Yakinlah!…Hartamu Tak Berkurang
Oleh: Arifin, SHI.
Ketahuilah bahwa harta yang seorang punyai itu ada tiga, yaitu apa yang ia makan kemudian habis, apa yang ia pakai kemudian usang, dan apa yang ia infakkan kemudian ia mendapatkan pahala. Sedangkan apa yang selain itu akan hilang dan ia tinggalkan untuk ahli warisnya. (HR. Muslim)
Sungguh sangatlah merugi di akhirat kelak, jika seorang hamba sewaktu di dunia menumpuk segudang kekayaan dengan bekerja keras di waktu siang dan malam, namun ia tidak mau menginfakkan harta bendanya pada sarana kebaikan. Keadaan dirinya lalai, terbuai, terpikat, dan terpedaya dengan keindahan dan manisnya harta benda. Sungguh, ia akan menemui penyesalan tiada tara pada hari Kiamat.
Alloh berfirman:
وَأَنفِقُواْ مِن مَّا رَزَقۡنَٰكُم مِّن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَ أَحَدَكُمُ ٱلۡمَوۡتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوۡلَآ أَخَّرۡتَنِيٓ إِلَىٰٓ أَجَلٖ قَرِيبٖ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ ١٠
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepada kalian sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kalian; lalu ia berkata: “Ya Robb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang sholih?” (QS. Munafiqun : 10)
Maukah kita bernasib demikian?
Saudaraku kaum Muslimin…
Harta dan kekayaan yang bernar-benar kita miliki dan nikmati ialah yang telah diinfakkan di jalan Alloh. Betapapun harta yang kita donasikan, niscaya pundi-pundi pahala akan kita raih, bahkan satu dari delapan pintu surga dibukakan bagi kita yang gemar berinfak.
Harta yang akan ditinggalkan kita setelah kematiaan pada hakikatnya menjadi milik ahli waris. Rumah megah yang kita usahakan dengan bercucuran keringat, mobil mewah yang kita peroleh dengan jerih payah, dan tanah melimpah ruah yang kita dapatkan dengan penuh pengorbanan, seluruhnya menjadi milik ahli waris. Mereka menikamati harta dan kekayaan kita dengan suka cita dan penuh kegembiaraan, namun apakah mereka bisa menyelamatkan kita dari pedihnya api neraka yang menyala-nyala?
Rosululloh r bersabda:
“Adakah diantara kalian yang lebih mencintai harta untuk ahli warisnya daripada hartanya sendiri?” Mereka (para sahabat menjawab), ‘Wahai Rosululloh, tidak ada seorangpun di antara kami kecuali lebih mencintai hartanya sendiri.’ Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya hartanya yang sebenarnya adalah yang ia infakkan. Sedangkan harta untuk ahli warisnya adalah yang ia tinggalkan (belum ia infakkan).” (HR. Bukhori)
Saudaraku kaum Muslimin…
Berinfaklah wahai anak Adam, niscaya Alloh akan memberimu ganti. Tidakkah engkau tahu tentang kisah seseorang yang datang kepada Rosululloh dengan membawa seekor unta yang terikat dengan tali kekangnya, kemudian ia berkata, “Ini saya infakkan di jalan Alloh. Maka Beliau bersabda, “Karenanya, kelak engkau akan mendapatkan ganti di hari kiamat dengan tujuh ratus ekor unta, seluruhnya terikat dengan tali kekangnya.” (HR. Muslim)
Tidakkah engkau tahu bahwa malaikat akan mendoakan ganti bagimu taatkala engkau berinfak. “Tiadalah hari yang dilewati oleh semua hamba kecuali pada pagi harinya ada dua malaikat turun. Kemudian salah satu dari malaikat tersebut berkata, ‘Ya Alloh, berilah ganti kepada orang yang berinfak.’ Sedangkan malaikat yang satunya lagi berucap, ‘Ya Alloh, hilangkanlah harta yang tidak mau berinfak.” (HR. Bukhori)
Janganlah engkau takut meninginfakkan hartamu karena kemiskinan akan menimpamu. Janganlah engkau khawatir mendermakan hartamu karena kefakiran akan menyelimuti kehidupanmu. Sungguh, harta yang engkau infakkan atau harta yang engkau sedekahkan, niscaya tidak akan berkurang.
“Harta itu tidak akan berkurang karena disedekahkan.” (HR. Muslim)
Tidakkah engkau tahu bahwa Alloh berjanji kepadamu akan mengganti barang apa saja yang nafkahkan. “Dan barang apa saja yang kalian nafkahkan, niscaya Alloh akan mnggantinya dan Dialah pemberi Rezeki yang sebaik-baiknya..” (QS. Saba’ :39)
Ingatlah dan renungkanlah kisah Aisyah . Suatu sore Aisyah berpuasa. Ia hanya memiliki dua buah roti untuk berbuka. Kemudian datanglah seorang pengemis, lalu ia memerintahkan pembantunya untuk memberikan pengemis itu satu buah roti. Kemudian datanglah pengemis lainnya, lalu ia memerintahkan pembantunya untuk memeberikan satu roti lagi, akan tetapi pembantu itu enggan. Akhirnya, ia sendiri yang memberikannya. Pada waktu sore harinya, tiba-tiba ada seorang budak utusan keluarga fulan yang membawa kambing bakar yang di atasnya ada roti. (al-Birru wash-shilah, karya Ibnul Jauzi)
Subhanalloh…alangkah menakjubkan bukan?