pelecehan, dibanding orang dengan nama‘biasa’). Kebetulan pula, dia membawa bahan peledak dan kebetulan, ada penumpang lain yang memergokinya. Gagallah upaya peledakan pesawat dengan 300 penumpang itu.(Dimanakahpara petugas FBI-CIA yang canggih seperti di cerita-cerita atau film-filmitu?).
Lalu, al-Qaida, entah dari mana, mengirimkan pesan lewat internet mengakui bahwa upaya peledakan Northwest 253 didalangi oleh mereka. Dan sudah bisa ditebak cerita selanjutkan: para politisi dan media AS beramai-ramai berteriak bahwa Yaman adalah sarang teroris. Obama pun mengeluarkan teriakan heroiknya, “Kami akan terus menggunakan semua elemen kekuatan nasional untuk melucuti dan mengalahkan kekerasan kaum ekstrimis yang mengancam kita, tak peduli apa mereka dari Afghanistan, Pakistan, Yeman, atau Somalia, atau dimana pun mereka merencanakan upaya penyerangan terhadap tanah air AS. “
Jihad Semakin Berkobar.
Pasca tragedi kebetulan yang kebetulan tersebut, pemerintahan Yaman pun dijanjikan mendapatkan bantuan dana lebih besar untuk mengatasi al-Qaeda di sana, bila di tahun 2009 dana yang dipinjamkan sebesar 70 juta USD, namun tahun ini bantuan yang diberikan meningkat hingga angka 150 juta USD. Amerika pun kali ini cukup berbaik hati, dengan menjadikan suntikan dana itu sebagai hibah. Namun untuk saat ini, Presiden Amerika, Barack Obama dalam pernyataannya mengatakan, dirinya tak akan mengirim pasukannya ke Yaman, namun negerinya siap menopang dari segi finansial. Hal yang sama juga ia berlakukan dengan negara Somalia yang konflik internalnya tak kunjung usai, dengan adanya pemberontakan dari Syabab Mujahidin yang juga menyatakan diri sebagai bagian dari organisasi al-Qaeda.
Bukan rahasia lagi bila Amerika selalu memiliki niatan terselubung dalam setiap aksinya. Politik yang mereka miliki dengan istilah stick or carrot tentu sangat mudah dipahami. Bukan mustahil dengan dalih pemberantasan teroris, mereka menginjakkan kaki di tanah Arab dan mengulang seperti apa yang pernah mereka lakukan di Afghanistan dan Irak. Hal ini yang dengan keras diperingatkan oleh Prof. Dr. Syeikh Abdul majid Az-Zindani, Rektor Universitas Al Iman di Yaman. Dalam wawancaranya dengan Al Jazeera beliau mengatakan bahwa keberadaan Amerika di Yaman tidak lain bertujuan untuk menjajah. Ulama yang diusir dari Mesir dalam pengembaraan ilmunya di sana, karena terlibat aktif di salah satu harakah Islamiyah terbesar di dunia ini, pernah memprediksikan adanya upaya dari Amerika dan Inggris bekerjasama dengan NATO dalam KTT London yang diadakan pada 28 Januari 2009 nanti untuk mengirimkan pasukannya ke Yaman. Maka benar saja, pasukan Amerika dan sekutunya kini telah bercokol di Yaman sebagaimana yang dinyatakan oleh pemerintah Yaman sendiri.Karenaitu, Prof. Dr. SyeikhAbdulmajid Az-Zindani yang dahulu memperingatkan akan kedatangan tentara AS, kini, bersama para ulama lainnya menyatakanf ardhu ‘ain untuk berjihad melawan tentara AS dan sekutunya.
Semoga para mujahidin yang berjuang membela agama Alloh di sana mendapatkan pertolongandan kemenangan atas segala fitnah dan peperangan yang dilancarkanmusuh-musuhmereka.