Terperangkap Tipu Daya

Seraya memerintahkan Adam ‘alaihissalam dan istrinya tinggal di dalam surga, Alloh subhanahu wata’ala menyebutkan bahwa Dia membolehkan kepada Adam dan istrinya, Hawa’ untuk memakan dari semua buah-buahan kecuali satu pohon saja. Dia juga memperingatkan agar Adam ‘alaihissalam berhati-hati terhadap tipu daya Iblis yang merupakan musuh baginya dan bagi anak keturunannya.

Alloh subhanahu wata’ala berfirman:

وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ

“Dan Kami berfirman: “Ya Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik apa saja yang kalian sukai, dan janganlah kalian dekati pohon ini, yang menyebabkan kalian termasuk orang-orang yang zalim.”
(QS. Al-Baqoroh [2]: 35)

فَقُلْنَا يَا آدَمُ إِنَّ هَٰذَا عَدُوٌّ لَكَ وَلِزَوْجِكَ فَلَا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقَىٰ

“Maka Kami berkata: “Ya Adam, sesungguhnya iblis adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kalian berdua dari surga, yang menyebabkan kalian menjadi celaka.”
(QS. Thoha [20]: 117)

Ini merupakan bentuk pemuliaan kepada Adam ‘alaihissalam karena Alloh subhanahu wata’ala telah memberitahukan kepadanya siapa musuhnya yang akan mencelakakan beliau dan juga istrinya. Peringatan akan membuat Adam ‘alaihissalam dan istrinya lebih berhati-hati terhadap perangkap Iblis.

Iblis yang telah menyimpan dendam membara kepada Adam ‘alaihissalam yang telah menyebabkan dirinya terusir dari Surga dan mendapat predikat makhluk terlaknat, berusaha untuk melakukan makar, was-was dan tipuan untuk merampas dari keduanya segala kenikmatan dan pakaian indah yang mereka berdua peroleh.

Iblis menjebak Adam ‘alaihissalam agar terjatuh pada larangan Alloh subhanahu wata’a. Dia tidak rela kalau Adam ‘alaihissalam hidup penuh kenkmatan di dalam Surga. Iblis pun bersegera melancarkan misinya. Dengan segala tipu daya, Iblis yang mengaku sebagai sang penasihat mengatakan, “Kalian berdua dilarang memakan buah ini tidak lain agar kalian berdua tidak menjadi malaikat atau kekal selamanya di Surga”. Artinya, jika kalian berdua memakan buah itu, kalian berdua akan menjadi malaikat atau kekal selamanya di Surga. Sungguh tipuan yang sangat menggiurkan!

Adam ‘alaihissalam terperangkap tipu daya Iblis. Bukan hanya mendekati pohon itu, tapi justru mereka berdua memakan buahnya yang menyebabkan ia terpuruk jatuh dalam sebuah pelanggaran. Maka pada saat itu aurat keduanya pun mulai terbuka.

Alloh subhanahu wata’ala berfirman,

فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَٰذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ. وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ. فَدَلَّاهُمَا بِغُرُورٍ ۚ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ ۖ وَنَادَاهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُلْ لَكُمَا إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُبِينٌ

“Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya agar aurat mereka terbuka dan setan berkata: “Tuhan kalian tidak melarang kalian mendekati pohon ini, melainkan supaya kalian tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal  di dalam surga”. Setan berkata sambil bersumpah kepada keduanya. “Sesung-guhnya aku hanyalah pemberi nasehat kepada kalian berdua”. Maka setan menipu keduanya dengan membujuk agar memakan buah itu. Ketika keduanya telah mencicipi buah pohon itu, terbukalah aurat mereka, lalu keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kalian berdua untuk mendekati pohon itu dan Aku katakan kepada kalian: “Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian?”
(QS. Al-A’raf [7]: 20-22)

Qatadah mengatakan tentang ayat ini, bahwa setan berkata dengan bersumpah atas nama Alloh subhanahu wata’ala di hadapan Adam ‘alaihissalam dan istrinya: “Sesungguhnya aku telah diciptakan sebelum kalian, dan aku lebih tahu daripada kalian, maka ikutilah aku, niscaya aku akan membimbing kalian.”

Begitulah perangkap dan tipu daya Iblis kepada Adam ‘alaihissalam dan istrinya yang menyebabkan keduanya dikeluarkan dari Surga dan hidup di bumi penuh dengan kesulitan.

Adam ‘alaihissalam dan istrinya pun menyesal dan bertaubat  kepada Alloh subhanahu wata’ala seraya mengucapkan,

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Yaa Robb kami, kami telah menzolimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.”
(QS. Al-A’raf [7]: 23)

Kata-kata ini diucapkan Adam ‘alaihissalam sebagai pengakuan, taubat, merendahkan diri, tunduk dan permohonan kepada Alloh subhanahu wata’ala.

Check Also

SA’ID BIN AMIR / Pemilik Kebesaran di Balik Kesederhanaan

SA’ID BIN AMIR Pemilik Kebesaran di Balik Kesederhanaan  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot