عن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما قال :ليس الواصل بالمكافئ ولكن الواصل الذي إذا قطعت رحمة وصلها. ( رواه البخاري).
Dari Abdullah bin ‘Amru bin Al-‘Ash berkata: “Bukanlah penyambung silaturrahim itu orang yang membalas kunjungan, tetapi penyambung silaturrahim adalah orang yang jika hubungan dengan kerabatnya terputus, ia menyambungkannya kembali.” (HR. Bukhari)
.:: SEKILAS TENTANG ABDULLAH BIN AMR BIN AL-ASH
Abdullah bin Amru bin Al-Ash atau dikenal juga dengan nama panggilan Abu Muhammad, termasuk sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mempunyai keutamaan yang istimewa. Beliau radhiyallahu ‘anhu memiliki perawakan yang tinggi, gemuk dengan wajah kemerah-merahan, rambut dan jenggotnya putih. Diusia senjanya, matanya buta. Dia ikut berhijrah sebelum futuh Mekkah, sahabat yang zuhud, ahli ibadah dan mumpuni dibidang ilmu. Hal ini terbukti dari perhatiannya terhadap Al-Qur’an hingga ia hafal Al-Qur’an seluruhnya, begitupun beliau sangat perhatian terhadap hadits yang beliau radhiyallahu ‘anhu riwayatkan, dimana ia telah meriwayatkan hadits sebanyak 700 hadits, dan ia mencatat hadits yang didengarnya dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah mendapatkan izin dari beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu memberikan komentar tentangnya: “Tidak ada seorangpun yang lebih hafal dariku mengenai hadits Rasulullah, kecuali Abdullah bin Amr bin Al-Ash. Karena ia mencatat sedangkan aku tidak.” Abdullah bin Amr bin Al-Ash meninggal pada tahun 63 H di usia 72 tahun.
.:: PENJELASAN SINGKAT
Hadits diatas menjelaskan keutamaan silaturrahim. Dan bahwasannya orang yang bersilaturrahim itu bukan orang yang melakukan kunjungan balasan, yang jika kerabatnya bersilaturrahim maka iapun balas bersilaturrahim. Akan tetapi, orang yang bersilaturrahim adalah orang yang jika silaturrahimnya terputus ia selalu berupaya menyambung kembali. Sehingga silaturrahim yang ia lakukan karena Allah itu tak terbalaskan oleh hamba Allah. Juga bukan yang bertujuan untuk mendapatkan pujian dari manusia.
.:: KANDUNGAN HADITS
-
- Seorang muslim harus memulai menyambung hubungan dengan kaum kerabatnya, dan terus melakukan hal tersebut meski mereka tidak menerima atau mengimbangi tindakannya itu dengan kebaikan.
- Kewajiban untuk mengikhlaskan amal perbuatan hanya untuk Allah semata, meskipun Dia tidak mendatangkan kebaikan di dunia, maka di akhirat kebaikan akan selalu bersamanya.
- Kejahatan yang dilakukan terhadap orang muslim tidak boleh menjadikannya memutuskan perbuatan baik dengan orang yang berbuat jahat kepadanya.
- Silaturrahim yang ditetapkan syariat adalah menyambung hubungan dengan orang yang memutus hubungan denganmu, memberi ma’af kepada orang yang berbuat dzalim kepadamu, memberi orang yang tidak mau memberi padamu, dan silaturrahim itu bukanlah penyambungan hubungan yang mengharapkan balasan. (Red-HASMI).
.:: Wallahu Ta’ala ‘Alam ::.