Mesir-HASMI.org| Sebagian dari kelompok oposisi Mesir menolak seruan Presiden Muhammad Mursi untuk diadakannya dialog nasional dalam upaya menyelasaikan konflik yang telah menyebabkan lebih dari 40 orang tewas sejak Jumat lalu.
“Setiap dialog yang akan dilakukan adalah buang-buang waktu jika presiden tidak bertanggung jawab terhadap peristiwa berdarah ini dan tidak berjanji untuk segera membentuk pemerintah keselamatan nasional dan komite yang seimbang untuk mengamandemen konstitusi,” kata pemimpin oposisi Muhammad ElBaradei melalui akun Twitternya.
Kekerasan meletus di sejumlah kota pada hari Jumat lalu selama aksi protes untuk menandai ulang tahun kedua dari Revolusi 25 Januari. Dan setidaknya sudah Sepuluh orang, dua petugas polisi dan 8 demonstran, tewas dalam bentrokan yang terjadi di kota kanal Suez dan Ismailia. Serta sekitar 33 pengunjuk rasa juga tewas di Port Said dalam bentrokan dengan pasukan keamanan sejak Sabtu lalu menyusul putusan pengadilan untuk menghukum 21 warga lokal dengan hukuman mati atas peran mereka pada insiden kerusuhan sepaka bola di stadion Port Said pada Februari 2012 lalu.
Dalam pidato pada hari Minggu malam, Presiden Mursi memberlakukan keadaan darurat pada 3 kota kanal (Suez, Ismailia dan Port Said) sebelum akhirnya menyerukan oposisi untuk duduk bersama pada hari Senin agar bernegosiasi.
Khalid Dawud, juru bicara Front Keselamatan Nasional (NSF), dan merupakan kelompok oposisi terbesar, mengatakan keputusan presiden mengabaikan fakta-fakta di lapangan.
“Jika (presiden) benar-benar ingin melindungi kehidupan, dia seharusnya mengambil langkah-langkah keamanan di Port Said sebelum pengumuman putusan tersebut,” katanya.
Mursi berusaha agar lepas tanggung jawab atas kondisi chaos di Mesir, Tambah Dawud. (Red-HASMI/IP)