SUNGAI DI SURGA BEGITU INDAH LAGI MENAWAN

SUNGAI DI SURGA BEGITU INDAH LAGI MENAWAN

Surga adalah negeri yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, negeri yang istana-istananya berbatu-bata emas, berbatu-bata perak, berplester kesturi wangi, berlahan subur mutiara dan yaqut. Tanahnya berasal dari za’faran, dan kemahnya berasal dari mutiara berlubang.

Demi Alloh, surga adalah negeri yang berkilau kemilau dan berbau semerbak, dengan sungai yang terus mengalir dan buah-buahan bersusun hijau, serta istri-istri nan cantik jelita. Di sana ada pohon sidir yang tidak berduri, buah pisang yang bersusun-susun, pohon rindang membentang dan air yang tertuangkan.

Agar kita rindu kepada surga, marilah kita menelusuri salah satu kenikmatan surga, yaitu sungai al-Kautsar.

SUNGAI DI SURGA YANG INDAH LAGI MENAWAN

Alloh Ta’ala berfirman:

إِنَّآ أَعۡطَيۡنَٰكَ ٱلۡكَوۡثَرَ ١

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.” (QS. Al-Kautsar: 1)

SIFAT-SIFAT SUNGAI AL-KAUTSAR

Jumlah Bejananya Sejumlah Bintang di Langit

Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam bersabda, “Tahukah kalian apakah al-Kautsar itu?” Kami menjawab, “Alloh dan Rosul-Nya yang lebih mengetahuinya?” Beliau bersabda:

فَإِنَّهُ نَهْرٌ وَعَدنيه رَبِّي، عَزَّ وَجَلَّ، عَلَيْهِ خَيْرٌ كَثِيرٌ، هُوَ حَوْضٌ تَرِدُ عَلَيْهِ أُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ، آنِيَتُهُ عَدَدُ النُّجُومِ فَيَخْتَلِجُ الْعَبْدُ مِنْهُمْ، فَأَقُوْلُ: رَبِّ إِنَّهُ مِنْ أُمَّتِي. فَيَقُوُلُ: إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثَ بَعْدَكَ

“Sesungguhnya al-Kautsar itu adalah suatu sungai yang dijanjikan Alloh ‘Azza wajalla kepadaku. Di atasnya terdapat kebajikan yang banyak. Ia adalah telaga yang akan didatangi umatku pada hari kiamat. Jumlah bejananya adalah sejumlah bintang di langit. Ada seorang hamba di atara mereka yang tertahan sehingga tidak bisa mendatangi telaga tersebut. Lalu aku berkata, “Sesungguhnya engkau tidak tahu apa yang dilakukannya sesudahmu.”

Airnya Beraroma Kesturi yang Sangat Wangi

Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas rodiyallohu’anhu, ia mengatakan bahwa Rosulullloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam bersabda:

دَخَلْتُ الْجَنَّةَ فَإِذَا أَنَا بِنَهْرٍ، حَافَّتَاهُ خِيَامُ اللُّؤْلُؤِ، فَضَرَبْتُ بِيَدِي إِلَى مَا يَجْرِي فِيهِ الْمَاءُ، فَإِذَا مِسْكٌ أَذْفَرُ. قُلْتُ: مَا هَذَا يَا جِبْرِيلُ؟ قَالَ: هَذَا الْكَوْثَرُ الَّذِي أَعْطَاكَهُ اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ

“Aku masuk surga. Tiba-tiba aku berada di suatu sungai yang mana kedua tepinya adalah tenda yang terbuat dari mutiara. Lalu aku mencelupkan tanganku ke dalam air yang mengalir di sungai tersebut, maka tiba-tiba tanganku beraroma minyak Kasturi yang sangat wangi. Aku bertanya, “Apa ini, wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Ini adalah sungai al-Kautsar yang telah di anugerahkan oleh Alloh kepadamu.”

Warna Airnya Lebih Putih dari Susu dan Rasanya Lebih Manis dari Madu

Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas, bahwa seorang laki-laki bertanya, “Wahai Rosululloh, apakah al-Kautsar itu?” Beliau menjawab:

نَهْرٌ فِي الْجَنَّةِ أَعْطَانِيهِ رَبِّي، لَهُوَ أَشَدَّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ، وَأَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ، فِيهِ طُيُورٌ أَعْنَاقُهَا كَأَعْنَاقِ الْجُزُرِ”. قَالَ عُمَرُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّهَا لَنَاعِمَةٌ؟ قَالَ: “أَكْلُهَا أَنْعَمُ مِنْهَا يَا عُمَرُ

“Sungai di surga yang dianugerahkan Robb-ku kepadaku. Sungguh sungai tersebut lebih putih dari susu, lebih manis dari madu, di sekelilingnya terdapat burung-burung yang lehernya seperti leher unta.” Umar berkata, “Ya Rosululloh, sesungguhnya burung-burung itu benar-benar mengenyam kenikmatan?” Beliau bersabda, “Pemakan burung-burung itu lebih mengenyam kenikmatan, wahai Umar.”

Kedua Tepi Sungainya Terbuat dari Emas

Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Umar rodiyallohu ‘anhuma, ia mengatakan bahwa Rosululloh Sholallohu ‘alaihi Wassalam bersabda:

الْكَوْثَرُ نَهْرٌ فِي الْجَنَّةِ حَافَّتَاهُ مِنْ ذَهَبٍ، وَالْمَاءُ يَجْرِي عَلَى اللُّؤْلُؤِ، وَمَاؤُهُ أَشَدَّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ، وَأَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ

“Al-kautsar adalah sungai di surga yang kedua tepinya terbuat dari emas, airnya mengalir di atas mutiara, warna airnya lebih putih dari susu, dan lebih manis dari susu.” (Lihat: Tafsir Ibnu Katsir Surat al-Kautsar ayat 1)

Tafsir Ibnu Katsir

Akhukum fillah, Arifin, SHI.

Check Also

KESOMBONGAN SEBAB KETERPURUKAN (Oleh : Abu Fayyadh Hanif, S.Th.I.)

KESOMBONGAN SEBAB KETERPURUKAN Oleh : Abu Fayyadh Hanif, S.Th.I.  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot