MAKAR BUSUK “SI ANAK HITAM” (Oleh : Dr. Muhammad Sarbini, M.H.I.)

MAKAR BUSUK “SI ANAK HITAM”

Oleh : Dr. Muhammad Sarbini, M.H.I.

Munculnya berbagai aliran sempalan dan firoq dollah (kelompok-kelompok sesat) di umat ini tidak lepas dari adanya konspirasi Iblis dan bala tentaranya di kalangan kaum kafirin (Yahudi dan Nasrani). Salah satu cabang konspirasi Iblis dan bala tentaranya saat ini yang amat berbahaya adalah agama Syi`ah. Konsep dan gerakan Syi`ah sejak awal kemunculannya merupakan skenario besar konspirasi Yahudi melalui tokoh pemerannya yaitu Abdulloh bin Saba.

Tahukah anda siapa Abdulloh bin Saba? Di tengah kepastian dan keyakinan tentang adanya Abdulloh bin Saba, para sejarawan berbeda pendapat tentang siapa nama aslinya dan dari keluarga mana serta kelahiran mana. Ini menunjukkan bahwa sejak awal kemunculan dan keberadaan si “anak hitam” ini merupakan misteri yang dipastikan bagian dari konspirasi Yahudi Internasional. Yang pasti, berdasarkan riwayat sejarah, Abdulloh bin Saba berasal dari Yaman, baik riwayat yang mengatakan dari kabilah Himyar maupun yang mengatakan dari kabilah Hamdan. Dia dikenal sebagai “anak hitam” karena sang ibu yang melahir-kannya adalah orang “Habasyah” (Etiopia).

(Lihat: Ibnu Hazm dalam al-Fasl Fi al-Milal wa an-Nihal, al-Baladzari dalam Ansab al-Asyraf, Dan al-Farazdaq dalam Diwannya, Tarikh at-Tobari dan adz-Dzahabi dalam Tarikh al-Islam).

Yaman saat itu dihuni oleh ahlul Kitab Yahudi dan Nasrani. Latar belakang inilah yang kita lihat nanti begitu tampak dalam pemikiran sesat yang disebarkannya dalam merusak kaum muslimin. Dalam sejarahnya (walaupun tahun 70 M sebagai tanda masuknya orang-orang Yahudi tidak bisa dipastikan ketepatannya) orang-orang Yahudi masuk ke kota Yaman setelah diusir dari Palestina oleh Imperium Romawi di bawah Titus. Lalu, setelah bangsa Habasyah menguasai Yaman, di tahun 525 M mulailah orang-orang Nasrani memasuki kota Yaman. Di masa inilah pemikiran-pemikiran Yahudi dan Nasrani bersatu menjadi pemikiran-pemikiran kufur baru yang mengkristal. (Lihat: al-Yaman `Ibar at-Tarikh oleh Ahmad Husein, Madzhab al-Islamiyyin oleh Abdurrahman Badawi, Tarikh al-`Arb Qobla al-Islam oleh Jawwad `Ali).

Kehadiran Abdulloh bin Saba di tengah-tengah kaum Muslimin sebenarnya sudah dirancang oleh Yahudi sejak tahun 30 H, bahkan sebelumnya. Dia pura-pura masuk Islam di zaman `Utsman bin `Affan Rodhiyallohu’anhu. Tak ada satu buku sejarah pun yang berbeda pendapat bahwa Abdulloh bin Saba pada asalnya adalah seorang Yahudi, seperti yang diungkap oleh at-Tobari, Ibnu `Asakir, Ibnu al-Atsir, al-Bagdadi dan Ibnu Hazm. Upayanya merusak kaum muslimin dilakukan dengan berkeliling ke negeri-negeri Islam menyebarkan fitnahnya, dimulai dari Hijaz, lalu Basroh, Kufah dan Syam. Ide busuknya dimulai dengan menebar ideologi kotornya yang berasal dari Yahudi. Dibangunnya landasan yang sesat yang menggiurkan orang-orang berpikiran miring, dan mengikuti hawa nafsunya. Jalannya pun berliku-liku dibungkus dengan kosmetik, membuat orang tergiur dan berkerumun di sekitarnya.

Dia otak-atik Al Qur`an dan membuat-buat ta`wil yang sesat dengan mengklaim bahwa Rosululloh Shollallohu’alaihiwasallam akan bangkit kembali. Dengan busuknya dia mengatakan: “Mengherankan ada orang yang meyakini bahwa Isa ‘Alaihissalam akan kembali, akan tetapi tidak percaya bahwa Muhammad akan kembali. Padahal Alloh Subhanahuwata’ala berfirman:

“Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) al-Qur’an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali..” (QS. Al Qashash {28}: 85)

Dalam ta`wil busuknya dia mengatakan yang dimaksud ma`ad (tempat kembali) di ayat ini adalah akhir zaman. Untuk itu Muhammad lebih berhak kembali (reinkarnasi) dibanding Isa ‘Alaihissalam.

Si Hitam kotor inipun menempuh jalan analogi sesat yang mengklaim adanya wasiat Nabi  kepada Ali Rodhiyallohu’anhu, dengan mengatakan: “Ada seribu Nabi, dan setiap Nabi mempunyai washi (penerima wasiat). Ali Rodhiyallohu’anhu adalah washi Muhammad”, lalu ia mengatakan: “Muhammad adalah penutup para Nabi, dan Ali adalah penutup para washi”. (Lihat: Tahqiq Mawaqif as-Sohabat Fi al-Fitnah oleh Muhammad Amhazun).

Ketika suasana memungkinkan, dia mulai beranjak ke tujuan yang telah direncanakan, yaitu mengadakan pemberontakan terhadap `Utsman bin `Affan Rodhiyallohu’anhu. Provokasipun mulai ditebar: “Adakah yang lebih dzolim dibandingkan orang yang merebut wasiat Rosululloh Shollallohu’alaihiwasallam?” “Utsman telah merebutnya dengan cara yang tidak benar, padahal Ali lah washi Rosululloh Shollallohu’alaihiwasallam. Sekarang bergeraklah kalian untuk merebut kepemimpinan ini! Bangkitlah! Dan gerakkanlah segala potensi! Lawan dan hujat pemimpin-pemimpin kalian saat ini”.

Konspirasi ini pun menuai korban pertama, sahabat yang Mulia, amirul mu`minin `Utsman bin `Affan Rodhiyallohu’anhu. Konspirasi inipun membentuk satu arus agama baru yaitu agama Sabaiyyah, Syi`ah yang jelas agama baru yang bukan Islam. Akankah sejarah ini berulang di tubuh umat Islam sekarang? Konspirasi ini sedang menampakkan giginya di dunia internasional kita setelah revolusi Iran berkembang… Hati-hati dan waspadalah…

Ingatlah dan sadarlah… wahai saudaraku !!! Keterpurukan akan terus mencengkram dan menggenggam umat ini, jika tak ada kesadaran dan kebangkitan…

Sumber : Materi Majalah INTISARI HASMI Vol. 0003 Rubrik Konspirasi

 

Check Also

KESOMBONGAN SEBAB KETERPURUKAN (Oleh : Abu Fayyadh Hanif, S.Th.I.)

KESOMBONGAN SEBAB KETERPURUKAN Oleh : Abu Fayyadh Hanif, S.Th.I.  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot